- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dinas Bina Marga Jelaskan soal Saluran Air di Trotoar RSCM Tak Bisa Dibuka


TS
arbib
Dinas Bina Marga Jelaskan soal Saluran Air di Trotoar RSCM Tak Bisa Dibuka
Quote:
Persoalan genangan banjir yang masuk ke RSCM membuat salah satu anggota dprd, melakukan sidak. Hasil sidak memperlihatkan permasalahan yang menjadi penyebab banjir hingga masuk gedung RSCM...
Quote:

Pada saat sidak tersebut, anggota dprd yang melakukan sidak menemukan saluran air menuju bak penampungan sementara tertutup. Ada penyumbatan didalamnya. Dan ketika koordinasi dengan beberapa petugas lapangan, dari dinas sumber daya air ( SDA ) nampak mengalami kesulitan melakukan pembukaan tutup saluran menuju bak penampungan sementara.
Akhirnya, dengan sedikit mengeluarkan sumberdaya tenaga manusia, para petugas dari dinas SDA atau yang dulunya tenar dengan sebutan pasukan biru berhasil membukanya. Alat yang digunakan, dari rekaman video berita yang baru saja kita saksikan, menggunakan palu gede dan linggis untuk mendongkel itu. Sekilas pendapat kita, berasumsi bahwa itu di cor secara permanen. Bahasa lainya disemen atau bahasa kerennya terkena dampak betonisasi.
Sementara itu, kepala dinas bina marga dki, menyatakan seharusnya bukan dibongkar seperti itu. Harusnya menggunakan kunci Berbentuk hidup F, yang sudah dirancang secara canggih. Hal tersebut termuat dalam keterangan pada berita yang bisa kita baca berikut ini:

Akhirnya, dengan sedikit mengeluarkan sumberdaya tenaga manusia, para petugas dari dinas SDA atau yang dulunya tenar dengan sebutan pasukan biru berhasil membukanya. Alat yang digunakan, dari rekaman video berita yang baru saja kita saksikan, menggunakan palu gede dan linggis untuk mendongkel itu. Sekilas pendapat kita, berasumsi bahwa itu di cor secara permanen. Bahasa lainya disemen atau bahasa kerennya terkena dampak betonisasi.
Sementara itu, kepala dinas bina marga dki, menyatakan seharusnya bukan dibongkar seperti itu. Harusnya menggunakan kunci Berbentuk hidup F, yang sudah dirancang secara canggih. Hal tersebut termuat dalam keterangan pada berita yang bisa kita baca berikut ini:
Dinas Bina Marga DKI Jakarta menjelaskan soal pintu saluran air di dekat RSCM, Jakarta Pusat, yang diinspeksi oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Menurut Bina Marga, mereka sudah memberikan alat pembuka saluran air kepada wilayah yang trotoarnya direvitalisasi.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menjelaskan, seharusnya petugas Dinas Sumber Daya Air (SDA) tidak perlu sampai membongkar pintu saluran air. Ada alat berupa besi berbentuk Funtuk membuka pintu saluran air tersebut.
"Itu dia, seolah-olah kita bikin trotoar itu nggak bener. Padahal kita sudah anut sistem luar negeri itu nggak mudah dicongkel pakai linggis. Pake (alat) yang kecil aja," ucap Hari kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020).
Dia menyebut sudah menyampaikan ulang kepada Kadis SDA, Juaini, soal adanya alat tersebut. Namun dia menolak jika disebut Bina Marga dan SDA ada masalah koordinasi.
"Ini bukan koordinasi (SDA dengan Bina Marga), kita tanggal 6 Februari 2020 peralatan sudah kasih mulai dari lurah, Satpol kita kasih untuk membuka saluran," kata Hari.
Menurut Hari, bisa saja Kepala Satuan Pelaksanaan SDA lupa memberi tahu alat tersebut kepada petugas di lapangan.
"Itu artinya kita nggak mau nyalahin kerja SDA. Kasatpel yang dikasih itu tidak menyampaikan ke tukang pekerjanya. Akhirnya jadi demikian, dicongkelin," ucap Hari. [url=https://m.detik.com/news/berita/d-4912247/dinas-bina-marga-jelaskan-soal-saluran-air-di-trotoar-rscm-tak-bisa-dibuka/detik com]detikcom[/url]
Baca juga:
Ketua DPRD DKI: Masih Hujan Lokal Aja Banjir
Dari berita yang kita baca, pihak bina marga dki jakarta, tentu saja tidak bisa disalahkan, karena katanya sudah menyampaikan perihal kunci F tersebut, yang berfungsi sebagai pembuka tutup bak penampungan sementara, kepada kadis SDA soal adanya alat tersebut.
Namun, yang belum didapat dari keterangan berita yang kita baca, apakah ada keterangan tertulis, sejenis surat kordinasi kerja atau surat pemberitahuan lainnya. Surat itu penting. Apalagi menyangkut soal kordinasi kerja dan tugas penting dalam keseharian.
Dalam pekerjaan kita pun, biasanya kita mengisi surat atau catatan kerja, ketika kita ganti shift, atau ketika tugas kita diteruskan divisi lain. Surat atau catatan ini penting, sebagai mengingat. Karena kita ini manusia seringkali lupa. Apalagi menyangkut persoalan kedinasan. Apa saja yang sudah kita kerjakan dan apa saja yang mesti dilakukan pihak lain, perlu dibuat keterangan tertulis.
Bila ada keterangan tertulis, maka tanggung jawab akibat kelalaian orang yang bertanggung jawab atas lanjutan pekerjaan kita, bisa dituntut sesuai dengan kewajiban dirinya. Namun beda halnya jika hanya sebatas omongan. Takutnya, jika hanya disampaikan melalui omongan, nanti akan dianggap sebagai basa basi warung kopi. Padahal ini tugas penting, apabila lalai, tentu fatal akibatnya.
Pekerjaan saling lempar lemparan kesalahan, bukanlah hal yang patut kita pupuk. Ada baiknya, masing masing kita merenung dan berkaca, kenapa banjir terjadi. Apa kesalahan saya. Apakah saya sudah menjalankan tugas dengan baik, apakah saya punya catatan kerja yang baik dan lain sebagainya. Jika diri kita, belum punya catatan kerja bagus alias masih amburadul, maka kita masih sama dengan saat kita menempuh pendidikan di sekolah dasar.
Meskipun kita sudah dewasa, sudah bekerja, punya kedudukan tertentu, namun pola pikir kita masih seperti ketika kita baru masuk SD. Salah menulis, bisa dihapus karena masih pakai pensil. Ketika kita membuat kesalahan dan dimarahi guru atau orang tua, maka kita sibuk mencari kambing hitam, agar kita tidak merasa salah sepenuhnya.
Ketika kita sudah seperti sekarang ini, maka yang kita lakukan dalam pekerjaan kita tidaklah sama dengan waktu kita belajar dibangku kelas 1 SD. Perkerjaan dan tanggung jawab yang kita emban, bila ada kesalahan atau kelalaian, tidak bisa dihapus. Sebagai orang yang punya budi pekerti, harusnya kita bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang terjadi.
Ini budaya yang baik. Namun tak semudah itu diterapkan pada diri kita. Kebiasaan kita, bila kita melakukan kelalaian, kita sebisa mungkin menutupinya agar tidak terlihat. Ini sih, suatu kebiasaan jelek kita, yang sering kita lakukan. Dimanapun atau dalam posisi apapun itu. Budaya untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab penuh serta siap menerima hukuman akibat kelalaian kita, nampak belum bisa terlihat. Belum bisa tumbuh dari diri kita sendiri.
Oleh karena itu, orang lain yang ada disekitar kita, akan melakukan hal serupa. Akibatnya, ini seperti sebuah virus mental. Yang menular tanpa disadari.
Intinya menurut TS: kunci berbentuk huruf tersebut mestinya disosialisasikan dan dibuat surat edaran tertulis dan perlu sampai kepada petugas pelaksana lapangan. Berbagai kunci penting, entah itu berbentuk fisik, password dengan kata kunci kombinasi ( password ), dan beberapa hal penting lainnya, yang menguasai kepentingan masyarakat banyak, mesti terang dan jelas jalurnya, cara penggunaannya dan kapan digunakannya.
Dan jangan lupa, pastikan satu orang komandan yang bisa diminta pertanggungjawaban Bila ada kelalaian. Serta pastikan sekali lagi, apakah petugas lapangan, yang keseharian mereka berkecimpung pada hal tersebut, memahami, mengerti dan bisa melaksanakan dengan baik. Jangan lupa buat surat edaran tertulis. Apalagi yang namanya kerja kedinasan. Surat pemberitahuan itu penting, meskipun sudah disampaikan berkali kali secara lisan.
Jika saja kunci F tersebut bisa dipakai petugas lapangan kemarin kan jadi lebih mudah untuk penanganan masalah yang ada. Kan sayang, trotoar mulus jadi lecet karena diketok palu dan di congkel pakai linggis. Padahal membukanya, mungkin saja dengan hanya mengucapkan F, lalu meniup area sekitar tutup saluran bak tampung air, kemudian pintu tutup itu, akan terbuka secara otomatis. Bila seperti ini, nah, ini kan merupakan sebuah kecanggihan luar biasa, yang cantik elok rupa serta luas nan sedap dipandang mata sekarang.
Sebagai penutup, mari kita doakan agar para petugas lapangan, hingga para komandan satuan kerja mereka dan satuan kerja terkait lainya, bisa dengan baik berkomunikasi lagi. Dalam hal berbagi tugas dan tanggung jawab. Dan berbagi kunci rahasia yang ada saat pelaksanaan tugas mereka
Semoga saja apa yang sudah terjadi, banjir yang menjadi langganan dalam dua bulan ini, memberikan kita pelajaran berharga.
Namun, yang belum didapat dari keterangan berita yang kita baca, apakah ada keterangan tertulis, sejenis surat kordinasi kerja atau surat pemberitahuan lainnya. Surat itu penting. Apalagi menyangkut soal kordinasi kerja dan tugas penting dalam keseharian.
Dalam pekerjaan kita pun, biasanya kita mengisi surat atau catatan kerja, ketika kita ganti shift, atau ketika tugas kita diteruskan divisi lain. Surat atau catatan ini penting, sebagai mengingat. Karena kita ini manusia seringkali lupa. Apalagi menyangkut persoalan kedinasan. Apa saja yang sudah kita kerjakan dan apa saja yang mesti dilakukan pihak lain, perlu dibuat keterangan tertulis.
Bila ada keterangan tertulis, maka tanggung jawab akibat kelalaian orang yang bertanggung jawab atas lanjutan pekerjaan kita, bisa dituntut sesuai dengan kewajiban dirinya. Namun beda halnya jika hanya sebatas omongan. Takutnya, jika hanya disampaikan melalui omongan, nanti akan dianggap sebagai basa basi warung kopi. Padahal ini tugas penting, apabila lalai, tentu fatal akibatnya.
Pekerjaan saling lempar lemparan kesalahan, bukanlah hal yang patut kita pupuk. Ada baiknya, masing masing kita merenung dan berkaca, kenapa banjir terjadi. Apa kesalahan saya. Apakah saya sudah menjalankan tugas dengan baik, apakah saya punya catatan kerja yang baik dan lain sebagainya. Jika diri kita, belum punya catatan kerja bagus alias masih amburadul, maka kita masih sama dengan saat kita menempuh pendidikan di sekolah dasar.
Meskipun kita sudah dewasa, sudah bekerja, punya kedudukan tertentu, namun pola pikir kita masih seperti ketika kita baru masuk SD. Salah menulis, bisa dihapus karena masih pakai pensil. Ketika kita membuat kesalahan dan dimarahi guru atau orang tua, maka kita sibuk mencari kambing hitam, agar kita tidak merasa salah sepenuhnya.
Ketika kita sudah seperti sekarang ini, maka yang kita lakukan dalam pekerjaan kita tidaklah sama dengan waktu kita belajar dibangku kelas 1 SD. Perkerjaan dan tanggung jawab yang kita emban, bila ada kesalahan atau kelalaian, tidak bisa dihapus. Sebagai orang yang punya budi pekerti, harusnya kita bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang terjadi.
Ini budaya yang baik. Namun tak semudah itu diterapkan pada diri kita. Kebiasaan kita, bila kita melakukan kelalaian, kita sebisa mungkin menutupinya agar tidak terlihat. Ini sih, suatu kebiasaan jelek kita, yang sering kita lakukan. Dimanapun atau dalam posisi apapun itu. Budaya untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab penuh serta siap menerima hukuman akibat kelalaian kita, nampak belum bisa terlihat. Belum bisa tumbuh dari diri kita sendiri.
Oleh karena itu, orang lain yang ada disekitar kita, akan melakukan hal serupa. Akibatnya, ini seperti sebuah virus mental. Yang menular tanpa disadari.
Intinya menurut TS: kunci berbentuk huruf tersebut mestinya disosialisasikan dan dibuat surat edaran tertulis dan perlu sampai kepada petugas pelaksana lapangan. Berbagai kunci penting, entah itu berbentuk fisik, password dengan kata kunci kombinasi ( password ), dan beberapa hal penting lainnya, yang menguasai kepentingan masyarakat banyak, mesti terang dan jelas jalurnya, cara penggunaannya dan kapan digunakannya.
Dan jangan lupa, pastikan satu orang komandan yang bisa diminta pertanggungjawaban Bila ada kelalaian. Serta pastikan sekali lagi, apakah petugas lapangan, yang keseharian mereka berkecimpung pada hal tersebut, memahami, mengerti dan bisa melaksanakan dengan baik. Jangan lupa buat surat edaran tertulis. Apalagi yang namanya kerja kedinasan. Surat pemberitahuan itu penting, meskipun sudah disampaikan berkali kali secara lisan.
Jika saja kunci F tersebut bisa dipakai petugas lapangan kemarin kan jadi lebih mudah untuk penanganan masalah yang ada. Kan sayang, trotoar mulus jadi lecet karena diketok palu dan di congkel pakai linggis. Padahal membukanya, mungkin saja dengan hanya mengucapkan F, lalu meniup area sekitar tutup saluran bak tampung air, kemudian pintu tutup itu, akan terbuka secara otomatis. Bila seperti ini, nah, ini kan merupakan sebuah kecanggihan luar biasa, yang cantik elok rupa serta luas nan sedap dipandang mata sekarang.
Sebagai penutup, mari kita doakan agar para petugas lapangan, hingga para komandan satuan kerja mereka dan satuan kerja terkait lainya, bisa dengan baik berkomunikasi lagi. Dalam hal berbagi tugas dan tanggung jawab. Dan berbagi kunci rahasia yang ada saat pelaksanaan tugas mereka
Semoga saja apa yang sudah terjadi, banjir yang menjadi langganan dalam dua bulan ini, memberikan kita pelajaran berharga.
Sampai jumpa pada thread lainnya






4iinch dan 15 lainnya memberi reputasi
16
9.4K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan