- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mbah Tini Meretas Usia, Perempuan Pemilik Semangat Baja


TS
RifanNazhif
Mbah Tini Meretas Usia, Perempuan Pemilik Semangat Baja


Dokpri
Dialah sosok perempuan yang berhasil mengalungkan semangat hidup bagi saya. Seseorang yang tetap hadir mewarnai dunia, meski keriput usia sudah berlipat-lipat. Manakala orang lain mungkin hanya bisa menghitung almanak sambil termangu, dia berjibaku dari pukul delapan pagi hingga satu siang agar sedia menerima pembeli di warung gado-gado yang menyempil di dinding sebuah toko.
Dia bukan seorang hebat dengan beragam titel, dan bukan pengusaha kakap yang memiliki digit uang panjang. Pun dia bukan orang yang terkenal.
Dia hanya penjual gado-gado sederhana, dan memiliki harapan kelewat sederhana. Ya, tak lain tak bukan, tak ingin menunggu derma anak-cucu untuk menyambung hidup.

DokPri
Usia 90 tahun lebih, bukanlah dibilang muda. Kerut usia menggambarkan dia sudah renta, teramat renta. Ketika melayani pembeli, tak urung tubuhnya bergetar. Kendati dengan tubuh bergetar, tak sampai menghalangi geraknya meramu bumbu. Nalu kulinernya tetap jalan. Tangan ringkihnya seolah memiliki mata.
Bagi orang seusai dia, barangkali meracik gado-gado sudah menjadi pekerjaan mustahil. Bahkan ada sebagian yang sampai lupa meletakkan kacamata, sementara kacamata sudah nangkring di hidung. Ada yang tak ingat mana anak-mana cucu. Ada pula yang susah membedakan mana tempat tidur dan mana kasur. Tapi bagi seorang Tini---begitu dia menyebutkan namanya---penyakit pikun tak menghinggapi. Bayangkan kalau dia pikun, mana mungkin pembeli rela mengicip gado-gado buatannya, karena berasa amburadul.
Melihat kegigihan Mbah Tini, terkadang saya berpikir, apakah ketika saya seusia dia masih bisa berkarya, atau mungkin saya hanya bisa disuapi anak-cucu, makan-minum dan kakus semuanya di tempat tidur.
Hingga sekarang, ketika semangat down, saya selalu membandingkan usia muda saya dengan usia tua si mbah. Semangat tua saya dengan semangat muda perempuan itu. Maka sesekali saya memesan gado-gadonya hanya untuk memantik semangat, dan pasti untuk merasai gado-gado yang belum ada duanya pagi pengecap saya.
Mbak Tini sudah puluhan tahun berjualan gado-gado. Dan dia berprinsip ketika nyawa masih dikandung badan, perjuangan pantang kendor. Kendati lebih enak leyeh-leyeh di rumah, tapi menurut si mbah, badannya akan sakit bila tidak dibawa untuk bekerja. Tetap berjuang, Mbah Tini. Engkau akan tetap menjadi inspirasiku, bagaimana cara terbaik merawat semangat hidup.
-----
Diubah oleh RifanNazhif 04-03-2020 15:51






4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
487
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan