Saat ini, peran wanita tak lagi sebatas pada urusan 3R yang klasik, yaitu sumuR, dapuR dan kasuR. Tapi sudah merambah bidang lain di dunia pendidikan yang sebelumnya hanya didominasi oleh kaum pria.

Wanita dengan segala potensi yang dimilikinya juga tak kalah dengan pria, jika mereka diberikan hak dan kesempatan yang sama. Hanya saja sampai kini belum banyak wanita yang mau dan mampu berkiprah di dunia pendidikan dan penelitian yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Karena itu, Ane begitu salut dan kagum kepada wanita yang satu ini, karena dia mampu memberikan sumbangsih yang besar bagi ilmu pengetahuan.

Namanya mungkin tidak terlalu terkenal, namun hasil penelitiannya barangkali telah diterapkan di seluruh dunia. Namanya Prof. Dr. Bina Shaheen Siddiqui. Lahir di Pakistan pada tanggal 02 Februari 1948.


Sumber

Meski berasal dari keluarga yang sederhana, ia berhasil eraih titel Doktor (S3) di bidang sains pada tahun 2001, dari Universitas Karachi. Dan saat ini ia dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Profesor HEJ Research Institute of Chemistry.

Di samping sebagai Ibu Rumah Tangga, Dr. Bina tetap produktif dalam mempublikasikan hasil risetnya di bidang pertanian dan obat-obatan. Karena itu, dalam kurun waktu 30 tahun terakhir ini, ia begitu banyak mendapat penghargaan atas kinerja ilmiahnya itu.

Hasil penelitiannya banyak diterbitkan dalam Jurnal Nasional maupun Internasional, serta yang dipublikasikan dalam bentuk Buku. Karena itu, saat ia sekurangnya ia telah mengantongi 12 paten untuk konstituen anti kanker dan pestisida biologis, serta 250 artikel tentang obat-obatan dan pertanian.

Beliau memang seorang yang aktif melakukan penelitian sesuai bidang keahliannya, seninhga menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan kemanusiaan.

Maka tak mengherankan jika beliau menerima banyak penghargaan. Di antara penghargaan yang sudah diterimanya adalah seperti Khawarizmi Internasional Award dari negara Iran, dan penghargaan Salam Prize di bidang Kimia.

Dua award paling bergengsi di bidang sains itu tentu tak asal diberikan kepada sembarang orang tanpa melihat hasil riset, keotentikan dan manfaatnya bagi masyarakat. Apalagi titel Profesor yang dilekatkan pada namanya, jelas menunjukkan kontribusi dan kredibilitas keilmuannya yang mumpuni.
***
Lantas apa yang menginspirasi dari seorang Prof. Dr. Bina Shaheen Siddiquiini?

1. Wanita Punya Potensi yang Sama Dengan Pria

Setiap manusia, laki-laki maupun perempuan, diberikan potensi otak dan akal yang sama. Maka jika masing-maaing mau dan mampu mengasah dan mengolah potensi itu, maka tidak ada keunggulan pria atas wanita, atau sebaliknya.

Hal ini sekaligus membantah doktrin yang selama ini menganggap kaum pria lebih superior dari wanita. Memang zaman dulu jarang ada wanita yang jadi ilmuan, itu disebabkan karena mereka tidak diberikan kesempatan yang sama. Atau karena pola pikir wanita sendiri yang menganggap untuk apa berpendidikan tinggi kalau pada akhirnya harus kembali ke sumur, dapur dan kasur juga.


2. Wanita yang Berpendidikan Tinggi Karirnya Lebih Cemerlang

Meski tidak ada hasil riset, namun dalam pengamatan Ane wanita yang berpendidikan tinggi, karirnya lebih bagua dibanding pria. Lihat saja, wanita dan pria yang sama-sama berpendisikan S1 misalnya, maka lebih banyak Sarjana pria yang menganggur dibanding Sarjana wanita.

Artinya wanita yang berpendidikan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Bahkan pria yang berpendidikan S2 dan S3 saja ada yang nganggur, tapi sangat jarang hal ini terjadi pada wanita.

Karena itu, Dr. Bina ini mwmgajarkan tentang pentingnya pendidikan bagi kaum wanita jika ingin sukses dalam berkarir.

Itulah di antara hal yaang dapat Ane ambil pelajaran dari kehidupan Dr. Bina ini, sehingga hendaknya sepak terjangnya bisa ditiru oleh kaum wanita di seluruh dunia.(*)

***

Ref, Ref 1, Ref 2, Ref 3. #508.