- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Temanku: KISAH HIDUPKU, YANG KAU PANGGIL : BANCI


TS
kutilkuda1202
Kisah Temanku: KISAH HIDUPKU, YANG KAU PANGGIL : BANCI
Halo agan-agan dan aganwati semuanya.
kenalin, ane Dimas 28 tahun, dari Semarang. Kali ini, ane mau cerita tentang kisah nyata murid ane yang sejak kecil di bully BANCI. dia masih SMP dan ane bingung mau kasih masukan gimana....
Semoga menjadi semangat buat agan agan yang merasa dirinya banci, atau yang punya temen disebut banci bisa menghibur mereka yang terbully.
selamat membaca dan kasih komen ya gan, supaya doi bisa mendapat pencerahan.
kenalin, ane Dimas 28 tahun, dari Semarang. Kali ini, ane mau cerita tentang kisah nyata murid ane yang sejak kecil di bully BANCI. dia masih SMP dan ane bingung mau kasih masukan gimana....
Semoga menjadi semangat buat agan agan yang merasa dirinya banci, atau yang punya temen disebut banci bisa menghibur mereka yang terbully.
selamat membaca dan kasih komen ya gan, supaya doi bisa mendapat pencerahan.
"KISAH HIDUPKU, YANG KAU PANGGIL : BANCI"
Namaku Johan, aku sekarang berusia 14 tahun. Saat ini aku bersekolah di SMP negri di semarang. Sejak kecil, aku selalu dipanggil dengan sebutan: BANCI, BENCONG, WARIA, dan bahkan HEMAPRODIT.
Kisah ini berawal dari saat aku kecil. Kala itu aku masih duduk di kelas 1 SD. Aku sedang bermain dengan teman-teman laki laki. ya seperti wajarnya anak laki-laki. Bermain bersama-sama di perkebunan kecil di dekat desaku. Kala itu aku tinggal di sebuah desa di lereng gunung ungaran. Layaknya anak laki-laki, kami sering kali memetik buah tanpa ijin dan memakannya. seru-seruan sama teman teman sekolah, teman teman sekitar yang seumuran, manjat pohon, dan berlari kesana kemari.
Tetapi sialnya.... kala itu sang pemilik kebun tahu bahwa kami mencuri buah buahan milik nya. Lalu ia pun melaporkan pada orang tua kami, termasuk ayahku. ya, ayahku yang ku tahu dia sangat keras dan kaku.
Pulang bermain, aku dibentaknya, dimarahin dan dipukul dengan bambu di sekujur kakiku. Aku menangis dan tidak mengaku kalau aku mencuri. Ayahku terus memukuliku sambil menyuruhku mengaku. Ia berkata: "anak sialan, bikin malu orang tua, apa tidak bisa beli jajan, kan ayah sudah kasih uang jajan". Aku menangis terisak dan ibuku mencoba menenangkan ku. Ayahku pun memarahi teman teman ku, ia berkata: Jangan main sama anakku, anakku gak boleh main sama kalian, awas kalian deketi anakku lagi...!!"
Semenjak kejadian itu, ayahku berkeputusan untuk melarangku keluar dari rumah sepulang sekolah, tidak boleh bergaul dengan teman teman pria lagi, hanya boleh d rumah bersama kakakku perempuan yang saat itu kelas 4 SD. selain itu aku juga disuruh menemani ibu memasak, di rumah, dan boleh bermain sama tetangga ku sebelah rumah, dan dia seorang perempuan. sehingga sejak kelas 1 SD hingga aku kelas 6 SD aku hanya bergaul dengan perempuan.
Lama kelamaan perilakupun mengikuti mereka, dari nada bicara yang lembut dan melambai, dari sensitifnya, permainan permainan cewek seperti lompat tali, barbie, dan masak -masakan sudah menjadi hobbyku. Sepanjang sekolah SD, aku pun kumpul dengan cewek-cewek SD di sekolahku. Aku nyaman dengan mereka, karena mereka tidak nakal dan ayahku tidak memarahiku bila akju bersama mereka. Aku jadi ikut-ikutan jalan geal geol selayaknya cewek-cewek SD. Warna pink adalah kesukaanku. Aku tidak suka olahraga, aku tidak suka panass-panasan. Dan tokoh idolaku kala itu Sailormoon dan Rangers Pink.
Karena hal itu, aku selalu dijauhi sama cowok cowok. Awalnya mereka mengejekku: eh jangan deketin dia, jangan main sama johan entar dimarahin sama bapaknya, bapaknya galak..". Lama lama aku pun merasa sendirian, dan lebih nyaman sama cewek cewek yang tidak pernah mengejekku dan menjauhiku.
Semakin hari semakin jadi "kebenconganku". Saat ibuku ke kantor, saat ayah di toko, aku dan kakakku perempuan bermain dandan bersama, pakai sepatu hills ibuku, pakai rok ibuku, lipstik ibuku dan bergaya layaknya putri disney, jadi sailormoon. Aku lupa... AKU Seorang Laki Laki...
Tiap hari aku diejek banci, bencong, dan bahkan dijauhi seluruh teman teman pria. diperlakukan kasar, di dorong sampai jatuh, dijewer sampai telinga merah, dikasih balsem kursinya, di guyur dari atas kamar mandi pria, bahkan sampai disuruh buka celana karena mereka ragu aku punya "kon**L" apa tidak. tiap duduk di meja, mereka langsung mengerumuniku dan berkata BANCI .. BANCI.. sambil menggebrak mejaku. dan aku hanya diam lalu menangis.
Aku cerita kepada ibukku, ibuku lah yang menenangkan ku, ia berkata: begini saja kalau kamu memang tidak bisa bergaul sama cowok cowok, coba kamu belajar sungguh sungguh supaya berprestasi, pasti ada teman teman yang mau kumpul".
lalu aku belajar sungguh-sungguh, semangat sekolah dan selalu rangking 1 sejak kelas 3 SD. Dan lulus SD dengan nilai terbaik. tetapi cap BANCI tetap saja ada.
akupun memasuki usia SMP, dimana terjadi pubertas, aku disunatkan, dan aku mencoba memulai hidup baru di SMP. aku coba kumpul dengan cowok cowok. aku pendiam, ya karena aku takut terbawa suasana bencong saat SD.
sayangnya, mereka sepertinya mulai melihat gelagat banci ku dari nada bicaraku yang terkesan melambai.. dan ejekan banci kembali menempel..
saat olahraga sepakbola, aku hanya duduk dipinggir karena gak bisa, saat kucoba main bola, malah di semet, dan aku kesakitan dan menangis, aku benar benar sensitif.
Aku tak ingin jadi banci, aku tak ingin dibully begini. kenapa kalian menjauhiku,
aku ingin bisa bergaul dengan kalian, aku ingin punya sahabat-sahabat laki laki. aku ingin bisa bercanda, tawa, kumpul, nongkrong seperti kalian. tapi saat aku mendekat, kalian menjauhiku, mengatakan kasar kepadaku, bahkan kalian membuka celanaku untuk dipertontonkan.
apa aku semenjijikkan itu...????
aku ingin bisa normal, tapi kalian menyakiti ku. Aku harus bagaimana..?
tolong aku... berikan aku jalan keluar...
Kisah ini berawal dari saat aku kecil. Kala itu aku masih duduk di kelas 1 SD. Aku sedang bermain dengan teman-teman laki laki. ya seperti wajarnya anak laki-laki. Bermain bersama-sama di perkebunan kecil di dekat desaku. Kala itu aku tinggal di sebuah desa di lereng gunung ungaran. Layaknya anak laki-laki, kami sering kali memetik buah tanpa ijin dan memakannya. seru-seruan sama teman teman sekolah, teman teman sekitar yang seumuran, manjat pohon, dan berlari kesana kemari.

Tetapi sialnya.... kala itu sang pemilik kebun tahu bahwa kami mencuri buah buahan milik nya. Lalu ia pun melaporkan pada orang tua kami, termasuk ayahku. ya, ayahku yang ku tahu dia sangat keras dan kaku.
Pulang bermain, aku dibentaknya, dimarahin dan dipukul dengan bambu di sekujur kakiku. Aku menangis dan tidak mengaku kalau aku mencuri. Ayahku terus memukuliku sambil menyuruhku mengaku. Ia berkata: "anak sialan, bikin malu orang tua, apa tidak bisa beli jajan, kan ayah sudah kasih uang jajan". Aku menangis terisak dan ibuku mencoba menenangkan ku. Ayahku pun memarahi teman teman ku, ia berkata: Jangan main sama anakku, anakku gak boleh main sama kalian, awas kalian deketi anakku lagi...!!"
Semenjak kejadian itu, ayahku berkeputusan untuk melarangku keluar dari rumah sepulang sekolah, tidak boleh bergaul dengan teman teman pria lagi, hanya boleh d rumah bersama kakakku perempuan yang saat itu kelas 4 SD. selain itu aku juga disuruh menemani ibu memasak, di rumah, dan boleh bermain sama tetangga ku sebelah rumah, dan dia seorang perempuan. sehingga sejak kelas 1 SD hingga aku kelas 6 SD aku hanya bergaul dengan perempuan.
Lama kelamaan perilakupun mengikuti mereka, dari nada bicara yang lembut dan melambai, dari sensitifnya, permainan permainan cewek seperti lompat tali, barbie, dan masak -masakan sudah menjadi hobbyku. Sepanjang sekolah SD, aku pun kumpul dengan cewek-cewek SD di sekolahku. Aku nyaman dengan mereka, karena mereka tidak nakal dan ayahku tidak memarahiku bila akju bersama mereka. Aku jadi ikut-ikutan jalan geal geol selayaknya cewek-cewek SD. Warna pink adalah kesukaanku. Aku tidak suka olahraga, aku tidak suka panass-panasan. Dan tokoh idolaku kala itu Sailormoon dan Rangers Pink.
Karena hal itu, aku selalu dijauhi sama cowok cowok. Awalnya mereka mengejekku: eh jangan deketin dia, jangan main sama johan entar dimarahin sama bapaknya, bapaknya galak..". Lama lama aku pun merasa sendirian, dan lebih nyaman sama cewek cewek yang tidak pernah mengejekku dan menjauhiku.
Semakin hari semakin jadi "kebenconganku". Saat ibuku ke kantor, saat ayah di toko, aku dan kakakku perempuan bermain dandan bersama, pakai sepatu hills ibuku, pakai rok ibuku, lipstik ibuku dan bergaya layaknya putri disney, jadi sailormoon. Aku lupa... AKU Seorang Laki Laki...
Tiap hari aku diejek banci, bencong, dan bahkan dijauhi seluruh teman teman pria. diperlakukan kasar, di dorong sampai jatuh, dijewer sampai telinga merah, dikasih balsem kursinya, di guyur dari atas kamar mandi pria, bahkan sampai disuruh buka celana karena mereka ragu aku punya "kon**L" apa tidak. tiap duduk di meja, mereka langsung mengerumuniku dan berkata BANCI .. BANCI.. sambil menggebrak mejaku. dan aku hanya diam lalu menangis.
Aku cerita kepada ibukku, ibuku lah yang menenangkan ku, ia berkata: begini saja kalau kamu memang tidak bisa bergaul sama cowok cowok, coba kamu belajar sungguh sungguh supaya berprestasi, pasti ada teman teman yang mau kumpul".
lalu aku belajar sungguh-sungguh, semangat sekolah dan selalu rangking 1 sejak kelas 3 SD. Dan lulus SD dengan nilai terbaik. tetapi cap BANCI tetap saja ada.
akupun memasuki usia SMP, dimana terjadi pubertas, aku disunatkan, dan aku mencoba memulai hidup baru di SMP. aku coba kumpul dengan cowok cowok. aku pendiam, ya karena aku takut terbawa suasana bencong saat SD.
sayangnya, mereka sepertinya mulai melihat gelagat banci ku dari nada bicaraku yang terkesan melambai.. dan ejekan banci kembali menempel..
saat olahraga sepakbola, aku hanya duduk dipinggir karena gak bisa, saat kucoba main bola, malah di semet, dan aku kesakitan dan menangis, aku benar benar sensitif.
Aku tak ingin jadi banci, aku tak ingin dibully begini. kenapa kalian menjauhiku,
aku ingin bisa bergaul dengan kalian, aku ingin punya sahabat-sahabat laki laki. aku ingin bisa bercanda, tawa, kumpul, nongkrong seperti kalian. tapi saat aku mendekat, kalian menjauhiku, mengatakan kasar kepadaku, bahkan kalian membuka celanaku untuk dipertontonkan.
apa aku semenjijikkan itu...????
aku ingin bisa normal, tapi kalian menyakiti ku. Aku harus bagaimana..?
tolong aku... berikan aku jalan keluar...






sormin180 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.5K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan