

TS
venomkatsu
[LOVE LETTER 4] My Snow Has Returned!
![[LOVE LETTER 4] My Snow Has Returned!](https://s.kaskus.id/images/2020/01/21/10625715_202001210439580459.jpg)
![[LOVE LETTER 4] My Snow Has Returned!](https://dl.kaskus.id/akcdn.detik.net.id/visual/2019/01/11/dea18061-2252-4984-96f8-891b3efadcaf_169.jpeg?w=360&q=90)
Quote:
To : My Snow
With love,
~KATSU~
💗💗💗💗💗
Dear, kamu yang pernah menghilang dari orbitku.
Demi salju yang tak akan pernah turun ke Jakarta, tetaplah menjadi salju di hatiku. Jangan pernah menghilang dari radarku, lagi.
Maaf jika rasa kesal pernah menghampiri karena kepergianmu yang tanpa jejak. Bukan, bukan aku tak mengerti alasanmu pergi, tapi menyesalkan kenapa harus benar-benar menghilang. Menampar wajahku dengan kebingungan dan membiarkan wajah lain terbahak riang.
Ingatkah kamu pertama kali kita menjalin kedekatan. Mood-ku agak jelek waktu itu karena ulah seorang kawan di jejaring maya, tapi dering telepon darimu seakan tak mau berhenti menghampiri layar ponselku. Kucoba tak mengindahkannya tapi kamu pantang menyerah, hingga aku yang menyerah pada egoku. Kuputuskan mengangkat panggilan teleponmu.
Kamu bertanya alasanku pergi meninggalkan tempat yang sudah kuanggap second home. Aku berbohong dengan berkata, "Gak ada apa-apa, Kak!", tapi bukan kamu jika dengan jawaban itu merasa cukup puas. Pada akhirnya aku yang menyerah (kembali). Kita bercerita tentang banyak hal dan kali itu aku bisa mendengar kamu bernyanyi. Ya, kamu bernyanyi! Suara khas jawa-mu terdengar lucu (maaf), tapi aku suka. Aku benar-benar menikmati kedekatan kita. Detik demi detik kala itu terasa berjalan lambat.
Kamu, sosok yang selalu punya kharisma. Lisan dan tulisanmu, terjaga dengan baik. Pun sampai saat ini, kamu masih sosok sama yang paling kukagumi di antara yang lain. Terkadang aku merasa bingung, kenapa kamu mau berteman dengan makhluk pecicilan macam aku?
Kamu tahu, dari dulu aku selalu berpikir teman itu seperti awan. Datang semaunya, pergi sesukanya. Saat kamu memutuskan pergi dan menghapus setiap jejak yang pernah kamu tinggalkan, aku merasa bahwa kamu tak ubahnya dengan yang lain. Meninggalkan aku sendiri di sudut kehampaan.
Aku mencarimu, of course i do! Merasa kehilangan, yes i admit it! Menelusuri jutaan data yang pernah kamu singgahi, tapi NIHIL! Aku tak menemukan cluesedikitpun. Aku tahu kamu sedang menata hati, pun diriku tak punya keberanian untuk bertanya lebih pada yang lain. Pasrah, kuanggap bumi telah menelanmu. Hingga satu kabar duka tentangmu mampir ke telingaku. Kamu tahu, Kak! Satu-satunya yang terlintas di benakku kala itu adalah aku ingin menguatkanmu. Seperti dulu kamu menguatkanku. I just wanna make sure you're okay! Namun, sia-sia … pesan terakhir dariku pun tak pernah kamu balas.
Setelah aku hampir mengikhlaskan kepergianmu, tiba-tiba kamu kembali muncul menyapa dengan bahasa yang membuatku berpikir, 'Ah~ itu bukan kamu!'. Aku curiga (pada awalnya), tapi lagi-lagi kamu bisa meyakinkanku bahwa itu benar-benar kamu. Seperti katamu, 'What goes around comes around'. Jangan pedulikan nyinyiran dunia, Kak! Topeng-topeng mereka mulai terbuka perlahan, kini aku bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang memanfaatkan.
Hey, Kak! Tahukah kamu betapa bahagianya aku saat menerima pesan darimu, setelah kegersangan yang kamu buat di hatiku. Setidaknya aku tahu, kamu baik-baik saja di bumi Allah.
Jika tawaranmu masih berlaku dan jika Tuhan menjodohkan kita untuk bertemu, doakan rencanaku terealisasi, tapi entah kapan ... biar takdir yang menentukan. Agar nanti ketika kamu menghilang (lagi), aku tahu harus mencarimu kemana.
Tetaplah jadi salju yang kurindukan.
Dari aku, yang menyukai nickname pemberianmu.
Demi salju yang tak akan pernah turun ke Jakarta, tetaplah menjadi salju di hatiku. Jangan pernah menghilang dari radarku, lagi.
Maaf jika rasa kesal pernah menghampiri karena kepergianmu yang tanpa jejak. Bukan, bukan aku tak mengerti alasanmu pergi, tapi menyesalkan kenapa harus benar-benar menghilang. Menampar wajahku dengan kebingungan dan membiarkan wajah lain terbahak riang.
Ingatkah kamu pertama kali kita menjalin kedekatan. Mood-ku agak jelek waktu itu karena ulah seorang kawan di jejaring maya, tapi dering telepon darimu seakan tak mau berhenti menghampiri layar ponselku. Kucoba tak mengindahkannya tapi kamu pantang menyerah, hingga aku yang menyerah pada egoku. Kuputuskan mengangkat panggilan teleponmu.
Kamu bertanya alasanku pergi meninggalkan tempat yang sudah kuanggap second home. Aku berbohong dengan berkata, "Gak ada apa-apa, Kak!", tapi bukan kamu jika dengan jawaban itu merasa cukup puas. Pada akhirnya aku yang menyerah (kembali). Kita bercerita tentang banyak hal dan kali itu aku bisa mendengar kamu bernyanyi. Ya, kamu bernyanyi! Suara khas jawa-mu terdengar lucu (maaf), tapi aku suka. Aku benar-benar menikmati kedekatan kita. Detik demi detik kala itu terasa berjalan lambat.
Kamu, sosok yang selalu punya kharisma. Lisan dan tulisanmu, terjaga dengan baik. Pun sampai saat ini, kamu masih sosok sama yang paling kukagumi di antara yang lain. Terkadang aku merasa bingung, kenapa kamu mau berteman dengan makhluk pecicilan macam aku?
Kamu tahu, dari dulu aku selalu berpikir teman itu seperti awan. Datang semaunya, pergi sesukanya. Saat kamu memutuskan pergi dan menghapus setiap jejak yang pernah kamu tinggalkan, aku merasa bahwa kamu tak ubahnya dengan yang lain. Meninggalkan aku sendiri di sudut kehampaan.
Aku mencarimu, of course i do! Merasa kehilangan, yes i admit it! Menelusuri jutaan data yang pernah kamu singgahi, tapi NIHIL! Aku tak menemukan cluesedikitpun. Aku tahu kamu sedang menata hati, pun diriku tak punya keberanian untuk bertanya lebih pada yang lain. Pasrah, kuanggap bumi telah menelanmu. Hingga satu kabar duka tentangmu mampir ke telingaku. Kamu tahu, Kak! Satu-satunya yang terlintas di benakku kala itu adalah aku ingin menguatkanmu. Seperti dulu kamu menguatkanku. I just wanna make sure you're okay! Namun, sia-sia … pesan terakhir dariku pun tak pernah kamu balas.
Setelah aku hampir mengikhlaskan kepergianmu, tiba-tiba kamu kembali muncul menyapa dengan bahasa yang membuatku berpikir, 'Ah~ itu bukan kamu!'. Aku curiga (pada awalnya), tapi lagi-lagi kamu bisa meyakinkanku bahwa itu benar-benar kamu. Seperti katamu, 'What goes around comes around'. Jangan pedulikan nyinyiran dunia, Kak! Topeng-topeng mereka mulai terbuka perlahan, kini aku bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang memanfaatkan.
Hey, Kak! Tahukah kamu betapa bahagianya aku saat menerima pesan darimu, setelah kegersangan yang kamu buat di hatiku. Setidaknya aku tahu, kamu baik-baik saja di bumi Allah.
Jika tawaranmu masih berlaku dan jika Tuhan menjodohkan kita untuk bertemu, doakan rencanaku terealisasi, tapi entah kapan ... biar takdir yang menentukan. Agar nanti ketika kamu menghilang (lagi), aku tahu harus mencarimu kemana.
Tetaplah jadi salju yang kurindukan.
Dari aku, yang menyukai nickname pemberianmu.
💗💗💗💗💗
With love,
~KATSU~
Special for you ...
Quote:
Diubah oleh venomkatsu 22-02-2020 16:24






tien212700 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
1.6K
Kutip
9
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan