Kaskus

News

Accident12Avatar border
TS
Accident12
Rasisme Ikut Mewabah Bersama Virus Corona, Pria Thailand
Rasisme Ikut Mewabah Bersama Virus Corona, Pria Thailand Dihajar Remaja London Usai Dituduh Tertular Covid-19




PIKIRAN RAKYAT - Tindakan rasis terjadi di London, Inggris pada seorang pria berdarah Asia, akibat adanya wabah virus corona.

Wabah virus corona yang mengancam kesehatan ini memicu iklim rasisme di benua Eropa, dan kali ini satu kasus terjadi di Inggris.

Pria berdarah Asia, di serang dan di rampok oleh dua orang remaja sebari meneriakinya 'coronavirus'.

Dikabarkan The Guardian, dua orang remaja telah menyerang seorang konsultan pajak, Pawar Silawattakun (24).

Sikap dari kedua remaja ini dianggap sebagai kejahatan rasial pertama yang terjadi terkait dengan wabah virus corona, yang dilaporkan kepada pihak otoritas Inggris.

Silawattakun menggambarkan kejadian ketika dua remaja itu menyerang dan merampoknya.


Ia mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi saat dirinya akan pulang pada sore hari ke London Barat, ketika akhirnya di serang di jalan raya setempat.

Bahkan serangan dari dua remaja tersebut terjadi di hadapan puluhan orang yang lewat.

Meskipun banyak orang yang berlalu-lalang dan memperhatikan, namun tidak ada satupun yang menolongnya.

Pria asal Thailand ini dibiarkan terpaku dan berdarah hingga tulang hidungnya patah, bahkan salah satu penyerangnya mencuri headphone-nya.

Sedangkan salah satu penyerang lainnya merekam kejadian tersebut menggunakan telepon genggamnya.

"Saya baru saja turun dari bus di Fulham, ketika saya mendengar suara samar diarahkan ke saya dari sebelah kiri di seberang jalan.

"Saya memakai headphone yang dapat meredam kebisingan dan melepasnya ketika orang-orang ini hanya berteriak 'Coronavirus! Coronavirus! Ha ha!' di depan wajahku sembari merekamku.

"Saya tidak mendapatkan kesempatan untuk mengatakan apapun-'Tolong berhenti' atau 'Mengapa kamu melakukan ini?'-ketika salah satu dari mereka merebut headphone dari leher saya," ujar Silawattakun.

Silawattakun mengatakan setelah merebut headphone miliknya, dua remaja ini tidak melarikan diri tetapi malah mentertawakannya.

"Itu tidak terasa seperti perampokan pada saat itu, rasanya seperti intimidasi, sedikit main-main," jelasnya.

Namun, segalanya semakin memanas saat setelah ia mengejar dua remaja tersebut.

"Setelah sekitar 50 meter, mereka berlari menyeberang jalan dan saya berlari setelah berteriak, 'Mengapa kamu melakukan ini?'.

"Ketika saya sampai di lampu lalu lintas, dia berbalik dan meninju saya ke tanah. Ada darah di mana-mana," tambahnya.

Silawattakun juga mengatakan bahwa pada awalnya tidak ada yang membantunya, ketika ia berteriak kepada orang-orang yang melihatnya.

Namun, pada akhirnya ia dibantu dua orang dan membawanya dengan Uber menuju rumah sakit.

Dengan para penyerangnya yang tidak berlari meninggalkan tempat kejadian, Silawattakun berhasil mengambil foto wajah mereka untuk diserahkan kepada polisi.

"Itu membuat saya sangat waspada, perasaan yang mengerikan mengetahui bahwa mereka masih di luar sana.

"Bukan hanya perampokan, ada juga yang tahu bahwa saya menjadi sasaran karena etnisitas saya.

"Dan bahwa mereka memfilmkan saya untuk mempermalukan saya, seolah-olah orang Asia Timur semuanya adalah sasaran yang tunduk dan mudah," ujar Silawattakun.

Sebuah riset mengenai pendapat global oleh Ipsos Mori, menemukan bahwa 14 persen respoden mengatakan mereka akan menghindari kontak dengan orang-orang yang berasal ataupun berpenampilan seperti orang Tiongkok.

"Secara statistik, Anda lebih mungkin menemukan dokter Asia yang akan menyembuhkan Anda daripada menemukan orang Asia yang akan menulari Anda dengan virus corona.

"Tetapi xenofobia ini sedang terjadi kepada semua orang Asia timur. Ketika ada wabah Ebola beberapa tahun yang lalu, apakah Anda membuat publik berteriak 'Ebola!' pada setiap orang kulit hitam di jalan?," katanya.

Silawattakun juga membagikan kisahnya melalui media sosial Facebook pribadinya.

Ia juga mengatakan setelah mengunggah kisahnya, Silawattakun menerim abanyak pesan dari orang-orang yang berbagi pengalaman mereka sendiri tentang perilaku rasis yang didapatkan.

Silawattakun juga mengatakan bahwa saat ini kedua orang tuanya sedang terbang dari Thailand untuk mendukungnya.

Ia akan menjalani operasi di hidungnya dan telah mengambil cuti dari pekerjaannya.

"Tidak masalah seberapa banyak yang telah saya capai atau seberapa keras saya telah bekerja.

"Tidak ada yang melindungi saya atau orang lain. Saya masih menjadi target karena saya orang Asia Timur." tutupnya.***



https://www.pikiran-rakyat.com/inter...tular-covid-19


Gara" si tjing tjong fan.... semua yg gak ikut" an jadi kena ... sialan emang
diamondchestAvatar border
kusingsilauAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.2K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan