- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
RS Kariadi Semarang Sempat Rawat 23 Pasien Suspect Virus Corona


TS
kakuser123
RS Kariadi Semarang Sempat Rawat 23 Pasien Suspect Virus Corona
TEMPO.CO, Jakarta- RSUP dr Kariadi Kota Semarang sempat memantau 23 orang yang diduga suspect virus corona. Dari jumlah itu, 22 orang telah dipulangkan karena terbukti negatif. Saat ini RSUP dr Kariadi masih melakukan pengawasan terhadap satu orang pasien.
Pasien tersebut baru menjalani perawatan sejak Senin, 24 Februari 2020, kemarin. "Secara klinis dia hanya demam batuk tetapi ada riwayat kontak dengan warga Cina," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUP dr Kariadi Nurdopo Baskoro, Selasa, 25 Februari 2020.

Para petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ICU) Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 22 Februari 2020. Korban tewas karena virus corona di China mencapai 2.592 orang. Xinhua/Xiao Yijiu
RSUP dr Kariadi telah mengirimkan sampel darah pasien berusia 25 tahun itu ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Dari total 23 orang telah menjalani pengawasan di RSUP dr Kariadi, empat di antaranya merupakan warga negara asing yang berasal dari Cina, Korea, dan Jepang.
Sisanya merupakan warga negara Indonesia yang memiliki riwayat kunjungan ke wilayah yang terpapar virus corona. "Tidak ada gejala tetapi ada riwayat kunjungan," kata dia.
TEMPO.CO
Reporter: Jamal A Nashr
Editor: Syailendra Persada
Pasien Meninggal Usai Diisolasi di RS Kariadi Dipastikan Negatif Corona
Rabu, 26 Februari 2020 05:32 WIB

Semarang - Seorang pasien dikabarkan meninggal setelah dirawat di ruang isolasi RSUP dr. Kariadi Semarang. Pihak rumah sakit memastikan pasien tersebut negatif virus corona sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. kariadi Semarang, dr. Agoes Poerwoko, SpOG(K), MARS mengatakan pasien yang dimaksud yaitu WNI pria berusia 37 tahun. Pria tersebut melakukan perjalanan dari Spanyol-Dubai-Jakarta sebelum dirawat di ruang isolasi di RSUP dr. Kariadi.
"Dia dari Spanyol ke Dubai kemudian ke Jakarta. Di rumah sakit daerah tanggal 17 (Februari), masuk sini tanggal 19, meninggal hari Minggu (23/2) jam 12.00," kata Agoes kepada detikcom di RSUP dr. Kariadi Semarang, Selasa (25/2/2020).
Pasien datang mengeluhkan sesak napas, batuk, dan demam. Pihak rumah sakit lalu melakukan perawatan sesuai prosedur saat simulasi yakni menggunakan baju pengaman dan pasien langsung ditangani di ICU terlebih dahulu.
"Kita rawat tiga, satu keluar karena bakterial. Yang dua warga negara Jepang dan WNI sama perlakuannya, penempatan di ruang isolasi, yang berat di ICU. Petugasnya memakai alat pelindung diri yang sama, untuk kewaspadaan universal," paparnya.
Agoes menjelaskan hasil medis menunjukkan pasien yang meninggal tersebut negatif Covid-19 atau virus Corona. Dia mengatakan sesak napas pneumonia tak berarti Corona. Sebab, banyak penyebabnya di antaranya TBC, HIV, dan lainnya.
"Corona alhamdulillah negatif, pneumonia ini sebenarnya umum, karena bakteri, bisa TBC, bisa HIV bisa. HIV kita periksa negatif, TBC negatif," jelasnya.
Agoes menerangkan perlakuan evakuasi jenazah pasien tersebut sama seperti penanganan pasien flu burung. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penularan ke pasien lainnya.
"Saat bawa ke kamar mayat, area jalan kita bebaskan biar tidak ada kontak pengunjung. Rawat jenazah sama, sama seperti saat rawat pasien flu burung. Jenazah kita perlakukan beri penutup yang memastikan tidak menular orang-orang. Kita edukasikan ke keluarga dan orang-orang yang menangani," urai Agoes.
Untuk diketahui, ada 10 pasien di RSUP dr. Kariadi Semarang sempat dirawat di ruang isolasi. Semuanya negatif virus Corona dan ada satu lagi pasien yang baru datang kemarin sore.
"Sudah ada 10 PDP atau Paisen dalam Pengawasan, hasilnya negatif," kata Kabid Pelayanan Medis, dr. Nurdopo Baskoro, SpRad(K).
DETIK.COM
Pasien tersebut baru menjalani perawatan sejak Senin, 24 Februari 2020, kemarin. "Secara klinis dia hanya demam batuk tetapi ada riwayat kontak dengan warga Cina," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUP dr Kariadi Nurdopo Baskoro, Selasa, 25 Februari 2020.

Para petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ICU) Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 22 Februari 2020. Korban tewas karena virus corona di China mencapai 2.592 orang. Xinhua/Xiao Yijiu
RSUP dr Kariadi telah mengirimkan sampel darah pasien berusia 25 tahun itu ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Dari total 23 orang telah menjalani pengawasan di RSUP dr Kariadi, empat di antaranya merupakan warga negara asing yang berasal dari Cina, Korea, dan Jepang.
Sisanya merupakan warga negara Indonesia yang memiliki riwayat kunjungan ke wilayah yang terpapar virus corona. "Tidak ada gejala tetapi ada riwayat kunjungan," kata dia.
TEMPO.CO
Reporter: Jamal A Nashr
Editor: Syailendra Persada
Pasien Meninggal Usai Diisolasi di RS Kariadi Dipastikan Negatif Corona
Rabu, 26 Februari 2020 05:32 WIB

Semarang - Seorang pasien dikabarkan meninggal setelah dirawat di ruang isolasi RSUP dr. Kariadi Semarang. Pihak rumah sakit memastikan pasien tersebut negatif virus corona sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. kariadi Semarang, dr. Agoes Poerwoko, SpOG(K), MARS mengatakan pasien yang dimaksud yaitu WNI pria berusia 37 tahun. Pria tersebut melakukan perjalanan dari Spanyol-Dubai-Jakarta sebelum dirawat di ruang isolasi di RSUP dr. Kariadi.
"Dia dari Spanyol ke Dubai kemudian ke Jakarta. Di rumah sakit daerah tanggal 17 (Februari), masuk sini tanggal 19, meninggal hari Minggu (23/2) jam 12.00," kata Agoes kepada detikcom di RSUP dr. Kariadi Semarang, Selasa (25/2/2020).
Pasien datang mengeluhkan sesak napas, batuk, dan demam. Pihak rumah sakit lalu melakukan perawatan sesuai prosedur saat simulasi yakni menggunakan baju pengaman dan pasien langsung ditangani di ICU terlebih dahulu.
"Kita rawat tiga, satu keluar karena bakterial. Yang dua warga negara Jepang dan WNI sama perlakuannya, penempatan di ruang isolasi, yang berat di ICU. Petugasnya memakai alat pelindung diri yang sama, untuk kewaspadaan universal," paparnya.
Agoes menjelaskan hasil medis menunjukkan pasien yang meninggal tersebut negatif Covid-19 atau virus Corona. Dia mengatakan sesak napas pneumonia tak berarti Corona. Sebab, banyak penyebabnya di antaranya TBC, HIV, dan lainnya.
"Corona alhamdulillah negatif, pneumonia ini sebenarnya umum, karena bakteri, bisa TBC, bisa HIV bisa. HIV kita periksa negatif, TBC negatif," jelasnya.
Agoes menerangkan perlakuan evakuasi jenazah pasien tersebut sama seperti penanganan pasien flu burung. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penularan ke pasien lainnya.
"Saat bawa ke kamar mayat, area jalan kita bebaskan biar tidak ada kontak pengunjung. Rawat jenazah sama, sama seperti saat rawat pasien flu burung. Jenazah kita perlakukan beri penutup yang memastikan tidak menular orang-orang. Kita edukasikan ke keluarga dan orang-orang yang menangani," urai Agoes.
Untuk diketahui, ada 10 pasien di RSUP dr. Kariadi Semarang sempat dirawat di ruang isolasi. Semuanya negatif virus Corona dan ada satu lagi pasien yang baru datang kemarin sore.
"Sudah ada 10 PDP atau Paisen dalam Pengawasan, hasilnya negatif," kata Kabid Pelayanan Medis, dr. Nurdopo Baskoro, SpRad(K).
DETIK.COM
Quote:
Diubah oleh kakuser123 26-02-2020 08:39




4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.8K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan