Bukan rahasia lagi kalau sekarang pemerintah sedang menggalakkan wisata halal, bahkan terkadang yang islamophobia akan merasa meradang hingga ketakutan. Mereka berpandangan akan banyak orang memakai niqab, bahkan ada pemisahan genre antara wanita dan pria.

Maklum kalau ngomongin halal identik dengan agama Islam pasti pikirannya itu tertuju pada konsep syariah, padahal bedanya jauh. Halal itu hanya bagian dari hukum syariah, kalau memakai konsep syariah berarti negara kita harus negara Islam. Untuk wisata halal ya tujuannya muslim friendly, ramah dengan wisatawan yang beragama Islam dimana banyak di temukan kuliner-kuliner yang halal.





Tempat ibadah yang mudah di jumpai, serta sarana hiburan yang konsepnya tidak liberal, dan semacamnya. Namun di barat pulau Jawa tepatnya dekat pegunungan salak dan gede, lebih terkenal dengan kawasan puncak ada ungkapan wisata halal tidak hanya ramah bagi wisatawan muslim saja.

Tapi wisata halal ramah juga untuk mengejar birahi dengan tata aturan agama, tidak berzina namun menikah secara sah dengan tempo tertentu. Banyak orang menyebutnya "Wisata Seks Halal" bila kita melihat tata caranya bisa dibilang ini adalah nikah kontrak, dalam Islam disebut Nikah Mut'ah.

Apakah di Indonesia di perbolehkan nikah kontrak? Kalau mengacu pada RUU yang di demo mahasiswa ada pasalnya yang melarang nikah siri dan juga kontrak tapi karena RUU di hajar kanan kiri hingga kini pun tak ada kabarnya lagi apa di sahkan atau di masukkan musium.





Mau tak mau suka tak suka kita harus mengacu pada UU Perkimpoian yang menyatakan bahwa perkimpoian yang sah adalah perkimpoian yang berdasarkan agamanya masing-masing. Disini jelas nikah siri dan kontrak bisa saja menjadi sah, karena negara kita bukan negara Islam untuk kalangan Sunni saja yang mengharamkan nikah kontrak, maka nikah kontrak berdasarkan pandangan syiah di perbolehkan. Ingat NKRI bukan negara Islam!

Ketika wisata seks halal ini memakai hukum dari syariah Syiah yang memang memperbolehkan nikah kontrak, maka hal ini sah saja dilakukan. Dan bila terus di biarkan oleh pemerintah bukan tak mungkin akan banyak nanti kantong-kantong wilayah dengan embel-embel destinasi wisata halal yang akan menerapkan hal serupa seks secara halal.





Bukan tak mungkin kedepannya Indonesia akan berubah seperti negara Iran, karena masih banyak laki-laki yang mau enak tapi tak mau ribet ngurus anak dan sebagainya, namun takut dosa kalau sudah halal kan lebih aman. Bukan wisatawan asing saja yang akan datang tapi warga lokal pun bisa ketagihan.

Referensi klik
Pic google