Halo ges, gimana kabarnya hari ini? semoga selalu sehat ya!! banyak yang bilang sehat itu mahal, jadi harus jaga kesehatan selalu ya ges
di thread kali ini ts mau ngajak kalian ke salah satu tempat di jakarta, dimana di tempat itu ikon khas jakarta selain monas dibuat, mau tau dimana dan ikon apa yang dibuat? nyok simak thread ts berikut
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Edna Tarigan
Siapa sangka jika di tengah modernisasi yang terus terjadi di Jakarta, masih terdapat kawasan yang konsisten menjaga kelestarian ondel-ondel?
Di wilayah Pasar Gaplok, Kramat Pulo, Jakarta Pusat, terdapat area pemukiman padat yang merupakan rumah bagi para perajin ondel-ondel.
Jalan Kembang Pacar, yang kini akrab dengan sebutan Kampung Ondel-Ondel, merupakan jalan yang tidak besar, tapi sangat cukup untuk menampung puluhan ondel-ondel di pinggir jalan dan di depan rumah warga. Jalan ini telah menjadi saksi perjalanan ondel-ondel sebagai simbol budaya Betawi dari masa ke masa.
Penduduk yang tinggal di sekitar Pasar Gaplok tidak hanya berusaha melestarikan ondel-ondel, tapi juga menjadikannya sebagai sumber penghasilan melalui seni pertunjukkan dan produksi kerajinan ondel-ondel.
Dari Barongan Menjadi Ondel-Ondel
Quote:
Suasana di Kampung Ondel-Ondel, Pasar Gaplok, Kramat Pulo, Jakarta Pusat. Foto: Edna Tarigan
Sejarah Kampung Ondel-Ondel berawal tahun 1984 saat Sanggar Betawi Mamit CS memprakarsai pertunjukan dan pembuatan ondel-ondel di Kramat Pulo.
Kala itu, ondel-ondel masih dikenal dengan nama barongan. Pada perkembangannya, boneka yang bisa dimasuki satu orang dewasa ini pun lebih dikenal dengan sebutan ondel-ondel.
“Kita selalu bilang, kalau masyarakat Tionghoa punya Barongsai, orang Betawi punya Barongan. Tapi sejak ada lagu Ondel-Ondel-nya Benyamin Sueb, orang-orang jadi menyebutnya Ondel-ondel,” cerita Abdul Alif, putra dari Abdul Hamid pendiri Sanggar Betawi Mamit CS tentang sejarah ondel-ondel.
Menurutnya, ia tidak mengetahui dari mana awalnya ondel-ondel datang di Jakarta. Namun di Kramat Pulo yang kini telah menjadi Kampung Ondel-Ondel, Sanggar Betawi Mamit CS lah yang menjadi pelopor, hingga akhirnya penduduk lain pun mengembangkan usaha pembuatan dan pertunjukkan ondel-ondel.
Alif mengakui, menjelang ulang tahun Jakarta di bulan Juni, permintaan ondel-ondel selalu meningkat. Kelompok Mamit CS pun secara khusus tampil di Pekan Raya Jakarta.
Bangga Lestarikan Budaya Betawi
Quote:
Abdul Alif dan ondel-ondel buatannya. Foto: Edna Tarigan
Barongan awalnya dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat di acara khitanan dan pesta pernikahan masyarakat Betawi asli. Sosok ondel-ondel yang besar dan berayun-ayun pun kerap kali membuat anak kecil ketakutan dan menangis.
Namun, lanjut Alif, pandangan tersebut berangsur-angsur hilang. Banyak anak-anak justru ikut menari ketika melihat ondel-ondel diarak di jalan atau perumahan, serta ketika ditampilkan di acara-acara khusus. Penampilan ondel-ondel pun lebih menarik ketika dihadirkan dengan kelompok musik tradisional Betawi gambang kromong dan gamelan Betawi.
Meski sempat surut oleh perkembangan zaman, kesenian ondel-ondel kini kembali populer di Jakarta. Di kawasan Kramat Pulo ini juga, menurut Alif, anak-anak remaja berumur 15 tahun sudah mulai tertarik untuk membuat ondel-ondel.
Selain itu, penjualan ondel-ondel juga tidak hanya di Jakarta tapi sudah pernah dijual ke beberapa pemesan di luar negeri, seperti Jepang dan Rusia.
“Saya bangga bisa melanjutkan usaha almarhum bapak saya untuk melestarikan Budaya Betawi,” ungkap Alif.
Melihat Proses Pembuatan Ondel-Ondel
Quote:
Proses mewarnai kedok dapat dilihat langsung di Kampung Ondel-Ondel. Foto: Edna Tarigan
Sangat mudah untuk menemukan perajin ondel-ondel di Pasar Gaplok. Hampir semua orang di area mungil ini dapat menunjukkan perajin ondel-ondel yang siap membuat jenis ondel-ondel yang diinginkan. Ada empat kelompok pembuat ondel-ondel di Kramat Pulo. Mereka semua tinggal dan bekerja di sepanjang sungai kecil di Jalan Kembang Pacar yang terletak kurang dari 200 meter dari Kantor Kecamatan Kramat. Perajin-perajin itu mulai bekerja dari siang hari hingga malam hari.
Salah satu perajin menjelaskan proses membuat ondel-ondel. Mereka menggunakan bambu sebagai rangka utama dan hula hoop untuk membentuk rangka lingkar badan ondel-ondel.
Pemandangan perajin menghias ondel-ondel di area Pasar Gaplok. Foto: Edna Tarigan
roses yang paling artistik sekaligus yang tersulit adalah membuat kedok atau bagian wajah ondel-ondel. Kedok ini terbuat dari bubur kertas dan semen, tetapi sekarang para perajin melakukan perbaikan dengan mencampurkan beberapa bahan kimia dan fiberglass. Untuk mewarnainya, perajin harus menunggu ketika hari benar-benar terik agar cat yang digunakan cepat kering.
Ondel-ondel biasanya sepasang boneka laki-laki dan perempuan, sehingga kedok dirancang menyerupai wajah pria atau wajah wanita. Wajah laki-laki ondel-ondel biasanya dicat merah dengan kumis, sedangkan perempuan dicat putih dan tampak lebih ramah.
Suvenir Ondel-Ondel
Quote:
Suvenir ondel-ondel Pasar Gaplok. Foto: Edna Tarigan
Pemandangan di Jalan Kembang Pacar pun dipenuhi dengan berbagai macam ondel-ondel. Ada yang masih dalam bentuk kerangka, ada pula yang sudah jadi dan siap untuk dipertunjukkan. Jika datang di waktu yang tepat, terlihat pula beberapa remaja menaikkan ondel-ondel setinggi 2 meter ke atas angkot atau bajaj untuk dibawa mengamen.
Di siang hari, beberapa perajin ondel-ondel pun terlihat mulai membuat pesanan. Ada yang membentuk rangka, ada pula yang sedang mewarnai kedok atau bagian muka ondel-ondel.
Ada sekitar 4 kelompok yang menjalankan usaha pembuatan dan pertunjukkan ondel-ondel di Kampung Ondel-Ondel. Karena itulah, Kampung Ondel-ondel di Kramat Pulo ini merupakan tempat yang tepat untuk mencari perajin ondel-ondel untuk dipesan sebagai pajangan, atau meminta mereka melakukan pertunjukkan di acara-acara tertentu. Selain ondel-ondel untuk pertunjukan, para perajin juga memproduksi ondel-ondel berukuran mini, dengan tinggi sekitar 30 cm, yang bisa dijadikan suvenir atau oleh-oleh khas Jakarta.
Alif sendiri menjual suvenir ondel-ondel mini tersebut seharga Rp150 ribu sepasang. Sedangkan untuk onde-ondel besar setinggi 2,5 meter, ia menjualnya dengan harga Rp4 juta untuk sepasang ondel-ondel, sudah dengan biaya pengiriman ke wilayah Jakarta.
Oke sekian dulu thread dari ts, semoga bisa menambah wawasan kebudayaan kita yang ada di jakarta ya ges

Quote: