Kaskus

Food & Travel

tyatutuAvatar border
TS
tyatutu
Diserang Ketakutan di Semarang

Salah satu cara meredakan konflik adalah menyingkirkan diri sejenak dari masalah. Bukan lari tapi berkontemplasi sembari mencari jalan keluar untuk segala yang terbaik. 

Mungkin sebagian orang tidak setuju dengan cara tersebut, tapi bagi saya ini penting untuk mencari solusi dengan hati yang jauh lebih damai dan pikiran dingin. 

Semarang adalah salah satu destinasi yang saya pilih saat saya sedang berkonflik dengan orang rumah. Sebelum memutuskan ke Semarang, sebenarnya saya bimbang saat memilih tempat. Pengen ke banyak tempat tapi bujet tak dapat. hahaha...

Jadilah saya 'kabur' ke Semarang dan berkontemplasi alias jalan-jalan.  Siap-siap ke Semarang hubungi beberapa teman di sana, (tapi sampai pulang ini teman gak bisa ditemui karena sibuk parah). 

Rasa lelah dan pengen rebahan juga mengalahkan rasa takut keluar stasiun di malam buta saat itu hampir tengah malam. Sambil berdoa komat kamit, maka jadilah dengan langkah lebar-lebar dan berjalan cepat saya menuju hostel di seberang stasiun Semarang. Rasa deg-degan, khawatir becampur jadi satu. Pikiran akan ada yang jegat atau disekap dari belakang menghantui saya kala itu yang benar-benar sendirian. 
emoticon-Takut

Saya ke Semarang berangkat pake kereta menjelang magrib dan sampai di sana sekitar jam 12 malam. Nah bingung lah, udah sampai di stasiun Semarang, mau tidur di stasiun apa di hotel. Was-was juga karena cuma sendiri dan was-was juga kalau keluar stasiun takut diculik atau dirudapaksa hahahaha, karena kondisi stasiun yang sepi banget.

 Diserang Ketakutan di Semarang

Risiko dari implusivitas saya ini adalah saya ga sempet pesen hotel. Bodoh! Di stasiun Tawang, saya melihat plang hostel di kejauhan. Saya pikir lumayan juga jalannya karena harus melewati jembatan yang super gelap dan seram. Di sekitarnya ada beberapa laki-laki mengobrol.  

Melihat kondisi itu saya memutuskan tidur di stasiun saja sampai pagi. Pas mau penjamkan mata, saya tahu saya diawasi satpam yang aneh dengan kesendirian saya. Sirat mata dia antara curiga dan kasihan. Karena gak nyaman diliatin gitu, saya akhirnya memutuskan untuk ke hotel seberang stasiun ini. 

Mata saya terus awas memperhatikan pergerakan laki-laki di sekeliling saya, takut kalau ada pergerakan mencurigakan saya bisa lari. Dan entah kenapa saya merasa hotel tujuan saya gak sampai-sampai padahal dari kejauhan itu terasa dekat. 
Oh ya saya turun di Semarang Tawang dan seharusnya saya lebih baik turun di Stasiun Semarang Poncol. 

Stasiun Semarang Tawang nyatanya emang lebih sepi daripada stasiun Semarang Poncol. Klo Stasiun Poncol ini lebih banyak penginapan yang dekat dan lebih ramai karena dekat pasar. 

Ok balik lagi ke peristiwa di malam itu, akhirnya saya sampai di mulut hostel sambil bersyukur. Saya pun memutuskan nginep di sini yang memang mirip kayak kos-kosan. Awalnya di resepsionis bilang gak ada kamar murah lagi yang bisa dipakai, padahal ngapain pake kamar mahal toh saya ga make kamarnya lebih dari 12 jam yak.

 Diserang Ketakutan di Semarang

Dengan wajah memelas plus ngantuk memohon sama mas-masnya eeee... ternyata ada nyelip satu dengan perjanjian harus sudah keluar sebelum jam 9 pagi. Oke no problem 

Dengan harga gak lebih dari 200 ribu saya dapat kamar super kecil, satu kamar dengan kamar mandi terpisah. Mahal juga yak. Tapi demi keamanan dan kenyamanan daripada tidur di stasiun ya sudahlah terima nasib. 

Kota Tua

Esok paginya langsung bergegas ke luar motel dan mengintip moleknya gedung-gedung tua yang bisa dicapai dari sini cuma jalan kaki saja sekitar 500 m. Ada gedung tua marba, gereja beleduk, kantor pos dan lain-lain. Ada beberapa yang terasa seram tapi banyak juga yang menawan. Video serunya lihat di sini ya.   Cerita lainnya lihat di sini. 
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
558
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan