Sebentar lagi saatnya ramadhan tiba, bulan puasa yang dinanti oleh jutaan umat muslim pun akan segera datang.

Tentu saja semua orang bersuka cita, teelebih lagi mereka yang mengejar ibadah yang akan dilipat gandakan oleh Allah. Tapi menurut penghitungan hisab yang dilakukan oleh ormas besar di Indonesia maka tanggal 1 Ramadhan sudah di tetapkan, tak perlu menunggu pernyataan resmi dari pemerintah yang masih memadukan perhitungan hisab dan hilal.



Muhammadiyah sudah menentukan hisab sejak lama, maka saat ini di tetapkan hasil hisab Ramadhan, Syawal, Zulhijah 1441 Hijriah atau tahun 2020 Masehi. Dimana tanggal 1 Ramadhan ditetapkan pada 24 April 2020, sementara Idul Fitri pada 24 Mei 2020.

Keakuratan hasil hisab memang bisa dibuktikan, bahkan bisa menghitung lebih jauh dari itu. Cara penghitungannya sama saja dengan perhitungan masehi dengan matahari sebagai patokannya dan selama ini tidak pernah perhitungan masehi meleset atau salah jadwal. Seperti itulah kira-kira perhitungan hisab terjadi, sedangkan bila melihat hilal akan menjadi rancu nantinya karena bulan bisa terhalang mendung dan cuaca yang tak kondusif.



Kalau masih di zaman tidak ada teknologi mungkin masih relevant dilakukan, tapi di zaman internet berkembang, AI sudah merambah kemana-mana masih mempertahankan cara jadul ya jelas lucu. Tapi setidaknya kalau kita balik lagi ke zaman tak ada teknologi maka perhitungan hilal sangat di perlukan.

Dengan perhitungan hisab, maka Muhammadiyah pun bisa menetapkan seluruh hari raya dalam waktu setahun dengan lebih pasti. Berikut perhitungan dari mereka terhadap hari besar umat Islam,

1. 1 Ramadhan 1441 H jatuh pada hari Jum'at Kliwon 24 April 2020 M

2. 1 Syawal 1441 H jatuh pada hari Ahad Kliwon, 24 Mei 2020 M

3. 1 Zulhijah 1441 jatuh pada hari Rabu Wage, 22 Juli 2020 M

4. Hari Arafah (9 Zulhijah 1441 H) hari Kamis Pahing, 30 Juli 2020 M

5. Idul Adha (10 Zulhijah 1441 H) hari Jum'at Pon 31 Juli 2020 M


Ternyata tak lama lagi nih gan-sist, kalau agan bukan kelompok dari Muhammadiyah tak usah juga saling ejek atau berseteru. Bila banyak firqah terjadi di nusantara karena fiqih maka salahkan diri kita sendiri kok tak mau belajar lebih jauh tentang agama, firqah hadir dari perbedaan para ulama namun kuncinya tetap satu tauhid.



Maka siapa yang bertauhid maka dia akan ta'waf di masjidil haram. Lihat perbedaan itu hilang entahlah ego masing-masing ulama dan juga pengikutnya yang membikin ane yang tak ikutan firqah pun bingung. Ini bikin kelompok-kelompok gini untuk apa? Cuan atau diakui pihak istana?

===================

Referensi klik
Pic google