Kaskus

Regional

TaraAnggaraAvatar border
TS
TaraAnggara
[COC Regional : Kesenian] Ebeg, Kesenian Asli Cilacap yang Disukai Semua Kalangan
[COC Regional : Kesenian] Ebeg, Kesenian Asli Cilacap yang Disukai Semua Kalangansumber gambar

Anda warga Cilacap? pasti tahu dong kesenian asli Cilacap yang bernama Ebeg atau Kuda Lumping. Iya itu, kesenian yang menggabungkan tarian dan kekuatan magis. Eits! Sebelum kita bahas soal kesenian yang satu ini, mari kita telisik dulu dimana sih letak kota Cilacap dan sejarahnya untuk menambah wawasan kita semua.

Siapa tahu ada dari kalian yang bukan asli Cilacap, terus penasaran tentang kota yang menggunakan bahasa ngapak ini.


Cilacap, adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Samudera Hindia di sebelah Selatan dan provinsi Jawa Barat di sebelah Barat.
Kota ini memiliki semboyan Cilacap Bercahaya yang artinya Bersih, Rapi, Ceria, Hijau, Aman, dan Jaya. Semboyan yang sangat komplit bukan?

Sejarah penamaan kota Cilacap sendiri dilansir dari Tribunnewsjateng.com berdasarkan sumber babad, di masa lalu Raden Be Tjakrawerdana diutus membuka hutan oleh ayahnya--seorang bupati kesepuhan Banyumas--untuk dijadikan pemukiman ke daerah Selatan. Dalam perjalananannya rombongan berhenti di ujung lekukan pantai teluk yang bentuknya mirip mata bajak--orang Jawa menyebutnya wluku--yang kemudian disebut cacab atau tlacap. Kata cacab atau tlacap ini kemudian mengalami pengubahan ucapan menjadi Cilacap, hingga akhirnya kata ini menjadi nama kota Cilacap sampai sekarang.

[COC Regional : Kesenian] Ebeg, Kesenian Asli Cilacap yang Disukai Semua Kalangansumber gambar



Nah itu dia sejarah singkat penamaan kota Cilacap. Selanjutnya mari kita bahas kesenian asli dari kota yang memiliki bahasa ngapak ini, yaitu Ebeg.

Seperti saya bilang di atas, kesenian Ebeg adalah pertunjukan yang menggabungkan tarian dan kekuatan magis. Kesenian ini bercerita tentang kegagahan prajurit berkuda. Properti yang digunakan saat menari meliputi kuda kepang, slendang, barongan, dan beberapa peralatan lain.

Untuk kuda kepangnya terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda dengan hiasan rambut dan ekor, terbuat dari ijuk. Sedangkan untuk barongannya terbuat dari kayu yang dibentuk menyerupai kepala buta. Pada bagian belakang barongan terdapat pegangan yang digunakan pemain untuk menggerakkan barongan. Pada pegangan ini terikat kain yang menjuntai panjang untuk menutupi pemain saat beraksi.

Pertunjukan Ebeg dilakukan oleh sekitar 8-10 penari dengan diiringi musik gamelan. Penarinya bisa laki-laki, perempuan, atau gabungan keduanya. Di tempat saya, pertunjukkan Ebeg dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi pertama para penari akan menari pelan mengikuti musik gamelan yang mengalun lambat.

Setelah beristirahat sekitar 10-15 menit para pemain akan kembali menari, beberapa penari ada yang menari menggunakan properti barongan. Di sesi kedua ini tempo musik dimainkan lebih cepat dibandingkan sebelumnya dengan tambahan iringan musik berupa terompet. Saat terompet ditiup, penimbul--pawang penari ebeg--akan menyalakan kemenyan. Aroma kemenyan inilah yang dipercaya mengundang roh halus, sehingga penari kesurupan, tapi biasanya tidak semua penari kesurupan.

Bagi yang tidak kesurupan akan beristirahat, sedangkan para penari yang kesurupan meminta sesaji kepada penimbul. Sesaji yang diminta biasanya bunga mawar, pitik cemani, bahkan beling untuk dimakan. Wah, serem banget kan?

Uniknya di sesi ketiga ini bukan hanya pemain Ebeg saja yang bisa kesurupan, tapi penontonnya juga. Aksi kesurupan biasanya akan berlangsung sekitar 15-20 menit, setelah itu penimbul akan menyadarkan pemain. Caranya dengan meletakkan telapak tangan di dahi sambil komat-kamit--baca mantra kali ya--kemudian diusapkan pada wajah.


Sampai di sini pertunjukan belum berakhir, karena setelah beristirahat pertunjukan akan berlanjut ke sesi tiga. Sesi inilah yang paling disukai anak-anak, karena para penari akan berakting sebagai orang bisu. Aksi kocak dan jahil mereka saat bermain sebagai orang bisu sering kali mengocok perut para penonton. Bagian ini menjadi rangkaian penutup dari pertunjukan Ebeg.

Agan dan Sista, ditempat saya pertunjukan Ebeg akan sangat mudah ditemui saat ada acara hajatan. Pemilik hajatan biasanya memilih Ebeg sebagai pertunjukan untuk menghibur tamu undangan dan juga warga sekitar. Terkadang ada juga warga jauh yang ikut menyaksikan. Penontonnya biasanya mulai dari orang tua, dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Hal ini membuktikan bahwa peminat kesenian Ebeg, bukan cuma orang dewasa tapi juga anak-anak. Sesuatu yang patut dibanggakan tentunya, karena dengan begini kelestarian Ebeg akan tetap terjaga.

Setelah membaca ulasan di atas, bagaimana pendapat Agan dan Sista terkait keseian Ebeg. Menarik bukan?

Baiklah Agan dan Sista, cukup sampai di sini ulasan saya tentang salah satu kesenian asli Cilacap.


Sampai jumpa di thread selanjutnya untuk membahas hal menarik lainnya seputar kota Cilacap dalam bentuk yang berbeda. Mari lestarikan kebudayaan dan kesenian daerah masing-masing, agar anak cucu kita kelak tetap bisa menyaksikan kesenian daerah asal mereka.






Cilacap, 06 Maret 2020
Oleh : Tara Anggara
Diubah oleh TaraAnggara 10-03-2020 03:11
anasabilaAvatar border
djAvatar border
masnukhoAvatar border
masnukho dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.2K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan