- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Way Back Home


TS
miss.autumn
Way Back Home
“Bagaimana dengan tumbuh tanpa harus dibunuh?”
Ini adalah kisah tentang awal kehidupan seorang Aretha Almarina di usia 19 tahun. Bagi kebanyakan orang, mungkin 19 tidak terlalu berbeda dengan 17 dan 18. 19 Masih berada pada tahap mencari jati diri, masih nyaman dengan zonanya sendiri. Namun, sayangnya Aretha Almarina tidak seberuntung itu. Sejak menginjak usia 15 tahun, ia telah sering melihat kedua orangtuanya berdebat tentang masa depannya.
Bahkan, kerap kali ia menemukan beberapa lembar surat perceraian kedua orangtuanya dari kantor pengadilan agama di meja kerja ayahnya. Aretha ingin tahu, sungguh ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun sayangnya tidak ada salah satu pihak pun yang mau memberitahunya, termasuk kedua orangtuanya sendiri. Dunia seolah bungkam, tidak peduli dengan rasa penasaran gadis belia itu.
Ditakdirkan sebagai anak tunggal, tentunya Aretha selalu dituntut untuk menjadi sempurna. Selain untuk menjaga harkat dan martabat keluarga, tentunya agar Aretha kelak menjadi anak kebanggaan orangtuanya. Namun sayangnya, kata sempurna yang dimaksud oleh kedua orangtuanya menjadikannya pribadi yang ambisius. Aretha seakan menganggap dirinya hanyalah sebagai subjek, subjek untuk meraih apa yang dia harus gapai, tanpa harus mempertimbangkan apa yang telah ia lakukan sebelumnya.
Ini adalah kisah tentang awal kehidupan seorang Aretha Almarina di usia 19 tahun. Bagi kebanyakan orang, mungkin 19 tidak terlalu berbeda dengan 17 dan 18. 19 Masih berada pada tahap mencari jati diri, masih nyaman dengan zonanya sendiri. Namun, sayangnya Aretha Almarina tidak seberuntung itu. Sejak menginjak usia 15 tahun, ia telah sering melihat kedua orangtuanya berdebat tentang masa depannya.
Bahkan, kerap kali ia menemukan beberapa lembar surat perceraian kedua orangtuanya dari kantor pengadilan agama di meja kerja ayahnya. Aretha ingin tahu, sungguh ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun sayangnya tidak ada salah satu pihak pun yang mau memberitahunya, termasuk kedua orangtuanya sendiri. Dunia seolah bungkam, tidak peduli dengan rasa penasaran gadis belia itu.
Ditakdirkan sebagai anak tunggal, tentunya Aretha selalu dituntut untuk menjadi sempurna. Selain untuk menjaga harkat dan martabat keluarga, tentunya agar Aretha kelak menjadi anak kebanggaan orangtuanya. Namun sayangnya, kata sempurna yang dimaksud oleh kedua orangtuanya menjadikannya pribadi yang ambisius. Aretha seakan menganggap dirinya hanyalah sebagai subjek, subjek untuk meraih apa yang dia harus gapai, tanpa harus mempertimbangkan apa yang telah ia lakukan sebelumnya.
Diubah oleh miss.autumn 07-05-2020 21:41
0
493
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan