Assalamu'alaikum Hai Gansist, ketemu lagi sama emak. Ngomong-ngomong soal sosok inspiratif. Emak punya satu sosok yang begitu sangat dikagumi kesabarannya, kesolehahannya, lemah lembut dan ramah. Dia adalah Ninih Muthmainnah atau yang biasa disebut Teh Ninih.



Perempuan kelahiran Ciamis 26 Januari 1967, beliau merupakan istri pertama dari Aa Gym. Siapa sih yang nggak kenal sama beliau? Dulu sempat heboh dan menggemparkan seluruh indonesia karena persoalan poligami yang dilakukan oleh suaminya.

Menjalani kehidupan dalam ikatan poligami tentu sangat berat diterima, meski tidak hidup seatap tetapi percikan api cemburu saat membayangkan suami bersama wanita lain, pastinya menyakitkan perasaan.

Saat itu status Teh Ninih masih istri pertama, beliau menerima keputusan Aa Gym untuk menikah lagi. Seiring perjalanan kehidupan poligami yang di mulainya, mungkin beliau merasa tidak sanggup dan tak berapa lama beliau menggugat cerai suaminya.


Mungkin karena rasa cinta dan sayangnya pada Aa Gym yang sudah menjalani rumah tangga bersamanya dalam jangka waktu yang cukup lama, siapa sangka mereka kembali rujuk setelah perceraian dikabulkan. Dan kini Teh Ninih berstatus menjadi istri kedua dari Aa Gym.


Ada satu motto hidup yang pernah beliau bilang, kurang lebih seperti ini.



Melihat perjalanan beliau yang luarbiasa, sungguh mencerminkan kelapangan hatinya yang begitu luas. Menerima kembali suami yang sudah membagi cinta itu satu hal yang sangat sulit, apalagi posisi Teh Ninih sudah lama menikah dan dikaruniai 7 orang anak.


Wajar saja jika seorang wanita marah dan kecewa ketika suami yang dicintainya memutuskan untuk menikah lagi. Toh kalau Emak pribadi pun nggak akan bisa seperti beliau, jangankan memberi izin menikah dengan janda cantik. Sekalipun dengan nenek-nenek, rasanya hati nggak akan rela.


Bagi sebagian wanita, pengkhiatan terbesar dalam hidup adalah ketika cintanya terbagi. Akan tetapi, dari Teh Ninih kita bisa belajar memaafkan, menerima kembali pasangan untuk hidup bersama demi kebaikan keluarga.


Sikapnya yang menutup diri dari media dan selalu menebarkan senyum ramah. Menampakkan wajah cerianya, membuat Emak begitu salut melihat beliau yang mampu menyembunyikan perasaan dibalik wajah tenangnya. Di saat sebagian publik figure jaman sekarang senang membuka aib rumah tangganya kepada media.


Wanita berkacamata dan selalu berpenampilan sederhana itu, mengajarkan bahwa cantik tidak harus berlebihan. Memakai gamis sederhana dipadukan hijab syar'i model segiempat yang menutupi dada, sudah menjadi ciri khasnya.


Apa yang dilakukan oleh Teh Ninih belum tentu ada yang mampu seikhlas itu. So Emak pribadi bukan orang yang menentang poligami, karena ayat soal poligami tertulis jelas di dalam Al-Qur'an. Tetapi bukan berarti mendukung, mau atau tidak mau menerima poligami itu semua kembali pada mereka yang menjalani.

Terlepas dari kehidupan berpoligami, sedikitnya kita bisa belajar apa itu keikhlasan, kesabaran dan tegar di kala badai menerpa pernikahan.

Sekian thread kali ini, semoga bisa mengambil sedikitnya pelajaran juga kebaikan dari sosok Teh Ninih. Ini opini ane, kalau tidak suka abaikan saja. Saling menghargai itu lebih baik dan jangan berikan opini terlalu buruk pada orang lain, sejatinya manusia tidak ada yang sempurna. Kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena apa yang kita lihat belum tentu sama dengan kenyataannya.


Sumber : Opini pribadi & Wikipedia Klik Link