Kaskus

News

act.idAvatar border
TS
act.id
Trauma Itu Masih Ada
Setelah dua bulan longsor berlalu, warga Kampung Cileuksa Utara, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor masih mengalami trauma. Sebagian dari mereka masih mengamati longsor bahkan belum berani kembali ke rumah.

ACTNews, BOGOR – Hujan masih mengguyur sejak malam sampai siang itu. Dari bagian depan pengungsian, tiga orang perempuan menatapi Kantor Kepala Desa Cileuksa yang berada tepat di depan mereka. Nampak tanah keluar dari pintu depan kantor dan sebagian dari sebelah kanan bangunan bercat kuning itu terkena lumpur.

“Bukannya ada longsor lagi, cuma kita takut saja nanti kalau diguyur hujan terus tanahnya akan turun lagi,” kata Rumana, warga Kampung Cileuksa Utara, Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, yang serius memantau longsor pada Kamis (20/2) itu.


Mereka masih khawatir longsor akan terjadi lagi. Bahkan satu kali ketika hujan lebat, warga mengungsi ke masjid yang berada di bagian atas Kampung Cileuksa Utara. Padahal daerah mereka ada di luar zona merah, yakni zona rawan longsor di mana kampung mereka terdampak.

Trauma itu masih tersisa, bahkan setelah hampir dua bulan longsor berlalu. Amud, salah satu ketua RW setempat menceritakan longsor dimulai sejak pukul 5 dini hari pada hari pertama di tahun 2020. Meskipun baru longsor kecil, Amud dan kepala desa langsung sigap mengevakuasi warga ke masjid di bagian atas kampung.

“Itu door to door ke setiap rumah, itu harus ke masjid. Kalau ingat waktu itu saya sedih lihat masyarakat yang begitu banyak, jadi kita cari tempat berteduh di mana? Makanya saat itu kita langsung musyawarah dengan Pak Jaro (kepala desa), alhamdulillah dengan kesigapan kepala desa dan warga, 1.112 jiwa kita tampung di masjid dan semua selamat,” ujar Amud.

Nurhasan saat itu adalah salah satu dari ribuan warga yang mengungsi di masjid. Saat mengungsi ia dan keluarga dalam keadaan basah dan ingin mengambil baju di rumahnya. Namun setelah melihat tanah masih bergerak pelan, ia urung kembali.



“Pas mau ke sana mau ambil baju, itu tanahnya masih berjalan, masih longsor. Sampai depan kampung kami balik lagi, tidak sempat ambil apa-apa. Kalau sekarang memang sudah tidak longsor, cuma takutnya ada longsor susulan atau kalau tidak ada temannya, saya tidak berani ke sana,” kata Nurhasan.



Meskipun begitu, sudah beberapa kali Nurhasan kembali ke rumahnya untuk mengambil barang-barang karena dirasa sudah cukup aman. Rasa khawatir tetap ada sampai saat ini.



“Masih takut, masih trauma. Semalam saja (karena hujan) tidak tidur. Duduk saja sambil mendengar suara di luar. Sudah trauma karena lihat kejadian di rumah dan lihat longsor di sekitar gunung-gunung ini, makanya trauma masih ada. Tidur pun tidak nyenyak,” kata Nurhasan yang kini tinggal ddengan keluarganya di pengungsian.


Aksi Cepat Tanggap (ACT) membersamai kembali para pengungsi di Cileuksa Utara. Dalam kunjungan kedua itu, ACT membawa bantuan logistik untuk warga terdampak. Bantuan yang sama pernah diberikan juga untuk warga Kampung Cileuksa Utara pada bulan Januari lalu.



“Ada informasi bahwa kondisi warga di sini masih cukup sulit. Mereka sulit akses dan fasilitas di pengungsian juga minim. Oleh karena itu, kami kembali membawakan mereka logistik seperti kunjungan kita pertama kali ke sini,” ujar Yadi Frans Risyadi dari Tim Posko ACT Cigudeg.



Tim juga berkonsolidasi dengan berbagai pihak yang bertanggung jawab di lapangan. Salah satunya adalah Kepala Desa setempat dan RT RW. “Harapannya dari konsolidasi ini, kami bisa membantu Desa Cileuksa Utara sampai kondisinya normal kembali,” ungkap Yadi. []




anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
526
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan