- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Melihat Kegelapan Kerasnya Hidup


TS
ivanfelix17
Melihat Kegelapan Kerasnya Hidup
Halo agan/sist 
Mau sharing pengalaman, mungkin yang punya mental illness, depresi tinggi, dan ragu terhadap diri cocok banget baca sampai habis
Cerita ini tentang, saat kamu ga percaya siapapun, bahkan dengan dirimu. Yukk langsung aja mulai
Sekitar 5-6 Tahun lalu, berawal dari putus dengan seorang wanita. Merasa kecewa banget dengan diri sendiri, karena alasan putus tak diberi kabar sehari yang dimana hp wanita trsbt tertinggal. Kekecewaaan terhadap diri sendiri makin mendalam disaat 2-3 minggu sudah tidak kontakan. Seorang wanita ini adalah landasan dasar aku pacaran, pertama kalinya tertarik dengan wanita hanya pada dia melalui pandangan pertama. Dengan masa pdktan hampir 1 tahun dengan hati yang sulit tidak pernah berani menembak, hingga pacaran hanya 6-8bulanan saja.
Dikala itu juga, mendapatkan masalah dari keluarga dimasa sulit-sulitnya ekonomi keluarga. Selalu terkena omelan orang tua saat pulang dari sekolah, dengan sebab yang kecil sekali. Kesal, emosi, terkena masalah sekaligus membuat diri tak dapat tertahankan. Ledakkan tangisan keluar di tengah malam yang sunyi senyap, ditemani suara jangkrik.
Di sisi lain cerita, diwaktu yang bersamaan barang-barang berharga kemalingan saat menaiki kereta. Uang, kartu kereta, serta koleksi korek zippo yang terbilang mahal pada zamannya. Panik tidak tau ingin berbuat apa, ingin meminjam uang pada teman. Tapi rasanya tak nyaman, karena tidak pernah dibesarkan dengan kebiasaan berhutang. Alhasil, terbawa pikiran disaat jam kelas sudah dimulai dan membuat hawa untuk tidur lebih memikat daripada mendengarkan.
Terpanggil ke dalam ruangan kepala sekolah dikarena tidur pada kelas sejarah. Dimarahi di depan banyak guru, bahkan ditertawai, mereka tidak mengerti apa yang sedang aku alami. Aku mendengarkan sejarah, hanya saja terlena untuk tertidur. Karena sejarah merupakan cerita yang membosankan bagiku. Mungkin terlihat tidak menghormati pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, tapi aku sangat suka dengan pelajaran PKN. Aku ingin menjadi warga negara yang baik, aku ingin menjadi pahlawan untuk kedepannya. Aku tak mau perjuangan para pahlawan sia-sia di masa yang akan datang.
Disaat seperti ini, rasanya aku hanya ingin bersenda gurau dengan para teman-temanku. Tak ada pikiran lain, sehabis sekolah langsung pulang ke rumah. Sudah memikirkan bermain ps2 bersama-sama pasti akan mengasyikkan. Sayangnya PS2ku rusak, entah apa yang membuatnya rusak. Temanku yang sudah menunggu, memilih pulang untuk membantu ibunya di rumah. Lucu sekali, serentetan hal yang tidak menyenangkan terjadi begitu saja padaku.
Aku berdoa kepada yang Maha-Esa, menunggu jawaban untuk perbaiki hidup yang telah kacau dalam sekejap. Apa yang aku dapat? Masalah lain yang ku dapat, ibuku terkena penyakit yang harus di operasi. Aku tidak menanyakan apa penyakitnya, hanya saja tau ia alan di operasi dudah membuat hatiku tertekan. Hidup tanpa ibu di keseharian sangat berat bagiku. Makan tidak makan, tidur tidak teratur, cucian yang tidak bersih, dan juga tempat tidur yang berantakkan.
Aku memaki Tuhanku, berkata Ia tidak sayang padaku. Aku tidak kuat dengan masalah masalah ini. Aku seorang pelajar, anak terakhir yang manja. Memikul cobaan yang berat, menurutku tak adil sama sekali hingga aku berkata ambil hidupku jika beratnya seperti ini.
Waktu berjalan, sifatku sudah berubah dari seorang yang mempunyai positif thinking tinggi menjadi negatif terhadap apapun. Keluar malam-malam untuk menonton balapan, menonton film dewasa, bermain poker, S E N S O R, bermain lottery, dan bahkan memainkan hati perempuan. Mendekati perempuan 1 minggu, jadian 1 minggu langsung putus. Berkali-kali menyakiti perempuan untuk kepuasan diri atas kekesalan terhadap mantan. Berkali-kali berantem dengan orang tidak dikenal, hanya untuk meluapkan emosi. Berkali-kali mengambil makanan di indmart hanya untuk merasakan puasnya jadi maling. Semua hal negatif ku lakukan untuk menghilangkan stress dengan masalah yang aku lalui.
Aku tetap berdoa pada Tuhanku, tapi untuk menantang-Nya. Aku merasa bahagia dengan hidupku, dijalan gelap lebih baik dari jalan-Nya. Aku mengutuknya berkali-kali, merasa diriku lebih hebat dari-Nya. Pergi beribadah, hanya untuk tidur dan mengolok-Nya. Melebihi batas wajar sifatku ini, negatifku bukan hanya kepada diriku, temanku, tetapi kepada Tuhanku. Mencaci ciptaanya yang kurang sempurna, hanya untuk membuat dirinya ikut mengutuk Tuhannya.
Sudah diluar kendaliku, jika aku ceritakan secara detail. Sangat jauh sekali diriku dapat disebut "manusia". Menikmati hidup yang seperti ini sangat indah bagiku. Hingga tiba saatnya, disuatu malam disaat aku tidur. Paru-paruku berhenti bekerja, aku tidak dapat bernafas selama 30 menit. Kala itu aku melihat jam disaat mulai berhenti bekerja tepat pukul 9:25. Aku terbawa ke dalam dunia yang jauh, gelap, dan dingin tanpa merasakan fisik tubuhku lagi. Kaki berjalan tanpa arah, tiap langkah aku mendengar suara tangisan. Aku menangis sekuat yang aku bisa, karena aku belum siap untuk meninggalkan dunia fana. Entah kenapa pada pukul 9:56 paru-paruku dapat bekerja kembali, aku menarik nafas sangat dalam seketika. Aku tidak mengerti 30 menit tanpa paru-paru kenapa bisa aku hidup. Yang paling kuingat kala itu, aku semua tubuhku sudah memutih, dan mulai membiru pada beberapa titik. Tak ada satupun yang dapat ku geraki, hanya dapat bernafas itu saja terengah-engah.
Setelah dari kejadian itu, aku lebih mengutuk Tuhanku. Tidak lama setelah itu, tetesan darah melinang di mataku. Tak dapat ku jelaskan, yang aku ingat saat itu aku memegang henpon dan mengecek ada darah melewati mataku. Menutup semua bola mataku, membuat aku tidak dapat melihat. Lagi-lagi kegelapan yang aku liat, beserta tangisan yang aku dengar. Aku mencoba menguatkan diri, tidak mengeluarkan air mata sedikitpun. Seketika ada seorang lelaki besar membawa cambuk di depanku. Mengayunkan cambuknya dengan gemulai ke seorang wanita. #tssss tertancap di tubuh wanita itu, dan di tarik dengan kuat. Jeritan yang sangat kencang aku dengar. Membuat aku geram untuk menghampirinya.
Saat aku menghampiri pria yang bercambuk tersebut, semakin besar ukuran badannya. Jika aku perkirakan, tingginya mencapai 3 meter setengah. Dia melihat kearahku dan berkata "sekarang giliran kamu, merasakan apa yang harus dirasakan". Aku kurang tau dengan arti perkataannya, tapi itu membuat aku ketakutan. Alhasil mencoba berlari tetapi kaki terjerat oleh cambuknya, dan aku dicambuk sampai 10x sangat pedih rasanya.
Setelah tidak dapat melihat beberapa jam yang kurasakan, mataku mulai terlihat buram kembali dan perlahan bening dapat melihat. Aku langsung mencari kaca dan langsung melihat kondisi mata. Bening sekali, bahkan minusku berkurang 0,5 saat itu. kekhwatiran akhirnya berakhir, dan bahagia sekali rasanya telah melawati hal seperti itu. Setelah dari banyaknya masalah yang dihadapi, kini aku sadar akan pentingnya hidup berbuat baik, dan tidak menghina Tuhan yang ku anut.
Bermulai dari situ, hingga sekarang aku selalu bersyukur apapun yang aku punya, yang aku hadapin, bahkan apapun yang hilang. Belajar untuk mengiklhaskan tidaklah gampang, tapi dengan adanya kejadian seperti itu, aku tertempa menjadi lebih kuat untuk mengiklhaskan. Dan hingga sekarang, setiap ada yang membutuhkan pertolongan, selagi aku bisa menolong pasti aku bantu.
Hampir saja aku merusak mentalku, jika sudah rusak aku sudah tidak dapat membedakan hal yang baik. Jika mentalku rusak, aku penuh ragu dengan tiap langkah yang aku ambil. Mungkin umurku akan lebih singkat, dan tidak ingin hidup dikarenakan merasa tidak berguna untuk hidup. Tapi satu hal yang harus kita sama-sama sepakati, kita selalu dibutuhkan orang walau tak disadari.
Untuk kalian yang mempunyai banyak masalah, tekanan, atau apapun itu kalian menyebutnya. Kalian pasti kuat untuk menghadapiinya, menangis boleh, marah boleh semua itu normal karena luapan emosi mansuia. Hanya saja jangan sampai mengutuk Tuhanmu, semakin jauh dengan Tuhanmu makan kamu akan semakin ragu untuk berbuat baik dalam dunia ini. Karena pada hakikatnya, kita mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, dan hidup berdampingan dengan baik.
Ingat ini jika kalian menjalani suatu masalah mungkin bisa membantu:

Mau sharing pengalaman, mungkin yang punya mental illness, depresi tinggi, dan ragu terhadap diri cocok banget baca sampai habis
Cerita ini tentang, saat kamu ga percaya siapapun, bahkan dengan dirimu. Yukk langsung aja mulai

Sekitar 5-6 Tahun lalu, berawal dari putus dengan seorang wanita. Merasa kecewa banget dengan diri sendiri, karena alasan putus tak diberi kabar sehari yang dimana hp wanita trsbt tertinggal. Kekecewaaan terhadap diri sendiri makin mendalam disaat 2-3 minggu sudah tidak kontakan. Seorang wanita ini adalah landasan dasar aku pacaran, pertama kalinya tertarik dengan wanita hanya pada dia melalui pandangan pertama. Dengan masa pdktan hampir 1 tahun dengan hati yang sulit tidak pernah berani menembak, hingga pacaran hanya 6-8bulanan saja.
Dikala itu juga, mendapatkan masalah dari keluarga dimasa sulit-sulitnya ekonomi keluarga. Selalu terkena omelan orang tua saat pulang dari sekolah, dengan sebab yang kecil sekali. Kesal, emosi, terkena masalah sekaligus membuat diri tak dapat tertahankan. Ledakkan tangisan keluar di tengah malam yang sunyi senyap, ditemani suara jangkrik.
Di sisi lain cerita, diwaktu yang bersamaan barang-barang berharga kemalingan saat menaiki kereta. Uang, kartu kereta, serta koleksi korek zippo yang terbilang mahal pada zamannya. Panik tidak tau ingin berbuat apa, ingin meminjam uang pada teman. Tapi rasanya tak nyaman, karena tidak pernah dibesarkan dengan kebiasaan berhutang. Alhasil, terbawa pikiran disaat jam kelas sudah dimulai dan membuat hawa untuk tidur lebih memikat daripada mendengarkan.
Terpanggil ke dalam ruangan kepala sekolah dikarena tidur pada kelas sejarah. Dimarahi di depan banyak guru, bahkan ditertawai, mereka tidak mengerti apa yang sedang aku alami. Aku mendengarkan sejarah, hanya saja terlena untuk tertidur. Karena sejarah merupakan cerita yang membosankan bagiku. Mungkin terlihat tidak menghormati pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, tapi aku sangat suka dengan pelajaran PKN. Aku ingin menjadi warga negara yang baik, aku ingin menjadi pahlawan untuk kedepannya. Aku tak mau perjuangan para pahlawan sia-sia di masa yang akan datang.
Disaat seperti ini, rasanya aku hanya ingin bersenda gurau dengan para teman-temanku. Tak ada pikiran lain, sehabis sekolah langsung pulang ke rumah. Sudah memikirkan bermain ps2 bersama-sama pasti akan mengasyikkan. Sayangnya PS2ku rusak, entah apa yang membuatnya rusak. Temanku yang sudah menunggu, memilih pulang untuk membantu ibunya di rumah. Lucu sekali, serentetan hal yang tidak menyenangkan terjadi begitu saja padaku.
Aku berdoa kepada yang Maha-Esa, menunggu jawaban untuk perbaiki hidup yang telah kacau dalam sekejap. Apa yang aku dapat? Masalah lain yang ku dapat, ibuku terkena penyakit yang harus di operasi. Aku tidak menanyakan apa penyakitnya, hanya saja tau ia alan di operasi dudah membuat hatiku tertekan. Hidup tanpa ibu di keseharian sangat berat bagiku. Makan tidak makan, tidur tidak teratur, cucian yang tidak bersih, dan juga tempat tidur yang berantakkan.
Aku memaki Tuhanku, berkata Ia tidak sayang padaku. Aku tidak kuat dengan masalah masalah ini. Aku seorang pelajar, anak terakhir yang manja. Memikul cobaan yang berat, menurutku tak adil sama sekali hingga aku berkata ambil hidupku jika beratnya seperti ini.
Waktu berjalan, sifatku sudah berubah dari seorang yang mempunyai positif thinking tinggi menjadi negatif terhadap apapun. Keluar malam-malam untuk menonton balapan, menonton film dewasa, bermain poker, S E N S O R, bermain lottery, dan bahkan memainkan hati perempuan. Mendekati perempuan 1 minggu, jadian 1 minggu langsung putus. Berkali-kali menyakiti perempuan untuk kepuasan diri atas kekesalan terhadap mantan. Berkali-kali berantem dengan orang tidak dikenal, hanya untuk meluapkan emosi. Berkali-kali mengambil makanan di indmart hanya untuk merasakan puasnya jadi maling. Semua hal negatif ku lakukan untuk menghilangkan stress dengan masalah yang aku lalui.
Aku tetap berdoa pada Tuhanku, tapi untuk menantang-Nya. Aku merasa bahagia dengan hidupku, dijalan gelap lebih baik dari jalan-Nya. Aku mengutuknya berkali-kali, merasa diriku lebih hebat dari-Nya. Pergi beribadah, hanya untuk tidur dan mengolok-Nya. Melebihi batas wajar sifatku ini, negatifku bukan hanya kepada diriku, temanku, tetapi kepada Tuhanku. Mencaci ciptaanya yang kurang sempurna, hanya untuk membuat dirinya ikut mengutuk Tuhannya.
Sudah diluar kendaliku, jika aku ceritakan secara detail. Sangat jauh sekali diriku dapat disebut "manusia". Menikmati hidup yang seperti ini sangat indah bagiku. Hingga tiba saatnya, disuatu malam disaat aku tidur. Paru-paruku berhenti bekerja, aku tidak dapat bernafas selama 30 menit. Kala itu aku melihat jam disaat mulai berhenti bekerja tepat pukul 9:25. Aku terbawa ke dalam dunia yang jauh, gelap, dan dingin tanpa merasakan fisik tubuhku lagi. Kaki berjalan tanpa arah, tiap langkah aku mendengar suara tangisan. Aku menangis sekuat yang aku bisa, karena aku belum siap untuk meninggalkan dunia fana. Entah kenapa pada pukul 9:56 paru-paruku dapat bekerja kembali, aku menarik nafas sangat dalam seketika. Aku tidak mengerti 30 menit tanpa paru-paru kenapa bisa aku hidup. Yang paling kuingat kala itu, aku semua tubuhku sudah memutih, dan mulai membiru pada beberapa titik. Tak ada satupun yang dapat ku geraki, hanya dapat bernafas itu saja terengah-engah.
Setelah dari kejadian itu, aku lebih mengutuk Tuhanku. Tidak lama setelah itu, tetesan darah melinang di mataku. Tak dapat ku jelaskan, yang aku ingat saat itu aku memegang henpon dan mengecek ada darah melewati mataku. Menutup semua bola mataku, membuat aku tidak dapat melihat. Lagi-lagi kegelapan yang aku liat, beserta tangisan yang aku dengar. Aku mencoba menguatkan diri, tidak mengeluarkan air mata sedikitpun. Seketika ada seorang lelaki besar membawa cambuk di depanku. Mengayunkan cambuknya dengan gemulai ke seorang wanita. #tssss tertancap di tubuh wanita itu, dan di tarik dengan kuat. Jeritan yang sangat kencang aku dengar. Membuat aku geram untuk menghampirinya.
Saat aku menghampiri pria yang bercambuk tersebut, semakin besar ukuran badannya. Jika aku perkirakan, tingginya mencapai 3 meter setengah. Dia melihat kearahku dan berkata "sekarang giliran kamu, merasakan apa yang harus dirasakan". Aku kurang tau dengan arti perkataannya, tapi itu membuat aku ketakutan. Alhasil mencoba berlari tetapi kaki terjerat oleh cambuknya, dan aku dicambuk sampai 10x sangat pedih rasanya.
Setelah tidak dapat melihat beberapa jam yang kurasakan, mataku mulai terlihat buram kembali dan perlahan bening dapat melihat. Aku langsung mencari kaca dan langsung melihat kondisi mata. Bening sekali, bahkan minusku berkurang 0,5 saat itu. kekhwatiran akhirnya berakhir, dan bahagia sekali rasanya telah melawati hal seperti itu. Setelah dari banyaknya masalah yang dihadapi, kini aku sadar akan pentingnya hidup berbuat baik, dan tidak menghina Tuhan yang ku anut.
Bermulai dari situ, hingga sekarang aku selalu bersyukur apapun yang aku punya, yang aku hadapin, bahkan apapun yang hilang. Belajar untuk mengiklhaskan tidaklah gampang, tapi dengan adanya kejadian seperti itu, aku tertempa menjadi lebih kuat untuk mengiklhaskan. Dan hingga sekarang, setiap ada yang membutuhkan pertolongan, selagi aku bisa menolong pasti aku bantu.
Hampir saja aku merusak mentalku, jika sudah rusak aku sudah tidak dapat membedakan hal yang baik. Jika mentalku rusak, aku penuh ragu dengan tiap langkah yang aku ambil. Mungkin umurku akan lebih singkat, dan tidak ingin hidup dikarenakan merasa tidak berguna untuk hidup. Tapi satu hal yang harus kita sama-sama sepakati, kita selalu dibutuhkan orang walau tak disadari.
Untuk kalian yang mempunyai banyak masalah, tekanan, atau apapun itu kalian menyebutnya. Kalian pasti kuat untuk menghadapiinya, menangis boleh, marah boleh semua itu normal karena luapan emosi mansuia. Hanya saja jangan sampai mengutuk Tuhanmu, semakin jauh dengan Tuhanmu makan kamu akan semakin ragu untuk berbuat baik dalam dunia ini. Karena pada hakikatnya, kita mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, dan hidup berdampingan dengan baik.
Ingat ini jika kalian menjalani suatu masalah mungkin bisa membantu:
Quote:


heavenfamily01 memberi reputasi
1
395
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan