Malam itu ponsel Fajar berdering saat fajar sedang melamun kebingungan.

Teetttt... tetttt... tettttt

"Maaf sayang tadi aku sedang dikamar mandi." – Kata Fajar berbohong

"Kapan kamu pulang, anak-anak pada kangen dan aku juga." – Kata Istrinya Fajar

Ternyata itu adalah telphone dari istrinya yang menanyakan kabar dan meminta untuk pulang karena anak-anaknya semua merindukannya. Fajar sangat menyesal atas semua perbuatannya, jika perbuatannya sampai istri dan anak-anaknya tau pasti mereka membenci perlakuan ayahnya yang menghamili wanita lain.

Selesai telephone itu mati, fajar tidak mau istrinya mengetahui soal kehamilan Ranti, wanita lain yang dia hamili. Karna dia sangat menyayangi istri dan anak-anaknya.

Fajar adalah suami dari Sisca dan mempunyai dua orang anak yang satu berumur 14 Tahun yang bernama Raja dan satu lagi berumur 3 Tahun Rena semuanya fajar sembunyikan dari Ranti.

Pagi itu saat fajar sedang tidur, terdengar suara mengetuk pintu

"Fajar Keluar kamu!." – Kata Ayah Ranti

(Sambil mengetok pintu dengan kencang dan penuh emosi)

Lalu fajarpun membuka pintu, tiba-tiba ayahnya ranti memukul fajar hingga dia berdarah.

"Kamu sudah menghamili anak saya, sekarang kamu diam saja tidak mau bertanggung jawab. Mau saya laporkan ke kantor polisi?." – Kata Ayah Ranti

"Sabar yah, sabar kita bicarakan baik-baik." – Kata ibu ranti sambil menahan ayahnya untuk memukulnya lagi

Fajar pun tidak bisa apa-apa dan dia meminta waktu untuk mendatangi ibu dan ayahnya yang ada diluar kota.

"Maaf pak bu saya menyesal, besok saya akan menemui orangtua saya untuk melamar Ranti." – Kata Fajar dengan muka medihnya

Akhirnya ibu dan ayah Ranti memberikan waktu kepada fajar dan merekapun pergi.

Fajar nampak emosi dengan perlakuan ayahnya Ranti yang memukulinya hingga berdarah "Lihat saja nanti kau tua bangka, kamu semua akan mati!"

Bukannya menemui orangtuanya, fajar melaikan memilih kabur dari tempat kosnya dan menemui istri dan anak-anaknya.

Sesampainya dirumah dia bertemu dengan Sisca istri dan anak-anak Raja dan Rena, semua memeluk dia dan merindukannya. Fajarpun terharu dan sedih hampir meneteskan air mata.

Malam itu fajar duduk diteras rumah dan melamun, tiba-tiba istrinya datang "Mas masuk sudah malam, kok melamun diluar ada masalah?." – Tanya Sisca istrinya Fajar

"Gapapa ini hanya masalah kerjaan saja." – Ujar Fajar kepada Sisca

Istrinyapun mengajak fajar untuk masuk kerumah dan tidur ke kamar. Fajarpun bergegas masuk dan pergi kekamar dan tertidur.

Siang itu tiba-tiba saja anaknya Rena berkata "Ayah.. Ayah Rena senang banget punya Ayah yang baik dan sayang sama aku, kaka dan bunda."

Mendengar kata-kata itu fajar semakin tidak mau kehilangan mereka dan dendam kepada Ranti dan kluarganya.

Fajar melihat sebuah jeligen air dan bensin disitu dia mempunyai ide untuk membakar rumah nya ranti sehingga mereka semua mati terbakar. Jika mereka semua mati tidak ada yang bisa mengusik hidupnya.

Malam itu fajar bergegas pergi kerumah ranti dengan membawa jeligen berisikan air bensin.

Setelah 5 jam perjalanan, fajar telah sampai dirumah ranti dan melihat warga sekitar sangat sepi dan kondisi rumah sepertinya kosong. Padahal Ranti yang menangis dikamarnya dengan memegang purutnya tanpa busana.

Tengah malam fajar melakukan aksinya dengan menumpahkan air bensin di area rumahnya ranti. Tak lama setelah ditumpahkan air bensin itu, fajar membakar rumahnya.

Suara jeritan ranti yang meminta tolong kepanasan dan ayah ibunyapun, mereka semua terbakar dan tidak terselamatkan.

Fajarpun bergegas pergi lari dari tempat itu, sayangnya dia meninggalkan jejak sebuah jeliken bekas bensin.

Api yang semakin membesar membakar rumah dan warga sekitar membantu memadamkan api itu. Tapi warga tidak sempat menolong mereka dan mereka mati terbakar.