- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Regional Lainnya
[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional


TS
evihan92
[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional
Halo agan dan sista semuanya.
Jumpa lagi di thread ane ya.
Ada yang sering belanja ke pasar? Para sista nih ya, yang biasanya kebagian jatah belanja. Agan-agan sih tinggal tunggu beresnya aja 😁
Nah, kali ini ane akan memperkenalkan sebuah pasar yang cukup unik. Kalau sudah tahu keunikan pasar ini, jangan kaget kalau agan-agan juga jadi ingin belanja ke sana, nggak mau kalah sama sista.
Pasar ini terletak di Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah.
Pasar apakah itu, gansis?
Namanya Pasar Papringan. Papringan berasal dari kata pring yang berarti bambu. Sesuai namanya, Papringan yang berarti tempat tumbuhnya rumpun bambu, pasar ini memang terletak di tanah luas yang banyak ditumbuhi rumpun bambu.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060958030880.png)
Foto : sini
Jadi, tak heran kalau tempatnya teduh dan udaranya sejuk, gansis. Membuat siapa saja akan betah berlama-lama belanja, duduk-duduk sambil makan masakan tradisional, atau sekedar cuci mata melihat-lihat dagangan yang ada.
Oh ya, di pasar ini memang dijual banyak makanan tradisional, baik cemilan maupun makanan berat seperti nasi merah. Jadi, penggemar kuliner tradisional bakal bahagia banget di sini.
Nah, apa saja sih keunikan Pasar Papringan ini? Baiklah, agar agan sista semuanya tidak lama-lama penasaran, mari kita simak bersama.
1. Hanya buka pada Minggu Wage dan Minggu Pon.
Agan sista yang bukan orang Jawa, pasti bertanya-tanya, apa itu Wage? Apa itu Pon?
Tenang. Sebentar lagi gansis akan tahu. Jadi, begini. Kita kan mengenal tujuh hari dalam sepekan, ya, gansis. Dari Senin sampai Minggu. Nah, dalam adat Jawa, selain hari yang tujuh itu, ada lagi yang namanya pasaran. Pasaran ada lima, yaitu Paing, Pon, Wage, Kliwon, Legi. Begitu urutannya.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060919280416.png)
Foto : sini
Nah, kalau hari dan pasaran digabung, maka akan jadi 35 pasang hari-pasaran.
Jadi kalau hari ini Senin Paing, misalnya, maka besok adalah Selasa Pon, lusa Rabu Wage, dan seterusnya. Artinya, sepasang hari dan pasaran yang sama akan terulang setiap tiga puluh lima hari sekali, yang disebut 'selapan' dalam adat Jawa.
Nah, Pasar Papringan ini buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon, gansis. Jadi, kalau gansis ingin belanja ke sana, pastikan lihat kalender yang ada pasaran Jawanya. Cek apakah waktunya pas pasar buka atau tidak.
Jangan sampai terjadi, saking semangatnya mau wisata belanja, eh ternyata sampai di sana pasarnya tutup. Bisa-bisa ilfeel karena perut keburu lapar, kan, gansis?
2. Pintu masuknya terbuat dari susunan keranjang bambu.
Pada zaman ini, gapura atau pintu masuk ke suatu wilayah biasanya terbuat dari batu bata diplester.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060928280247.png)
Foto : sini
Namun, pintu masuk Pasar Papringan ini cukup unik, gansis, karena terbuat dari keranjang bambu yang disusun ke atas. Ada empat susunan keranjang, masing-masing dua di kiri dan dua di kanan. Keempatnya dipertemukan di tengah-tengah membentuk gapura.
Di pertemuan keempat pilar itu, digantungkan sebuah tampah bertuliskan Pasar Papringan. Oh ya, tampah adalah wadah yang pada zaman dulu digunakan untuk menampi beras. Tampah terbuat dari anyaman bambu, berbentuk bundar.
Lucu dan unik juga idenya, ya. Sesuai namanya, bahkan gapura pun terbuat dari bambu alias pring dalam bahasa Jawa.
3. Alat pembayarannya adalah koin bambu.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060932320846.png)
Foto : sini
Jujur, ane jadi ingat waktu kecil dulu suka main pasaran alias jual-jualan. Dulu kan kita kalau main jual-jualan, uangnya juga pakai uang-uangan seadanya, ya. Bisa dari daun, atau kertas, atau pecahan genteng alias kreweng.
Nah, di Pasar Papringan ini, alat pembayaran yang digunakan adalah koin bambu, gansis. Oh, agan sista tidak punya? Tenang, jangan khawatir. Agan sista bisa mendapatkan koin bambu itu di sana. Bentuknya ada yang bundar pipih seukuran uang logam lama, ada pula yang persegi.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060949130928.png)
Foto : sini
Satuan yang dipakai pun tentu saja bukan rupiah. Akan tetapi, pring. Jadi ada koin bernilai 5 pring, ada pula yang 10 pring. Agan sista bisa menukar koin dengan uang yang dibawa dari rumah. Cukup murah kok.
Kalau koin kita tidak habis dibelanjakan hari itu, bisa disimpan untuk dibelanjakan lagi pada gelaran pasar berikutnya. Jadi jangan dibuang kalau ada sisa koinnya, ya. Sayang.
4. Ada alunan gamelan
Kalau kita belanja di mall atau toko, kadang ada yang memutar lagu-lagu kan, ya. Atau kalau di kafe ada live music.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060935350694.png)
Foto : sini
Nah, kalau di Pasar Papringan, kita berbelanja diiringi gamelan, gansis. Secara live pula. Yang memainkannya adalah bapak-bapak yang mengenakan pakaian tradisional Jawa, berupa bawahan batik, atasan beskap, lengkap dengan blangkon sebagai penutup kepala.
Dijamin agan sista akan merasakan hati adem ketika mendengar suara gamelan ini, karena alunan gamelan Jawa memang tenang dan lembut.
5. Tempat belanjaan adalah keranjang bambu.
Di pasar ini tidak diperkenankan membawa kantong plastik, gansis. Sudah menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan, ternyata. Untuk membawa barang belanjaan, ada keranjang bambu yang ramah lingkungan karena bisa terurai. Keren, kan?
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060940160110.png)
Foto : sini
Ketika dunia geger gara-gara sampah plastik yang mencemari lingkungan, lalu beramai-ramai menyerukan pengurangan pemakaian plastik, Pasar Papringan sudah memberlakukan aturan tidak memakai kantong plastik.
Jadi, kita tidak perlu ragu untuk belanja di sana, gansis.
Nah, bagaimana, sudah cukup penasaran? Ingin belanja ke sana? Silakan buka kalender, lihat barangkali ada long weekend, agan sista bisa jadwalkan untuk berkunjung ke sana.
Sekian dulu trit ane kali ini, gansis. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi di trit ane berikutnya.
Sumber : opini pribadi dan sini
Jumpa lagi di thread ane ya.
Ada yang sering belanja ke pasar? Para sista nih ya, yang biasanya kebagian jatah belanja. Agan-agan sih tinggal tunggu beresnya aja 😁
Nah, kali ini ane akan memperkenalkan sebuah pasar yang cukup unik. Kalau sudah tahu keunikan pasar ini, jangan kaget kalau agan-agan juga jadi ingin belanja ke sana, nggak mau kalah sama sista.
Pasar ini terletak di Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah.
Pasar apakah itu, gansis?
Namanya Pasar Papringan. Papringan berasal dari kata pring yang berarti bambu. Sesuai namanya, Papringan yang berarti tempat tumbuhnya rumpun bambu, pasar ini memang terletak di tanah luas yang banyak ditumbuhi rumpun bambu.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060958030880.png)
Foto : sini
Jadi, tak heran kalau tempatnya teduh dan udaranya sejuk, gansis. Membuat siapa saja akan betah berlama-lama belanja, duduk-duduk sambil makan masakan tradisional, atau sekedar cuci mata melihat-lihat dagangan yang ada.
Oh ya, di pasar ini memang dijual banyak makanan tradisional, baik cemilan maupun makanan berat seperti nasi merah. Jadi, penggemar kuliner tradisional bakal bahagia banget di sini.
Nah, apa saja sih keunikan Pasar Papringan ini? Baiklah, agar agan sista semuanya tidak lama-lama penasaran, mari kita simak bersama.
1. Hanya buka pada Minggu Wage dan Minggu Pon.
Agan sista yang bukan orang Jawa, pasti bertanya-tanya, apa itu Wage? Apa itu Pon?
Tenang. Sebentar lagi gansis akan tahu. Jadi, begini. Kita kan mengenal tujuh hari dalam sepekan, ya, gansis. Dari Senin sampai Minggu. Nah, dalam adat Jawa, selain hari yang tujuh itu, ada lagi yang namanya pasaran. Pasaran ada lima, yaitu Paing, Pon, Wage, Kliwon, Legi. Begitu urutannya.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060919280416.png)
Foto : sini
Nah, kalau hari dan pasaran digabung, maka akan jadi 35 pasang hari-pasaran.
Jadi kalau hari ini Senin Paing, misalnya, maka besok adalah Selasa Pon, lusa Rabu Wage, dan seterusnya. Artinya, sepasang hari dan pasaran yang sama akan terulang setiap tiga puluh lima hari sekali, yang disebut 'selapan' dalam adat Jawa.
Nah, Pasar Papringan ini buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon, gansis. Jadi, kalau gansis ingin belanja ke sana, pastikan lihat kalender yang ada pasaran Jawanya. Cek apakah waktunya pas pasar buka atau tidak.
Jangan sampai terjadi, saking semangatnya mau wisata belanja, eh ternyata sampai di sana pasarnya tutup. Bisa-bisa ilfeel karena perut keburu lapar, kan, gansis?
2. Pintu masuknya terbuat dari susunan keranjang bambu.
Pada zaman ini, gapura atau pintu masuk ke suatu wilayah biasanya terbuat dari batu bata diplester.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060928280247.png)
Foto : sini
Namun, pintu masuk Pasar Papringan ini cukup unik, gansis, karena terbuat dari keranjang bambu yang disusun ke atas. Ada empat susunan keranjang, masing-masing dua di kiri dan dua di kanan. Keempatnya dipertemukan di tengah-tengah membentuk gapura.
Di pertemuan keempat pilar itu, digantungkan sebuah tampah bertuliskan Pasar Papringan. Oh ya, tampah adalah wadah yang pada zaman dulu digunakan untuk menampi beras. Tampah terbuat dari anyaman bambu, berbentuk bundar.
Lucu dan unik juga idenya, ya. Sesuai namanya, bahkan gapura pun terbuat dari bambu alias pring dalam bahasa Jawa.
3. Alat pembayarannya adalah koin bambu.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060932320846.png)
Foto : sini
Jujur, ane jadi ingat waktu kecil dulu suka main pasaran alias jual-jualan. Dulu kan kita kalau main jual-jualan, uangnya juga pakai uang-uangan seadanya, ya. Bisa dari daun, atau kertas, atau pecahan genteng alias kreweng.
Nah, di Pasar Papringan ini, alat pembayaran yang digunakan adalah koin bambu, gansis. Oh, agan sista tidak punya? Tenang, jangan khawatir. Agan sista bisa mendapatkan koin bambu itu di sana. Bentuknya ada yang bundar pipih seukuran uang logam lama, ada pula yang persegi.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060949130928.png)
Foto : sini
Satuan yang dipakai pun tentu saja bukan rupiah. Akan tetapi, pring. Jadi ada koin bernilai 5 pring, ada pula yang 10 pring. Agan sista bisa menukar koin dengan uang yang dibawa dari rumah. Cukup murah kok.
Kalau koin kita tidak habis dibelanjakan hari itu, bisa disimpan untuk dibelanjakan lagi pada gelaran pasar berikutnya. Jadi jangan dibuang kalau ada sisa koinnya, ya. Sayang.
4. Ada alunan gamelan
Kalau kita belanja di mall atau toko, kadang ada yang memutar lagu-lagu kan, ya. Atau kalau di kafe ada live music.
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060935350694.png)
Foto : sini
Nah, kalau di Pasar Papringan, kita berbelanja diiringi gamelan, gansis. Secara live pula. Yang memainkannya adalah bapak-bapak yang mengenakan pakaian tradisional Jawa, berupa bawahan batik, atasan beskap, lengkap dengan blangkon sebagai penutup kepala.
Dijamin agan sista akan merasakan hati adem ketika mendengar suara gamelan ini, karena alunan gamelan Jawa memang tenang dan lembut.
5. Tempat belanjaan adalah keranjang bambu.
Di pasar ini tidak diperkenankan membawa kantong plastik, gansis. Sudah menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan, ternyata. Untuk membawa barang belanjaan, ada keranjang bambu yang ramah lingkungan karena bisa terurai. Keren, kan?
![[COC Regional : Wisata] Pasar Papringan, Surga Penggemar Kuliner Tradisional](https://s.kaskus.id/images/2020/03/06/10604850_202003060940160110.png)
Foto : sini
Ketika dunia geger gara-gara sampah plastik yang mencemari lingkungan, lalu beramai-ramai menyerukan pengurangan pemakaian plastik, Pasar Papringan sudah memberlakukan aturan tidak memakai kantong plastik.
Jadi, kita tidak perlu ragu untuk belanja di sana, gansis.
Nah, bagaimana, sudah cukup penasaran? Ingin belanja ke sana? Silakan buka kalender, lihat barangkali ada long weekend, agan sista bisa jadwalkan untuk berkunjung ke sana.
Sekian dulu trit ane kali ini, gansis. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi di trit ane berikutnya.
Sumber : opini pribadi dan sini
Diubah oleh evihan92 06-03-2020 22:54






lina.wh dan 4 lainnya memberi reputasi
3
2.8K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan