Kaskus

Entertainment

arif.aldianto06Avatar border
TS
arif.aldianto06
Apa itu Imported Case dalam kasus COVID-19 ? Ini penjelasannya . .

Apa itu Imported Case dalam kasus COVID-19 ? Ini penjelasannya . .

Jumlah kasus virus COVID-19 di ndonesia bertambah 13 orang pada senin  (9/3/2020), dengan rincian 7 kasus berasal dari imported case , 6 kasus dari hasil tracing dan tracking contact, sehingga jumlah pasien positif virus corona COVID-19 di Indonesia melonjak dan bertambah menjadi 19 pasien.

kemudian bertambah lagi 8 orang pada selasa (10/3/2020).

Dari seluruh kasus yang ada, secara total ada 12 kasus penularan secara imported case.

1. Kasus imported case yang pertama kasus 07, perempuan (59 tahun) dengan kondisi stabil, sakit ringan-sedang. Yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri dan beberapa saat menunjukkan gejala ke arah COVID-19. Setelah diperiksa dengan PCR maupun genom sekuensing, hasilnya positif.

2. Imported case kedua disebut sebagai kasus 09, perempuan (55 tahun). Kondisi saat ini tampak sakit ringan-sedang tanpa ada penyakit penyerta sebelumnya. Pasien ini imported case dan bukan bagian dari kluster mana pun.

3.Kasus imported case selanjutnya adalah kasus 14, laki-laki (50 tahun). Gambaran kondisi saat ini sakit ringan-sedang;

4.kasus 15, perempuan (53 tahun) imported case.

5.kasus 17, laki-laki (56 tahun); imported case.

6.kasus 18, laki-laki (55 tahun); imported case.

7.dan kasus 19, laki-laki (40 tahun). imported case.

8.Kasus 22, perempuan 36 tahun, imported case.

9.Kasus 23, perempuan 73 tahun, imported case. Kondisinya saat ini sedang menggunakan ventilator karena faktor penyakit lain.

10.Kasus 24, laki-laki 46 tahun, imported case.

11.Kasus 25, perempuan 53 tahun WNA, imported case, kondisi stabil.

12.Kasus 26, laki-laki 46 tahun, WNA, kondisi stabil, imported case.

Berikut dalam infografik 

Apa itu Imported Case dalam kasus COVID-19 ? Ini penjelasannya . .

sumber : Kumparan

Kemudian apa itu imported case ?

Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) , imported case berarti kasus virus corona COVID-19 yang menimpa seseorang yang baru kembali dari luar negeri, tanpa terkait dengan kluster manapun.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, imported case juga merupakan salah satu kasus yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Kasus COVID-19 meliputi:

1.  Imported case, kasus coronavirus berasal dari pendatang yang baru tiba dari luar negeri atau daerah dengan wabah virus corona.

2. Cloce contact, kasus karena melakukan kontak dekat dengan kasus yang sebelumnya diketahui. Atau, orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien virus corona.

3. Kasus yang didapat masyarakat dari sumber infeksi tidak diketahui.

Kemudian Bagaimana virus COVID -19 menyebar ?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan cara penyebaran virus corona dari satu orang ke lainnya. Menurut WHO, ketika seseorang yang menderita COVID-19 batuk atau bernapas, mereka melepaskan seperti tetesan cairan yang juga terdapat virus corona.

Kebanyakan tetesan atau cairan itu jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya -seperti meja, meja, atau telepon. Orang bisa terpapar atau terinfeksi COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi - dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Jika Anda berdiri pada jarak 1 atau 2 meter dari seseorang dengan COVID-19, Anda dapat terjangkir melalui batuk termasuk saat mereka menghembuskan napas. Dengan kata lain, COVID-19 menyebar serupa cara untuk flu. Sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19 mengalami gejala ringan dan sembuh.

Namun, beberapa kasus virus corona berlanjut dengan mengalami penyakit yang lebih serius dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Risiko penyakit atau terinfeksi virus corona kian meninggkat meningkat bagi Anda dengan usai 50 ke atas. Usia tersebut disebut lebih rentan daripada mereka yang di bawah 50.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh melemah dan orang-orang dengan kondisi seperti diabetes, penyakit jantung dan paru-paru juga lebih banyak rentan terhadap virus corona.

Sumber : tirto.id

Ga perlu panik dengan virus Covid- 19 , Baca dulu ni ….

Wawancara singkat melalui wa dengan Dr. JL di tgl 7 maret 2020 di group alumnus salah satu smp /sma di Bandung angkatan 86

Biodata singkat:

Dr. JL

Dokter di Bandung.

S2 di microbiology.

Dosen immunology, virology, infeksi saluran nafas, dll di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung.

Corona virus sdh ada sejak zaman dahulu. Selama puluhan tahun ini tidak ada seorang ilmuwan pun yg mau bikin vaksin utk coronavirus sbb pada dasarnya infeksi oleh coronavirus adl self limiting disease... artinya sembuh sendiri <7hari. Kebetulan saya ngasih kuliah ttg coronavirus sdh sejak 1995... so sedikit2 tahu-lah mengenai coronavirus.

Q: Kalo yg covid 19 ini juga 7 hari? Lebih kan?

A: Sama 7 hari

Q: Ooh jd mulai dr radang tenggorokan sampe pnumonia sampe sembuh 7 hari

A: Yg bikin pneumonia nya pneumococcus (atau bbrp mikroba lain, namun yg utama adl pneumococcus)... bukan corona nya.

Anjurannya adl utk orang2 usia lanjut, vaksinasi pneumococcus.

Q: Pneumococcus kan bakteri ya

A: Iya. Infeksi sekunder

Q: Sama antibiotik mati kan

A: Pneumococcus mati sama penicillin

Q: Hmm kalo pneumococcusnya bisa mati krn antibiotik knp koq malah bikin kematian ke manusia ya

A: Org yg mati itu adl yg ada masalah di paru2. Misalnya perokok berat, asma kronis, dll. Sehingga walaupun pneumococcus nya mati tetapi dahak yg membanjiri paru2nya ga bisa keluar. Mengental/memadat sehingga gagal nafas dan mati

Q: Ooh jd kalau emang ngga ada masalah dgn paru parunya orng yg kena covid 19 itu tdk akan mati krn infeksi sekunder

A: Gak akan mati...

>98% akan sembuh spontan tanpa obat apapun.

Q: Jd intinya covid 19 sendiri tdk akan bisa membunuh secara langsung, yg membunuh itu infeksi sekundernya dr pneumococcus yg sebenarnya  bisa dimatikan dgn penicillin

A: Yup

Q: menurut beberapa warta media, bukan hanya paru-paru yang diserang oleh covid-19, organ tubuh lainnya seperti ginjal pun disasar. Kelompok resiko tinggi adalah orang yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti bronchitis, gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, dsbnya.

A: Virus itu spesifik terhadap organ targetnya. Misalnya virus hepatitis itu spesifik hanya bisa nempel dan masuk dan multiplikasi di dalam sel hati. Virus HIV hanya bisa nempel dan masuk dan multiplikasi di dalam sel limfosit T helper. Dst.

Untuk virus corona, itu hanya bisa nempel dan masuk dan multiplikasi di dalam sel mukosa hidung. Mengenai Covid-19 bisa masuk ke dalam sel paru itu masih hipotesis, belum terbukti. Publikasi ilmuwan China mengenai genom Covid-19 disanggah oleh ilmuwan negara Barat yg sudah mendapat sampel Covid-19.

Secara teoritis, tidak mungkin suatu mutasi kecil bisa membuat virus corona (penyebab common cold) bisa tiba2 menginfeksi berbagai sel/organ di dalam tubuh manusia.

So, kalau ada kejadian multiple organ failure, maka itu kemungkinan besar disebabkan oleh banyak faktor lain.

Q: Wah terima kasih wawancara nya dgn dokter, kami sangat berterima kasih atas pencerahnnya dan waktunya utk berbagi info yg akurat.

Jd utk para perokok berat atau pengidap asma hati hati yaa, jgn sampe virus korona yg tdk mematikan jd bikin sengsara krn infeksi sekunder yg diperparah keadaan paru2 kita yg tdk baik . 🙏

Sahabat jd ngga perlu stok makanan dan masker sama sekali. Apalagi yg paru parunya sehat jangan cemas dan khawatir.

Usahakan untuk hidup sehat, makan makanan sehat dan teratur, berolahraga, tidur cukup dan berdoalah agar hati dan pikiran dapat tetap tenang dan terhindar dr stress. Semoga Tuhan melindungi negara kita dr wabah virus ini.


sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
infinitesoulAvatar border
infinitesoul dan 3 lainnya memberi reputasi
4
876
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan