Kaskus

Entertainment

rahja703Avatar border
TS
rahja703
Lingkaran Simalakama - Anak atau Orang Tua

WELCOME TO

MY THREAD




Menurut ane, ada yang namanya lingkaran simalakama dalam siklus hidup seseorang.

 

Pada dasarnya setiap orang tua punya cita-cita agar anaknya mempunyai kehidupan yang lebih baik daripada mereka, tapi tanpa perencanaan yang tepat hal tersebut akan susah tercapai.

 

Disaat seseorang sudah berkeluarga dan punya anak, biasanya sekitar umur 30-40an dimana biasanya rasio penghasilan dibanding pengeluaran sudah sangat mepet karena selain biaya hidup keluarga, juga ditambah dengan biaya sekolah anak yang makin mahal tapi harus dijalani karena cita-cita mereka supaya anak bisa hidup lebih baik dimasa depan. Disaat itu pulalah biasanya orang tua dari si suami dan orang tua dari si istri (berarti jumlahnya bisa 4 orang kalau masih hidup semua) mulai sakit-sakitan dan harus dibiayai pengobatannya oleh mereka (plus problemnya biaya berobat juga semakin mahal) karena orang tua tidak ada dana lagi untuk berobat secara mandiri karena uang mereka juga sudah dihabiskan untuk menggapai cita-cita  menyekolahkan anak mereka setinggi-tingginya.
emoticon-Hammer2

 

Inilah yang ane namakan lingkaran simalakama, mau pilih anak (untuk masa depan yang lebih baik) atau pilih mengobatkan orang tua? Jadilah generasi kejepit. Kejepit diantara 2 beban yang besar.

Dan siklus ini terjadi hampir terhadap semua orang pada umumnya (kecuali orang-orang kaya) dari generasi ke generasi.

Ane sendiri mengalami hal ini, ane lihat orang tua ane mengalami ini, ane lihat temen-temen dan tetangga ane mengalami hal ini dan ane yakin banyak diantara agan-agan yang sudah mengalami atau akan mengalami hal ini.
emoticon-Turut Berduka

 

Hal ini membuat ane berpikir bagaimana menghentikan lingkaran simalakama ini?

1. Persiapkan dana pensiun dan dana kesehatan masa tua sedini mungkin. 

Berat memang, tapi mau ga mau harus dijalankan.


Kondisi ekonomi dan life style mungkin tidak sebaik dan seenak bila kita tidak perlu mempersiapkan dana pensiun.

Sekolah anak mungkin tidak sebaik bila kita tidak perlu mempersiapkan dana pensiun.

Tapi kalau memang mau memutus lingkaran simalakama mau ga mau ya harus begitu.

2. Sekolah terbaik akan membantu seorang anak untuk dapat hidup lebih baik, tapi tidak pernah ada jaminan dari sekolah yang terbaik menghasilkan orang sukses. Masih ada faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri. Begitu pula sebaliknya seseorang anak pun bisa sukses walau dia tidak sekolah di sekolah yang terbaik.

 

Jadi kesimpulannya dan ane mau jalani hal ini:

1. ane ga mau membebani anak ane dengan biaya-biaya ane saat ane tua nanti dan mulai sakit-sakitan.

2. ane akan mempersiapkan dana pensiun dan dana kesehatan untuk masa tua sedini mungkin, walaupun resiko nya ane ga bisa menyekolahkan anak ane di sekolah paling top.

3. Menurut ane, sebagai orang tua kita punya tanggung jawab terhadap Tuhan untuk membesarkan dan mendidik anak kita yang terbaik. Terbaik belum tentu sekolah paling top, terbaik menurut ane adalah terbaik yang bisa kita berikan, termasuk adanya perencanaan terhadap masa tua kita.

Sebaliknya menurut ane seorang anak tidak punya tanggung jawab kepada Tuhan wajib membiayai orang tuanya. Kalau menghormati orang tua itu wajib, tapi membiayai orang tua menurut ane adalah salah satu bentuk dari berbakti kepada orang tua. Ane ga mau anak ane punya hutang berbakti kepada ane. Ane yang bikin mereka, maka ane yang harus tanggung jawab, bukan mereka yang harus tanggung jawab ke ane.

 

Gitu sih uneg-uneg ane karena stress karena himpitan ekonomi keluarga saat ini.
Gimana menurut agan-agan semua, setuju dengan ane atau tidak setuju atau punya pemikiran yang lebih baik?



anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
856
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan