Kaskus

Regional

bojes6969Avatar border
TS
bojes6969
[COC Regional : Kebudayaan] Tradisi Rokat Tase’ Khas Madura
Tradisi Rokat Tase’ Khas Madura
[COC Regional : Kebudayaan] Tradisi Rokat Tase’ Khas Madura

Assalamualaikum Wr. Wb.
Halo gan sist kaskuser raya dimanapun kalian berada
Sehubungan dengan adanya event COC Serentak seluruh regional se-Kaskus Raya, ane ikut serta meramaikan nih. Kali ini bertema tentang kebudayaan.
Silakan disimak dan ditunggu komentarnya ya gan sist...
emoticon-Kaskus Loversemoticon-Kaskus Lovers emoticon-Kaskus Lovers

[COC Regional : Kebudayaan] Tradisi Rokat Tase’ Khas Madura


Tradisi masyarakat Madura, khususnya pesisir madura, salah satu kegiatan ritual yang dijalani antara lain berupa Rokat Tase’, yang mempunyai selamatan ditujukan kepada “penguasa” laut, yang telah banyak memberikan riski terhadap masyarakat setempat, dengan melimpahnya hasil tangkapan ikan di laut.

Rokat Tase’ juga disebut Petik Laut, atau Larung Sesaji bagi masyarakat Jawa, merupakan peristiwa ritual yang dilakukan para nelayan sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberi limpahan hasil ikan tangkapan di laut.

Demikian pula yang dilakukan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, berlangsung hitmad pada 12 Januari 2012. Upacara ritual Rokat tase’ yang sebelumnya diawali parade kesenian tradisi masyarakat setempat, dimulai arakan sesaji yang akan dilarung ke laut serta pertunjukan ludruk (ketoprak) dengan mengambil cerita sekitar sejarah terjadinya rokat tase’.

Peristiwa rokat tase’, ujar Muhammad, salah seorang tokoh dan pelaksana acara upacara rokat tase’ yang ditemui Lontar Madura dikediamannya, bahwa rokat tase’ terlah berlangsung dari generasi ke generasi.

Para penduhulu mereka, konon menurut Muhammad, salah seorang pelaku rokat tase’, pada jaman dulu, katanya, ada seorang kesohor dengan pembatunya ketika menjala ikan di laut (setelah sekian lama tidak mendapatkan hasil tangkapan ikan) tiba-tiba mendapatkan ikan besar. Namun, ketika ikan itu diraihnya ikan tersebut berbicara dan meminta agar dilepaskan kembali, dan ikan itu berjanji akan menggantikan tangkapan ikan yang lebih banyak

Atas permintaan ikan tersebut, sang tokoh tentu melepaskannya. Anehnya, sambung Muhammad, “pada tangkan ikat selanjut, dia benar-benar menghasilkan tangkapan ikan yang melimbah”.

Pada saat setelah itulah, secara rutin, setiap tahun, yang biasanya dilakukan bulan pertama, dia dan masyarakat nelayan setempat melakukan rokat, yaitu selamatan memberi sekedah ke laut. Dan selama melakukan rokatan itukan, kehidupan nelayan setempat menjadi makmur. Meski demikian, katanya, mitos yang dibangun dari cerita tersebut dilakukan sebegai bentuk tradisi memungkinkan masyatakat nelayan menjadi lebih bergairah ketika sedang melaut.

Mengingat masyarakat Desa Tanjung menganut Islam yang taat, dalam prosesi rokat tase’, mereka melibat para ulama dan kiyai untuk menyambung doa. Maka menjelang pelepasan (larung) sesaji ke laut dilakukan doa bersama yang diawali dengan sholawatan dan tahlilan dengan harapan doa-doa tersebut mengantar para nelayan mendapat hasil yang melimpah.


Membangun Rasa Sosial

[COC Regional : Kebudayaan] Tradisi Rokat Tase’ Khas Madura


Sebelum dilepas (dilarung), tempat sesaji, kemudian disebut bitek sejenis perahu kecil ,dibuat sedemian rupa agar dapat diisi aneka benda yang dianggap “mewakili” barang-barang kepemilikan para nelayan, berupa apa saja, bisa kain, makanan, hasil pertanian dan lainnya, kemudian diinapkan dan diletakkan dermaga tempat nelayan akan berlabuh (jaghangan) selama dua malam.

Awalnya rokat tase’ ini dinamai rokat jaghangan, karena rokatnya berlangsung di tepi pantai dimana para nelayan menyandarkan perahunya, sebelum berlayar menuju laut. “Disetiap desa dimana disitu ada jaghangan, biasanya mereka para nelayanan juga melakukan rokat tase’”, tambahnya. Maksud penginapan wadah sesaji tersebut, untuk memberi kesempatan pada masyarakat yang lain, barangkali mau “menitipkan” sesajinya melalui wadah tersebut, “hal ini dilakukan dengan suka rela, dalam bentuk apa saja”. Tapi umumnya dalam bentuk uang. Namun yang pokok dalam sesaji, tambah Muhammad, yaitu kepala kambing.

Masruri, salah seorang penduduk setempat juga membenarkan. Dan selain itu katanya, pada saat menjelang rokat tase’ , para warga sekitar memperingatinya dengan memasak makanan hidangan. “Hal dilakukan setiap rumah”.

Dari hidangan nasi dan lauk-pauknya disiapkan untuk para warga, kerabat dan tamu-tamu yang menghadiri dan menyaksikan rokat tase’. “Dalam hal silaturrahmi memang berusaha kami bertahankan, yang juga merupakan bentuk rasa syukur kami atas limpahan rahmat Allah melalui jala ikan kami di tengah laut”.

Di Madura sendiri, ada beberapa perbedaan ritual dan proses rokat tase' ini. Seperti yang ada di Pulau Mandangin di Kabupaten Sampang yang juda pernah mengadakan Rokat Tase'. Yang dilakukan masyarakat nelayan yang ada di Pulau Mandangin Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Sebelumnya perlu teman-teman ketahui Pulau Mandangin merupakan sebuah pulau yang memiliki luas sekitar 1,65 kilometer persegi dan memiliki jumlah penduduk yang cukup padat. Dengan luas pulau demikian, jumlah penduduk mencapai 18.000 jiwa, sehingga rumah-rumah tampak berdekatan dan jalan-jalan tidak begitu lebar.


Runtutan Proses Rokat Tase' di Pulau Mandangin

[COC Regional : Kebudayaan] Tradisi Rokat Tase’ Khas Madura


Upacara ritual Rokat tase’ diadakan selama tiga hari dengan beberapa tahapan. Acara Rokat tase’ sebelumnya diawali dengan acara selametan bersama warga yang diadakan di rumah Bapak Kepala Desa atau yang biasa disebut Bapak Klebun. Dalam acara selametan semua warga berkumpul untuk berdoa bersama demi kelancara acara Rokat Tase’.

Kemudian dihari kedua adalah hari jadi acara Rokat Tase’. Sejak pagi hari semua masyarakat sudah bersiap dengan berkumpul di sebuah musholla. Di area musholla tempat berkumpul terdapat dua makam sosok penting di Pulau Mandangin yakni Bangsacara dan Ragapadmi. Sebelum menuju tepi pantai untuk memulai acara kembali diadakan doa bersama sembari membaca sholawat bersama.

Di lain sisi, masyarakat Pulau Mandangin sudah selesai menghias perahu untuk acara Rokat Tase’ tidak ketinggalan juga pernak-pernik yang akan dibawa dan yang diarung ke laut. Selama acara berlangsung arus transportasi laut menuju Pulau Mandangin pun ditutup untuk umum.

Acara Rokat Tase’ sendiri difasilitasi oleh masyarakat dan dinas terkait dengan bergotong royong sehingga acara berlangsung ramai dan meriah, selain itu ada aparat Kepolisian dan TNI serta Wakil Bupati Sampang turut hadir memeriahkan acara Rokat Tase' di Pulau Mandangin. Pada kegiatan kemarin kita dari Tim Gerbang Pulau Madura bersama perwakilan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sampang turut mengabadikan acara Rokat Tase'. Acara dimulai dari jam 07.00 pagi hingga selesai pada siang menjelang sore hari.


Pada hari ketiga sekaligus hari terakhir merupakan acara ludruk dan hiburan rakyat lainnya. Rokat Tase’ sendiri rutin diadakan setiap tahun pada bulan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, acara ini biasa ditunggu-tunggu oleh semua masyarakat di Pulau Mandangin. Jika teman-teman ingin melihat langsung acara Rokat Tase’ di Pulau Mandangin ini bisa datang langsung tahun depan.


Bagaimana? Agan dan sista tertarik kah untuk melihat langsung tradisi tersebut?
Sering update info melalui media online ya gan, biar bisa berkunjung ke Madura dan langsung menyaksikan ritual rokat tase’
emoticon-I Love Indonesia (S)


Quote:
Diubah oleh bojes6969 13-03-2020 09:38
istijabahAvatar border
jimy8Avatar border
laylasyahAvatar border
laylasyah dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.3K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan