Pasien Suspect Corona Semarang Meninggal, Hasil Lab Negatif
Semarang, CNN Indonesia -- Seorang pasien dengan gejala mirip terinfeksi virus corona meninggal dunia di RSUP dr Kariadi, Semarang, pada Minggu (23/2). Namun, hasil penelitian laboratorium Kementerian Kesehatan, pasien tersebut dinyatakan meninggal bukan karena virus corona.
"Minggu 23 Februari pasien meninggal, datanya langsung kita kirimkan ke Litbangkes, dan esoknya yakni Senin, disebutkan bukan karena corona," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUP dr Kariadi, Nurdopo Baskoro, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (26/2).
Meski tidak menyebut terserang corona, pihak rumah sakit enggan menjelaskan penyakit yang diderita pasien hingga mengakibatkan kematian. Pihak RS berdalih masih membutuhkan waktu yang lama dalam proses pemeriksaan.
"Jadi kita ada pemeriksaan lain yang kita kirimkan dari hasil kemarin, tetapi saat ini kami masih menunggu pemeriksaan karena pemeriksaan itu membutuhkan waktu dan proses yang lama," ujar Baskoro.
Sejak dirawat di RS Kariadi sejak 19 Februari lalu, pasien tersebut ditempatkan di ruang isolasi khusus dan steril karena gejala yang dialami mirip virus corona. Pasien menderita demam tinggi, batuk dan sesak napas setelah bepergian dari Spanyol dan Dubai.
Ketika nyawanya tak tertolong lagi, pihak Rumah Sakit membungkus jenazah dengan plastik rangkap dan dimasukkan ke peti sesuai dengan standar penanganan jenazah yang terindikasi terinfeksi virus. Phak RS juga meminta kepada keluarga untuk tidak membuka peti dan melihat jenazah hingga pemakaman.
"Tindakannya seperti kita menangani pasien-pasien sebelumnya atau flu burung pasien dengan apa yang dengan penularannya tinggi kita lakukan perlakuan khusus. Pasien itu dibersihkan di ICU kemudian dilapisi tiga lapisan plastik, pasien tidak boleh dimandikan di rumah jadi dimandikannya di ICU bungkus 3 lapis plastik kemudian kita masukkan di peti dan kita berpesan kepada keluarga bahwa peti tidak boleh dibuka," kata Baskoro.
Selain itu, agar tidak memunculkan kepanikan dan polemik di tengah masyarakat, identitas pasien dirahasiakan oleh pihak rumah sakit sesuai dengan kesepakatan keluarga.
Ketika nyawanya tak tertolong lagi, pihak Rumah Sakit membungkus jenazah dengan plastik rangkap dan dimasukkan ke peti sesuai dengan standar penanganan jenazah yang terindikasi terinfeksi virus
ini alat testnya cuma ada di litbangkes? gila aja. dari ribuan rumah sakit di sini cuma 1 doang yang bisa test virus corona.
pantesan aja dari dulu nol, alat testnya cuman 1.
Original Posted By brentie►Gejala mirip korona tapi bisa tau pasti bahwa bukan korona dan gak mau ngasih tau sakit apaan.
Lho. Itu hak pasien dan keluarga lah, masak klo dia bukan corona lu mau maksa dokter ngaku itu corona. Tinggal lo liat aja keluarga sama perawat pada pingsan kagak.
Gilak lo, maksa amat org harus ngaku sakit yg bukan
Gejala kematiannya sudah sesuai dengan deskripsi kematian yang disebabkan oleh virus Corona , tapi kalo pemerintah tetap bilang bukan karena virus Corona, ya apa boleh buat ......
Anda akan meninggalkan Berita dan Politik. Apakah anda yakin?
Lapor Hansip
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.