- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Senyum Keindahan


TS
nadiaalburhani
Senyum Keindahan
Guruku adalah KEHIDUPANKU
Aku ingin berburu, mencari bentuk yang bernama ikhlash, aku belajar banyak dari teori dan pendapat baik yang aku dengar secara langsung maupun yang aku baca dari beberapa referensi buku dan internet, tetap saja tak pernah aku temukan yang namanya "ikhlash". Sempat aku ingin menyerah pada keadaan yang sempat membuatku ingin menjauh dari keramaian, saat aku kehilangan orang yang aku sayang, seseorang yang memiliki peranan penting dalam setiap langkah kehidupanku, seseorang yang yang begitu mencintaiku melebihi dirinya sendiri. Dialah almarhum Ayahku.
Hampir dua tahun telah berlalu, 14 Agustus 2018 tepatnya, pagi itu adalah satu-satunya pagi yang begitu pahit dan tak ingin kuulang, pagi itu aku kehilangan sosok yang begitu aku sayang. Remuk dan hancur tak pernah aku rasakan sebelumnya membuat aku harus belajar banyak tentang bagaimana caranya memahami setiap detik kehidupan yang aku lalui.
Bermula dari tangisan yang panjang, aku mulai belajar, bahwa teori yang aku baca selama ini belum memiliki peran yang begitu berarti saat aku masih saja belum sanggup memahami diriku sendiri, kemudian perlahan aku belajar, dari sebongkah hati yang terluka dan tangis yang berkepanjangan, aku mulai belajar menghargai setiap yang aku punya, aku belajar mementingkan kebahagiaan orang-orang yang aku sayang diabndingkan kebahagiaanku, karena aku baru mulai memahami bahwa aku tak ingin mengulangi penyesalan yang tiada arti saat semuanya sudah tak bisa kembali.
Kehilangan itu memberiku banyak pelajaran dan pemahaman, bahwa betapapun keinginan kita tak akan mampu menolak kehendak Tuhan, karena diri kita tak pernah bisa mengetahui apa yang terbaik untuk kita sendiri, kita hanya aktor dari kehidupan kita, penulis skenario dan sutradaranya adalah Tuhan yang maha segalanya.
Ikhlash itu memang sangatlah sulit, ikhlash itu ibarat udara yang tak terlihat namun mampu memberikan kesejukan bagi setiap insan, ikhlash itu tolak ukur kebahagiaan seseorang, karena dengan ikhlash kita akan memahami bahwa setiap yang terjadi itulah yang terbaik untuk kita, sehingga kita bisa terus berlapang dada dan bersabar meskipun pahit kenyataan hidup seringkali kita rasakan, dan semua itu akan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas setiap anugerah yang Tuhan berikan sehingga kita pun bisa menikmati setiap detik kehidupan kita dengan senyum kebahagiaan.
Aku ingin berburu, mencari bentuk yang bernama ikhlash, aku belajar banyak dari teori dan pendapat baik yang aku dengar secara langsung maupun yang aku baca dari beberapa referensi buku dan internet, tetap saja tak pernah aku temukan yang namanya "ikhlash". Sempat aku ingin menyerah pada keadaan yang sempat membuatku ingin menjauh dari keramaian, saat aku kehilangan orang yang aku sayang, seseorang yang memiliki peranan penting dalam setiap langkah kehidupanku, seseorang yang yang begitu mencintaiku melebihi dirinya sendiri. Dialah almarhum Ayahku.
Hampir dua tahun telah berlalu, 14 Agustus 2018 tepatnya, pagi itu adalah satu-satunya pagi yang begitu pahit dan tak ingin kuulang, pagi itu aku kehilangan sosok yang begitu aku sayang. Remuk dan hancur tak pernah aku rasakan sebelumnya membuat aku harus belajar banyak tentang bagaimana caranya memahami setiap detik kehidupan yang aku lalui.
Bermula dari tangisan yang panjang, aku mulai belajar, bahwa teori yang aku baca selama ini belum memiliki peran yang begitu berarti saat aku masih saja belum sanggup memahami diriku sendiri, kemudian perlahan aku belajar, dari sebongkah hati yang terluka dan tangis yang berkepanjangan, aku mulai belajar menghargai setiap yang aku punya, aku belajar mementingkan kebahagiaan orang-orang yang aku sayang diabndingkan kebahagiaanku, karena aku baru mulai memahami bahwa aku tak ingin mengulangi penyesalan yang tiada arti saat semuanya sudah tak bisa kembali.
Kehilangan itu memberiku banyak pelajaran dan pemahaman, bahwa betapapun keinginan kita tak akan mampu menolak kehendak Tuhan, karena diri kita tak pernah bisa mengetahui apa yang terbaik untuk kita sendiri, kita hanya aktor dari kehidupan kita, penulis skenario dan sutradaranya adalah Tuhan yang maha segalanya.
Ikhlash itu memang sangatlah sulit, ikhlash itu ibarat udara yang tak terlihat namun mampu memberikan kesejukan bagi setiap insan, ikhlash itu tolak ukur kebahagiaan seseorang, karena dengan ikhlash kita akan memahami bahwa setiap yang terjadi itulah yang terbaik untuk kita, sehingga kita bisa terus berlapang dada dan bersabar meskipun pahit kenyataan hidup seringkali kita rasakan, dan semua itu akan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas setiap anugerah yang Tuhan berikan sehingga kita pun bisa menikmati setiap detik kehidupan kita dengan senyum kebahagiaan.
0
406
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan