- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perempuan Tunarungu dengan Sejuta Pesona, Angkie Yudistia


TS
Vieee111
Perempuan Tunarungu dengan Sejuta Pesona, Angkie Yudistia

Assalamualaikum, GanSis.
Selamat datang kembali di thread saya yang apalah-apalah. π
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang salah satu sosok yang selalu sukses bikin saya malu untuk mengeluh hanya karena keterbatasan fisik.
Tidak mudah menjadi orang yang menyandang disabilitas. Selain tidak pernah lepas dari pandangan merendahkan di masyarakat, penyandang disabilitas juga kerap memiliki tekanan batin terus-menerus yang mengakibatkan kehilangan rasa percaya diri.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang salah satu sosok yang selalu sukses bikin saya malu untuk mengeluh hanya karena keterbatasan fisik.
Tidak mudah menjadi orang yang menyandang disabilitas. Selain tidak pernah lepas dari pandangan merendahkan di masyarakat, penyandang disabilitas juga kerap memiliki tekanan batin terus-menerus yang mengakibatkan kehilangan rasa percaya diri.

sumber
Berawal dari kisah yang haru, perempuan cantik Angkie Yudistia yang lahir di Medan pada 5 Mei 1987, mulai kehilangan pendengaran saat perempuan yang kini mantap berhijab itu menginjak usia 10 tahun. Diduga hal tersebut terjadi tak lepas dari "kesalahan" penggunaan obat-obatan saat dia terserang beberapa penyakit, termasuk malaria.
Keadaan itu langsung membuat finalis Abang None Jakarta itu terpukul dan kehilangan rasa percaya diri. Namun, berkat dukungan keluarga dan orang-orang di sekitarnya, Angkie Yudistia pelan-pelan bangkit. Dari sini bisa dipahami betul, bahwa peran orang tua sangat penting bagi perkembangan fisik dan mental seorang anak. Seorang anak yang sempurna, tidak akan pernah menjadi apa-apa tanpa dukungan orang tua, begitu juga sebaliknya. Anak penyandang disabilitas juga bisa bangkit dan sukses berkat doa dan dukungan orang tua, serta orang-orang di sekitarnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Bogor, putri pasangan Hadi Sanjoto dan Indiarty Kaharman ini melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di fakultas komunikasi di London School of Public RelationsJakarta. Di kampus ini pula perempuan yang dikenal gemar menulis tersebut meraih gelar masternya pada 2010.
Saya salut sekali dengan sosok perempuan yang kesehariannya beraktifitas dengan bantuan alat bantu dengar ini. Memakai alat bantu bukan hal yang mudah. Pertama kita harus membiasakan diri merasakan sesuatu yang mengganjal di telinga untuk waktu yang lama. Belum lagi soal perawatannya yang terbilang sedikit ribet karena tidak boleh lembab. Telinga kanan Angkie hanya mampu mendengar suara 70 desibel sedangkan yang kiri 98 desibel. Sementara, rata-rata percakapan pada manusia normal berada di 40 desibel.
Jadi dirinya hanya mampu mendengar suara orang yang bicara dua kali lipat seperti saat berteriak. Kalaupun tidak berteriak, percakapan itu harus dilakukan secara berhadapan, agar bisa membaca gerak bibir lawan bicaranya.
Meski begitu, Angkie Yudistia yang membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk bangkit dari keterpurukannya, kini berhasil menuliskan tiga buah buku inspiratif yang sangat keren. Ini dia:
Keadaan itu langsung membuat finalis Abang None Jakarta itu terpukul dan kehilangan rasa percaya diri. Namun, berkat dukungan keluarga dan orang-orang di sekitarnya, Angkie Yudistia pelan-pelan bangkit. Dari sini bisa dipahami betul, bahwa peran orang tua sangat penting bagi perkembangan fisik dan mental seorang anak. Seorang anak yang sempurna, tidak akan pernah menjadi apa-apa tanpa dukungan orang tua, begitu juga sebaliknya. Anak penyandang disabilitas juga bisa bangkit dan sukses berkat doa dan dukungan orang tua, serta orang-orang di sekitarnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Bogor, putri pasangan Hadi Sanjoto dan Indiarty Kaharman ini melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di fakultas komunikasi di London School of Public RelationsJakarta. Di kampus ini pula perempuan yang dikenal gemar menulis tersebut meraih gelar masternya pada 2010.
Saya salut sekali dengan sosok perempuan yang kesehariannya beraktifitas dengan bantuan alat bantu dengar ini. Memakai alat bantu bukan hal yang mudah. Pertama kita harus membiasakan diri merasakan sesuatu yang mengganjal di telinga untuk waktu yang lama. Belum lagi soal perawatannya yang terbilang sedikit ribet karena tidak boleh lembab. Telinga kanan Angkie hanya mampu mendengar suara 70 desibel sedangkan yang kiri 98 desibel. Sementara, rata-rata percakapan pada manusia normal berada di 40 desibel.
Jadi dirinya hanya mampu mendengar suara orang yang bicara dua kali lipat seperti saat berteriak. Kalaupun tidak berteriak, percakapan itu harus dilakukan secara berhadapan, agar bisa membaca gerak bibir lawan bicaranya.
Meski begitu, Angkie Yudistia yang membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk bangkit dari keterpurukannya, kini berhasil menuliskan tiga buah buku inspiratif yang sangat keren. Ini dia:
Perempuan tuna rungu menembus batas: ketika keterbatasan mendengar menjadi sebuah kelebihan

sumber gambar
Setinggi langit: menelusuri cakrawala perjuangan perempuan peneliti Indonesia

sumber gambar
Hingga yang terbaru Become Rich as Sociopreneur

sumber gambar
Selain itu, Angkie Yudistia juga didaulat sebagai salah satu staf khusus yang diumumkan Presiden Joko Widodo pada Kamis (21/11/2019) lalu. "Angkie Yudistia, usia 32 tahun adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur," kata Presiden Jokowi ketika mengumumkan dan mengenalkan tujuh Staf Khusus Presiden yang baru di Istana Merdeka Jakarta.
Bersama enam Staf Khusus lainnya termasuk Adamas Belva Syah Devara, pendiri Ruang Guru, ia bertekad tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan sepenuh hati membantu Jokowi mewujudkan misi menuju Indonesia inklusif yang lebih ramah disabilitas.
Yah! Dengan ini semoga kaum-kaum disabilitas tidak lagi minder dan kehilangan rasa percaya diri, sehingga bisa menunjukkan kesetaraan dengan orang-orang normal lainnya.
Tidak cukup sampai di situ, Angkie Yudistia yang kini menjabat sebagai CEO Thisable Enterpriseitu, pernah menyandang beberapa penghargaan, seperti: The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008, Asia's Top Outstanding Women Marketeer of The YearΒ dari Asia Marketing Federation pada 2019. Bersama perusahaan yang didirikannya, Angkie Yudistia menaungi para penyandang disabilitas serta memberikan pelatihan-pelatihan SDM serta membantu menyalurkan tenaga pekerja pada sejumlah layanan sesuai kemampuan masing-masing.
Lewat keberadaannya, Angkie Yudistia telah menunjukkan pada dunia terutama saya pribadi, bahwa penyandang disabilitas sekalipun, kita masih bisa sukses dan meraih impian, bahkan juga membantu sesama. Sekarang sedikit demi sedikit saya berusaha bangkit dan terus mencoba meraih impian saya meski dengan keterbatasan fisik.
Semoga kedepannya, para penyandang disabilitas tidak lagi mendapatkan diskriminasi dan bisa hidup dengan layak dan berbahagia.
Jangan menghakimi, karena bahagia itu hak semua orang.
Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa bagikan cendol, rate dan komentar. Mohon maaf jika banyak kesalahan. πππ
Wassalamualaikum
Salam manis dari perempuan absurd
πBersama enam Staf Khusus lainnya termasuk Adamas Belva Syah Devara, pendiri Ruang Guru, ia bertekad tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan sepenuh hati membantu Jokowi mewujudkan misi menuju Indonesia inklusif yang lebih ramah disabilitas.
Yah! Dengan ini semoga kaum-kaum disabilitas tidak lagi minder dan kehilangan rasa percaya diri, sehingga bisa menunjukkan kesetaraan dengan orang-orang normal lainnya.
Tidak cukup sampai di situ, Angkie Yudistia yang kini menjabat sebagai CEO Thisable Enterpriseitu, pernah menyandang beberapa penghargaan, seperti: The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008, Asia's Top Outstanding Women Marketeer of The YearΒ dari Asia Marketing Federation pada 2019. Bersama perusahaan yang didirikannya, Angkie Yudistia menaungi para penyandang disabilitas serta memberikan pelatihan-pelatihan SDM serta membantu menyalurkan tenaga pekerja pada sejumlah layanan sesuai kemampuan masing-masing.
Lewat keberadaannya, Angkie Yudistia telah menunjukkan pada dunia terutama saya pribadi, bahwa penyandang disabilitas sekalipun, kita masih bisa sukses dan meraih impian, bahkan juga membantu sesama. Sekarang sedikit demi sedikit saya berusaha bangkit dan terus mencoba meraih impian saya meski dengan keterbatasan fisik.
Semoga kedepannya, para penyandang disabilitas tidak lagi mendapatkan diskriminasi dan bisa hidup dengan layak dan berbahagia.
Jangan menghakimi, karena bahagia itu hak semua orang.
Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa bagikan cendol, rate dan komentar. Mohon maaf jika banyak kesalahan. πππ
Wassalamualaikum
Salam manis dari perempuan absurd
Purworejo, 6 Maret 2020
Referensi: klik






4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
969
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan