Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
Mau Reunian Baca Aksi Malunya




Trend reuni jadi ciri khas tersendiri. Kesukaan emak-masak. Mosok teman SMP mau dikumpulin. Buat apa coba? Udah beranak pinak. Punya suami juga. Segala mantan ketika SMP diingat-ingat. Kan masih unyu-unyu. Kumis aja pada belum tumbuh. Cinta monyet tuh.

Tapi namanya emak-emak mana mau kalah. Polisi aja habis dimaki-maki kalau berani tilang. Lampu kendaraan kedap kedip ke kanan, beloknya malah ke kiri saja ditegur malah yang menegur kena marah-marah.

Media sosial, teman terpisah dipertemukan. Saling berselancar mencari dan ketemu. Janjianlah ingin ngumpul bareng. Acaranya sih maklum, emak punya rumah makan yang ada karokeannya.

Janji sama suami renuian. Eh padahal mulut aja gatel pengen menyanyi. Siapa yang bisa bantah. Pasrah dah tuh suami. Minta di antar pula, desihnya hanya boleh nunggu di parkiran. Heran. Suami dijadikan sopir sementara. Apa katanya, "Ayah di dalam mobil aja ya? Ntar mama malu kalau sampai bawa Ayah ke dalam. Apa kata mereka coba?"

Namanya suami, tak mau ribut. Manutlah di dalam mobil. Tapi namanya laki-laki tak kurang akal. Untung bawa gawai, jadi bisa juga berselancar di media sosial. Suami kan punya trik sendiri. Kontak medsos dihapal dalam kepala. Jadi bila istri lagi razia gak bakalan kena. Tak ada bekas chattingnya.

Kontak telpon juga begitu. Habis nelpon langsung dihapus saja bekasnya. Tak ada tanda-tanda telah menelpon siapa.

Rupa-rupanya, begitulah jodoh yang kuasa. Sepasang suami istri pasti memiliki ciri khas yang sama. Suami pendusta akan beristri pendusta. Suami pemarah akan punya istri penyabar. Kalau istrinya cerewet suaminya pendiam.

Sumirah (bukan nama sebenarnya) ketika SMP dipanggil Sum. Pas punya suami orang kaya panggilannya berubah jadi Mir. Kalau ditanya orang yang baru kenal, apalagi teman-teman suaminya pasti saat jabat tangan menyebut nama Mira Hartanto.

Hartanto (bukan nama sebenarnya), sedangkan nama dalam KTP tertera Masdullah (bukan nama sebenarnya). Selidik punya selidik ternyata Hartanto itu nama bapaknya Masdullah. Numpang keren lewat nama orang tua.

Hartanto memang pengusaha sukses. Juragan marmer. Siapa yang tak mengenal juragan marmer. Apalagi sekarang lagi rame-ramenya pembangunan. Banyak gedung pemerintah dibangun. Nah, marmer dari warisan Hartanto inilah yang kian eksis merajai pasaran marmer.

Maka tibalah Mira ke dalam ruang. Teman-temannya ternyata sudah menanti sejak lama. Lagi asyik makan-makan dan bernyanyi di atas panggung.

Merasa dahulunya Mira adalah artis di kelasnya. Tanpa ba bi bu langsung menaruh tasnya di atas meja. Langsung naik ke atas panggung. Mengambil mikrofon yang tersisa. Mira pede banget menyambung lagu yang sedang dinyanyikan.

Teman-temannya pun pada mengomentari dan bertepuk tangan. Tak tanggung-tanggung 4 lagu habis dilahap. Mira berkeringat. Waktu berlalu dan semakin larut. Setelah turun panggung langsung salaman pada teman-temannya.

Maklum 20 tahun lebih tak saling bertemu. Kangen-kangenlah bahasanya. Sesama emak-emak pastilah cipika cipiki. Ciri khas emak-emak masa kini.

Musik di pentas masih saja terus berbunyi. Penyanyi asli karaoke yang melanjutkan. Wajar karena tempat itu sudah masak bokingan. Jadi isinya hanya pengunjung dari teman-teman mereka.

Namanya juga Mira, gaya orang kayanya sudah jadi kebiasaan. Ketika bersalaman pasti nama Mira yang ia sebutkan. Teman-temannya senyum ramah.

Mungkin juga tak mendengar, karena musik yang nyaring menyamarkan pendengaran mereka. Mustahil juga ketika dahulunya sudah saling kenal dan berteman selama 3 tahun lupa nama.

Begitu panggilan dari panggung meminta ketua reunian maju ke atas panggung untuk memberikan sambutan, masing-masing peserta menambil duduk di tempat yang telah disediakan.

Karena musik berhenti, otomatis semua pandangan tertuju ke atas panggung.

"Teman-teman sekalian, malam ini kita sungguh berbahagia. Setelah 20 tahun tak saling ketemu malam ini kita bisa bertatap muka kembali. Kalian pasti masih ingat dengan saya. Ketua kelas dahulu yang paling gagah perkasa," kata mantan ketua kelas.

Tepuk tangan pun menggelora. Diiringi teriakan serempak dari semua yang hadir. Opik! Opik! Opik!

Mira celingukan, seingatnya ketua kelasnya dahulu bukan Opik, tapi Wawan. Dan wajahnya juga berbeda. Jangan-jangan karena pengaruh usia. Atau karena Wawan sekarang sudah jadi orang kaya. Jadi wajah dan penampilannya berbeda.

"Hidup SMP 2! Hidup SMP 2! Hidup SMP 2!" Teriakan nyaring memenuhi ruangan.

Merah biru wajah Mira. Dia tidak sekolah di SMP 2, tapi dahulu di SMP 5. Jangan-jangan pendengarannya salah. Dicermatinya lagi. Benar ternyata SMP 2.

Maka Mira pun segera merogoh isi tasnya. Gawai, Mana gawai. Gerutunya. Dilihatnya grup WA.

Mira berdiri mau pergi meninggalkan acara.

"Mau ke mana! Nanti. Jangan ke mana-mana. Kita nanti akan memberikan sambutan satu-satu," kata teman se mejanya.

"Sebentar, ada panggilan penting. Saya ke luar dulu," kata Mira buru-buru.

Mira pun ke luar setengah berlari menuju parkiran.

"Pah, pulang yuk. Pusing. Pengap banget di dalam sana."

"Lah katanya tadi Papah disuruh munggu sampai selesai."

"Sudah ayo buruan. Mama mau muntah nih."

Tak seorang pun tau kalau ternyata Mira salah tempat. Karena salah baca pesan grup SMPnya. Begitulah jadinya.

Maklum emak-emak, biasanya kurang hati-hati. Salah dah. Begitulah akibatnya.




sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
infinitesoulAvatar border
infinitesoul dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.1K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan