Yak, fenomena kesurupan. Kegiatan antar 2 dunia ini sangat populer di kalangan orang-orang yang sangat percaya dengan hantu, magis, dan semacamnya (saya kadang percaya kadang enggak sih, hehe). Kegiatan yang memeras tenaga dan emosi ini tidak hanya populer di Indonesia, tapi juga populer di kalangan  sobat-sobat bule di luaran sana. Istilah mereka sih Possessed yha, dan untuk pengusiran setannya dikenal dengan Exorcism yang sering ada di film-film Hollywood itu loh Gaeees. Di Indonesia, ini kesurupan udah kayak sebuah kegiatan horor harian yang pasti adaaaaa aja tiap hari. Yang di sekolah lah, di kampus, di kantor, bahkan dijadiin konten yutup saking sering banget terjadi dan saking sukanya orang-orang nontonin orang laen kesurupan. Padahal di luar, kesurupan itu momok menakutkan. Tapi disini, setan udah kayak ga ada harga dirinya. Gampang bener keluar masuk tubuh orang.
Biasanya, kalau di tanah air tercinta ini ada yang kedatangan tamu tak kasat mata, Pak Ustadz atau Pastur paling dicari untuk dimintai tolong menjadi mediator dadakan. Alasannya banyak, sejauh yang saya tau biasanya karena:
1. Kurang iman
2. Lagi capek
3. Sering bat bengong
4. Introvert
5. Banyak masalah

Oke, sebenernya gak perlu lagi lah dijelasin fenomena kesurupan ini dari sudut pandang non-ilmiah. Mari kita bahas dari sudut pandang ilmu pengetahuan dan segala sesuatu yang bersifat ilmiah atau logika pendidikan.

Orang-orang yang menempuh pendidikan kedokteran, psikologi, kesehatan ilmiah dan lain-lain, mereka juga mempelajari fenomena "kesurupan" ini tapi dengan bahasa yang berbeda jauh dari yang digunakan masyarakat. Mereka memahami kesurupan dengan istilah:

Apaan tuh blablabla disorder? Dissociative Trance Disorder atau DTD ini sebenarnya "gangguan" sesaat atau terus-menerus yang mempengaruhi kesadaran, mengacaukan identitas dan menyerang ingatan tentang sesuatu di diri seseorang. Jadi ya, orang yang kena DTD ini ya sama-sama kena "gangguan". Bedanya, gangguan di DTD ini bisa dijelaskan secara medis.
"Kesurupan" ini menurut ilmu kedokteran sama-sama kondisi Patologis, gangguan kesehatan lah bahasa umumnya. Saat seseorang "kesurupan", ada beberapa sirkuit otak orang tersebut yang mengalami proses neuropsikologis. Nah DTD juga ada koneksi dengan penyakit otak lainnya seperti skizofrenia, mania, histeria, epilepsi, Tourette syndrome, dan lain-lain. Tapi ada spesifikasi berbeda di DTD yaitu keluhan melihat makhluk lelembut, hiii syeram!


Menurut ilmu kesehatan jiwa/psikiatri, "kesurupan" ini bisa dimulai atau ditandai dengan adanya perubahan identitas/kesadaran seseorang. Nah tanpa kita sadari, sebenernya setiap dari kita pasti pernah "kesurupan". Misalnya, pas lagi naik motor/mobil terus tau-tau udah sampe tujuan tapi gak sadar sepanjang jalan kan tadi mau mampir ke warung susu Mbok Darmi. Itu salah satu jenis "kesurupan" ringan. Atau misalnya nih yang paling sering nih, udah ngeflush abis pup tapi pas udah jalan jauh baru mikir "LOH EMANG TADI GUE UDAH CEBOK????" terus balik lagi ngecek dan emang udah cebok ajeeee tapi kayaknya skip dan ngerasa kita gak cebok, itu DTD ringan.

"LAH? TRUS SEBABNYA APA? SETAN?"
Nah sebabnya ada hubungan sama poin ke 5 sebelumnya. Biasanya karena stress, tekanan mental, tekanan sosial yang masuk ke alam bawah sadar tanpa kita sadari tau-tau numpuk aja di kepala dan gagal atau gak bisa kita atasi terus ketumpuk sama memori-memori lain.
Berdasarkan ilmu neuroscience, DTD ini yang micu adalah konflik temporer antara sirkuit otak emosi terus yang menang malah Nucleus Accumbens (NAcc) di bagian Amigdala pas lagi "kesurupan". Jadinya yang lagi "kesurupan" bisa lepas kontrol, hilang kesadaran dan ujung-ujungnya susah dan gak bisa sama sekali ngebedain antara kenyataan dan fantasinya, bahkan kadang nada suaranya berubah banget. Para korban "kesurupan" gak bisa konsentrasi atau sampai amnesia karena ada gejolak oksitosin sama dopamin di beberapa sirkuit otak, kacau gitu lah. Nah, bagian 'Hyper Recalling' di otak kesel nih jadinya ngeluarin semua bahasa, intonasi, nada asing yang dulu pernah dia denger tapi kayak ga penting dan kesimpen numpuk di otak. Sama Hyper Recalling dipanggil lagi dibongkar dan meledak dah tuh semua ingatan akan bahasa-bahasa aneh yg sengaja gak sengaja didenger sama korban "kesurupan". Ya sama kayak yang-yangan lu yang suka ngungkit kesalahan 2000 tahun lalu cuma gara-gara lu salah ngomong doang, kayak gitu deh si Hyper Recalling ini. Nah yang nyebabin itu semua ya stress, depresi, tertekan itu. Kayak istilah "gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga" gitu lah.

Saat "kesurupan", ada yang sadar, ada yang setengah sadar, dan ada juga yang ga sadar sama sekali. Pas lagi gini, korban bisa tiba-tiba aja ngelakuin gerakan-gerakan aneh yang otomatis aja dan tenaganya yang mendadak kayak Hulk gabisa banget dipegang, mana galak banget yekan. Kenapa? Karena gak ada beban mental ke orang sekitar, dia bisa ngelepasin semua beban di pundaknya sebebas mungkin dan keluar spontan aja. Ini berguna lho, bikin otak jadi rileks karena hormon oksitosinnya udah lepas.
Selain karena otak jadi refresh lagi akibat efek oksitosin yang ngebanjirin otak, ada lagi efek positif yang ditimbulkan: Menarik perhatian orang-orang di sekitar. Gak pernah denger kan orang "kesurupan" heboh pas sendirian? Paling nggak, ada yang di deket dia atau di ruangan sebelah ruangan dia. Ya karena memang pada dasarnya mereka ini butuh perhatian walaupun mereka ga sadar mereka butuh perhatian itu.

Nah, gimana kalau yang kesurupannya janjian? 
DTD bisa kok nular ke orang lain, bisa mempengaruhi, dan bikin panik kan kalo yang kesurupan satu stadion, wkwk. Ini karena ada Mirror Neuron System yang super berlimpah di otak kita, kayak istilah monkey see, monkey do. Makanya orang-orang dengan kondisi piskologis yang sama dengan korban pertama punya resiko "tertular" juga karena mereka ini gak sadar kalau mereka sebenarnya sedang tertekan atau istilahnya "folie a deux".

Intinya "kesurupan" itu sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah. Yaitu kondisi neurologis / tatanan psikologis di otak manusia sebagai cara melepaskan diri dari tekanan mental yang tidak disadari.

Kalau yang liat hantu terus ngajak ngobrol hantu? Sabar, itu nanti saya bahas di thread selanjutnya ehe ehe.

Sebenernya cara yang paling tepat adalah didiemin dulu aja, ajak ngobrol tanya mereka ada kendala apa, atau kalau bisa diajak ke yang lebih ahli misalnya psikiater atau psikolog yang nanti akan ditanyakan serangkaian pertanyaan untuk mencari tau ada masalah apa sih si korban "kesurupan" ini.

Kalau didoakan, ya doakan agar segera sembuh dan dimudahkan segala masalahnya. Jangan diuwel-uwel kepalanya, kasian itu difitrahin kepala orang.

CMIIW ya Gan, kalau ada salah atau saran atau tambahan bisa didiskusikan baik-baik jangan mara-mara ya

Sumber: Twitter Neurosurgeon RyuHasan, Quipper DTD, Wikipedia