- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Kalimantan Barat
[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas


TS
sukafhoto
[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas
Quote:
Masyarakat melayu Kabupaten Sambas memiliki banyak sekali budaya yang unik dan menarik
untuk kita ketahui. Satu diantaranya adalah tradisi ngamping. Ngamping sendiri bearti
kegiatan membuat amping (emping). Amping di sini bukan terbuat dari buah melinjo loh
gan/sis. Melainkan terbuat dari padi yang masih muda atau setengah masak. Pernah nyoba?
Kalau belum yuk simak ulasannya berikut ini:
sumber foto harunizoh blogspot dot com
Tradisi ngamping dilakukan secara rutin tiap tahunnya saat musim panen padi. Tradisi ini
dilakukan oleh masyarakat petani melayu kabupaten Sambas. Pada zaman dahulu, tradisi ini
digelar saat bulan purnama dan merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen padi serta
permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar musim tanam berikutnya selalu diberikan
hasil panen yang berlimpah.
Di dalam tradisi ngamping ini, dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan padi
yang masih muda hingga penyajian ampingnya. Padi yang akan diambil harus berwarna hijau
dan sudah berisi serta sudah terlihat menunjukan setengah matang. Setelah padi diambil,
dipisahkan dari tangkainya dan direndam dalam air selama satu malam. Hal itu bertujuan agar
padi tidak alot saat diolah menjadi amping. Setelah padi direndam selama satu malam, kemudian
dikeringkan airnya dan dilanjutkan dengan disangrai di dalam wajan. Api yang digunakan harus
api yang berasal dari pembakaran kayu. Nah keunikan dari tradisi ngamping di sini adalah proses
pembuatannya yang melibatkan banyak orang dengan tingkat solidaritas dan gotong-royongnya
yang tinggi.
Saat proses ngamping, beberapa orang sudah diberikan tugas masing-masing yaitu satu orang
atau lebih, bertugas untuk menyangrai padi, dua hingga lima orang atau lebih bertugas untuk
menumbuk padi menggunakan alu (antan) dan lesung kayu serta satu orang atau lebih yang
bertugas untuk memisahkan amping dengan sekam padi.
Proses Menyangrai Padi. Sumber foto daydarma.wordpress.com
Saat dilakukan proses ngamping ini, padi harus disangrai terlebih dahulu. Padi yang disangrai
tidak boleh mentah dan tidak boleh juga matang. Padi yang matang saat disangrai akan meletus
menjadi berondong. Sementara padi yang saat disangrai ternyata masih mentah akan
menghasilkan amping yang tidak bagus. Setelah padi disangrai, dimasukan ke dalam wadah
yang terbuat dari pelepah pinang yang telah dibentuk sedemikian rupa. Padi tersebut kemudian
dimasukan serta-merta ke dalam lesung. Padi yang telah disangrai tidak boleh terlalu dingin
karena dikuatirkan akan terlalu alot saat ditumbuk.
Nah saat padi akan ditumbuk di dalam lesung inilah diperlukan kekompakan dari setiap orang
yang tugasnya memegang alu (antan). Jika terdiri dari tiga orang misalnya, harus bergantian
menumbuk padi tanpa perlu jeda yang lama. Setiap dentuman alu (antan) yang menumbuk
amping ini akan menghasilkan irama. Nah irama ini juga bisa menjadi panduan untuk memulai
gilirannya menjatuhkan alunya (antan) ke dalam lesung. Konsentrasi juga diperlukan dalam proses penumbukan amping ini. Jika tidak konsentrasi dan tidak kompak, maka alu atau antan
akan saling bertumbukan alias bertabrakan. Sehingga tidak bisa menghasilkan amping.
Proses Penumbukan Amping Menggunakan Antan. Sumber foto daydarma.wordpress.com
Jika proses penumbukan amping sudah selesai, maka bisa dilakukan proses pemisahan amping
dari sekam. Jika proses pemisahan sudah selesai dan amping sudah benar-benar bersih dari
sekam maka amping bisa dinikmati langsung atau dicampur dengan parutan kelapa dan gula
merah.
Amping yang dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah. Sumber foto Khairunisa.blogspot.com
Nah mungkin ada yang bertanya, tradisi ngamping ini dilakukan oleh siapa saja sih?
Sepengalaman ane, lazimnya ngamping ini dilakukan oleh kaum perempuan yang sudah
menikah. Kalau zaman dulu kebanyakan anak gadis ikut ngamping gan. Kalau sekarang sudah
jarang anak gadis yang mau melakukan tradisi ngamping. Oleh karena itu, upaya pemerintah
Kabupaten Sambas agar tradisi ini tetap dilestarikan oleh generasi muda terutama anak dara alias
anak gadis adalah dengan menggelar Festival Ngamping tiap tahunnya di Bukit Piantus, Desa
Kenanai, Kecamatang Sejangkung Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
Festival Ngamping. Sumber foto pontianak post
Tradisi ngamping ini juga sudah masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda sejak tahun
2015 dengan nomor registrasi 2015005675. Jadi sangat sayang kalau tradisi ini tidak dilestarikan
gan/sis.
Amping Padi, Sumber foto daydarma.wordpress.com
Setelah mengetahui tradisi ngamping di atas mungkin ada juga yang bertanya padinya jenis apa
yang bisa diolah menjadi amping? Hampir semua jenis padi bisa diolah menjadi amping gan/sis.
Nah kalau di daerah ane jenis padi yang sering dijadikan amping adalah padi banjar dan ringkak.
Lalu bagaimana dengan ampingnya? Nah keunikan dari amping ini adalah bisa tahan lama
tergantung penyimpanannya sis. Bisa tahan sampai satu tahun bahkan lebih jika disimpan dengan
baik dan benar. Untuk penyimpanan usahakan tidak menggunakan plastik atau wadah yang
bebas keluar masuk udara. Sementara untuk menikmatinya seperti yang telah dijelaskan di atas
tadi bisa dimakan langsung atau dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah. Untuk
dimakan langsung disarankan ampingnya disangrai terlebih dahulu agar lebih crispy.
sumber foto nilai gizi dot com
Nah ngomongin amping, agan/sis juga perlu tahu nih kandungan yang ada di dalamnya. Menurut
informasi dari nilaigizi dot com, zat gizi unggulan dalam amping beras ini adalah tembaga
sebanyak 38 persen, fosfor sebanyak 35 persen dan karbohidrat total 27 persen. Sementara itu
informasi nilai gizinya per 100 g BDD (Berat Dapat Dimakan) yaitu energi 18, 74 persen, lemak
total 3,28 persen, vitamin B2 sebanyak 16 persen, protein 17, 67 persen, serat pangan 0, 67
persen, kalsium satu persen, natrium 0.07 persen, kalium 2,40 persen zat besi 1,36 persen dan
seng 18,46 persen.
Setelah mengetahui tradisi ngamping dan nilai gizi yang terkandung di dalam amping ini,
mungkin agan/sis tertarik untuk melihat langsung tradisi ini dilakukan silakan kunjungi
kabupaten Sambas. Seperti yang telah ane sampaikan di atas tadi bahwa Festival Ngamping di
Bukit Piantus rutin digelar setiap panen padi atau bulan September tiap tahunnya. Jadi yuk visit Sambas😁.
untuk kita ketahui. Satu diantaranya adalah tradisi ngamping. Ngamping sendiri bearti
kegiatan membuat amping (emping). Amping di sini bukan terbuat dari buah melinjo loh
gan/sis. Melainkan terbuat dari padi yang masih muda atau setengah masak. Pernah nyoba?
Kalau belum yuk simak ulasannya berikut ini:
![[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas](https://dl.kaskus.id/4.bp.blogspot.com/-jp6cv8yGOvk/W6Ne0BPn8RI/AAAAAAAAAaw/3JMhnkqPJwE43QNjJgxHut8rUS5kRp-ZACLcBGAs/s1600/FB_IMG_15374316346258662.jpg)
Tradisi ngamping dilakukan secara rutin tiap tahunnya saat musim panen padi. Tradisi ini
dilakukan oleh masyarakat petani melayu kabupaten Sambas. Pada zaman dahulu, tradisi ini
digelar saat bulan purnama dan merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen padi serta
permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar musim tanam berikutnya selalu diberikan
hasil panen yang berlimpah.
Di dalam tradisi ngamping ini, dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan padi
yang masih muda hingga penyajian ampingnya. Padi yang akan diambil harus berwarna hijau
dan sudah berisi serta sudah terlihat menunjukan setengah matang. Setelah padi diambil,
dipisahkan dari tangkainya dan direndam dalam air selama satu malam. Hal itu bertujuan agar
padi tidak alot saat diolah menjadi amping. Setelah padi direndam selama satu malam, kemudian
dikeringkan airnya dan dilanjutkan dengan disangrai di dalam wajan. Api yang digunakan harus
api yang berasal dari pembakaran kayu. Nah keunikan dari tradisi ngamping di sini adalah proses
pembuatannya yang melibatkan banyak orang dengan tingkat solidaritas dan gotong-royongnya
yang tinggi.
Saat proses ngamping, beberapa orang sudah diberikan tugas masing-masing yaitu satu orang
atau lebih, bertugas untuk menyangrai padi, dua hingga lima orang atau lebih bertugas untuk
menumbuk padi menggunakan alu (antan) dan lesung kayu serta satu orang atau lebih yang
bertugas untuk memisahkan amping dengan sekam padi.
![[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas](https://dl.kaskus.id/daydarma.files.wordpress.com/2018/03/fb_img_1520727605513.jpg)
Saat dilakukan proses ngamping ini, padi harus disangrai terlebih dahulu. Padi yang disangrai
tidak boleh mentah dan tidak boleh juga matang. Padi yang matang saat disangrai akan meletus
menjadi berondong. Sementara padi yang saat disangrai ternyata masih mentah akan
menghasilkan amping yang tidak bagus. Setelah padi disangrai, dimasukan ke dalam wadah
yang terbuat dari pelepah pinang yang telah dibentuk sedemikian rupa. Padi tersebut kemudian
dimasukan serta-merta ke dalam lesung. Padi yang telah disangrai tidak boleh terlalu dingin
karena dikuatirkan akan terlalu alot saat ditumbuk.
Nah saat padi akan ditumbuk di dalam lesung inilah diperlukan kekompakan dari setiap orang
yang tugasnya memegang alu (antan). Jika terdiri dari tiga orang misalnya, harus bergantian
menumbuk padi tanpa perlu jeda yang lama. Setiap dentuman alu (antan) yang menumbuk
amping ini akan menghasilkan irama. Nah irama ini juga bisa menjadi panduan untuk memulai
gilirannya menjatuhkan alunya (antan) ke dalam lesung. Konsentrasi juga diperlukan dalam proses penumbukan amping ini. Jika tidak konsentrasi dan tidak kompak, maka alu atau antan
akan saling bertumbukan alias bertabrakan. Sehingga tidak bisa menghasilkan amping.
![[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas](https://dl.kaskus.id/daydarma.files.wordpress.com/2018/03/fb_img_1520727591971.jpg)
Jika proses penumbukan amping sudah selesai, maka bisa dilakukan proses pemisahan amping
dari sekam. Jika proses pemisahan sudah selesai dan amping sudah benar-benar bersih dari
sekam maka amping bisa dinikmati langsung atau dicampur dengan parutan kelapa dan gula
merah.
![[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas](https://dl.kaskus.id/4.bp.blogspot.com/-RVqnZbN3QGY/W6NexTbzBfI/AAAAAAAAAas/xMxB4M-erIgpNWnHFvCpvakRj8vA9_tCACLcBGAs/s1600/FB_IMG_15374315680113681.jpg)
Nah mungkin ada yang bertanya, tradisi ngamping ini dilakukan oleh siapa saja sih?
Sepengalaman ane, lazimnya ngamping ini dilakukan oleh kaum perempuan yang sudah
menikah. Kalau zaman dulu kebanyakan anak gadis ikut ngamping gan. Kalau sekarang sudah
jarang anak gadis yang mau melakukan tradisi ngamping. Oleh karena itu, upaya pemerintah
Kabupaten Sambas agar tradisi ini tetap dilestarikan oleh generasi muda terutama anak dara alias
anak gadis adalah dengan menggelar Festival Ngamping tiap tahunnya di Bukit Piantus, Desa
Kenanai, Kecamatang Sejangkung Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
![[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas](https://dl.kaskus.id/pontianakpost.co.id/wp-content/uploads/2019/08/OZY-Festival-Ngamping-digelar-di-Sejangkung-768x354.jpeg)
Tradisi ngamping ini juga sudah masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda sejak tahun
2015 dengan nomor registrasi 2015005675. Jadi sangat sayang kalau tradisi ini tidak dilestarikan
gan/sis.
![[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas](https://dl.kaskus.id/daydarma.files.wordpress.com/2018/03/fb_img_1520727582799.jpg)
Setelah mengetahui tradisi ngamping di atas mungkin ada juga yang bertanya padinya jenis apa
yang bisa diolah menjadi amping? Hampir semua jenis padi bisa diolah menjadi amping gan/sis.
Nah kalau di daerah ane jenis padi yang sering dijadikan amping adalah padi banjar dan ringkak.
Lalu bagaimana dengan ampingnya? Nah keunikan dari amping ini adalah bisa tahan lama
tergantung penyimpanannya sis. Bisa tahan sampai satu tahun bahkan lebih jika disimpan dengan
baik dan benar. Untuk penyimpanan usahakan tidak menggunakan plastik atau wadah yang
bebas keluar masuk udara. Sementara untuk menikmatinya seperti yang telah dijelaskan di atas
tadi bisa dimakan langsung atau dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah. Untuk
dimakan langsung disarankan ampingnya disangrai terlebih dahulu agar lebih crispy.
![[COC Regional: Kebudayaan] Yuk Mengenal Tradisi Ngamping Masyarakat Melayu Sambas](https://dl.kaskus.id/nilaigizi.com/assets/images/produk/produk_1538364374.jpg)
Nah ngomongin amping, agan/sis juga perlu tahu nih kandungan yang ada di dalamnya. Menurut
informasi dari nilaigizi dot com, zat gizi unggulan dalam amping beras ini adalah tembaga
sebanyak 38 persen, fosfor sebanyak 35 persen dan karbohidrat total 27 persen. Sementara itu
informasi nilai gizinya per 100 g BDD (Berat Dapat Dimakan) yaitu energi 18, 74 persen, lemak
total 3,28 persen, vitamin B2 sebanyak 16 persen, protein 17, 67 persen, serat pangan 0, 67
persen, kalsium satu persen, natrium 0.07 persen, kalium 2,40 persen zat besi 1,36 persen dan
seng 18,46 persen.
Setelah mengetahui tradisi ngamping dan nilai gizi yang terkandung di dalam amping ini,
mungkin agan/sis tertarik untuk melihat langsung tradisi ini dilakukan silakan kunjungi
kabupaten Sambas. Seperti yang telah ane sampaikan di atas tadi bahwa Festival Ngamping di
Bukit Piantus rutin digelar setiap panen padi atau bulan September tiap tahunnya. Jadi yuk visit Sambas😁.
Diubah oleh sukafhoto 28-02-2020 19:48


lina.wh memberi reputasi
1
4.1K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan