Kaskus

Entertainment

onee643Avatar border
TS
onee643
Kisah Nyata: Cara Ekstrem dan Berbahaya Menjawab Pertanyaan: Apakah Tuhan Itu Ada?
Namanya hidup ada pertanyaan tersendiri yang menggelayut di dalam pikiran. Misalnya seperti waktu umur kita masih sangat muda, kemudian kepo, kenapa bisa ada siang dan ada malam, kenapa bulan bisa bercahaya di malam hari, mengapa lelaki mempunyai kumis dan jenggot sedangkan wanita tidak, dan berbagai pertanyaan lain, yang akhirnya bisa terjawab seiring bergulirnya waktu karena ilmu pengetahuan, maupun jawaban dari orang yang lebih tahu. Cara orang dalam menjawab pun beragam. Tapi ada cara yang lebih ekstrim lagi.

Karena cara untuk menjawab pertanyaan tersebut bukan secara verbal, tapi menggunakan aksi, di mana benar-benar berbahaya dan merugikan diri sendiri, secara tidak langsung juga merugikan pihak lain, bisa melukai diri sendiri maupun kemungkinan nyawa menghilang. Hanya untuk menjawab sebuah pertanyaan!

Kisah Nyata: Cara Ekstrem dan Berbahaya Menjawab Pertanyaan: Apakah Tuhan Itu Ada?
Manusiawi kok jika seseorang itu bertanya tentang sesuatu untuk mengobati kepo yang menggelayuti pikiran, sumber gambar bettermammals.com

Cara seperti ini pernah diaplikasikan oleh seorang wanita di Georgia, namanya Bakari Shaquille Warren, seorang ibu berumur 25 tahun dan mempunyai dua anak yang masih kecil.

Ceritanya, dia sedang berkendara dengan dua anaknya di Peachtree Industrial Boulevard, in Gwinnett County, Georgia. Kedua anaknya masih kecil, umur 5 dan 7 tahun, duduk di seat belakang.

Seperti normalnya keluarga kecil yang bepergian menggunakan mobil, terjadi percakapan banyak antara sang ibu dan anaknya. Sampai pada momen di mana salah satu anaknya menanyakan eksistensi Tuhan.

Sang ibu telah menjelaskan banyak. Tapi pada beberapa menit kemudian, hal tak terduga dilakukan oleh sang ibu demi menjawab pertanyaan anaknya, sekaligus memberi pemahaman menggunakan aksi yang sangat berbahaya sejauh sepengetahuan saya.

Sang ibu membelokkan mobil, menabrakkan bagian depan kendaraan ke tiang besar di pinggir jalan.

Seriusan?

Iya!

Kisah Nyata: Cara Ekstrem dan Berbahaya Menjawab Pertanyaan: Apakah Tuhan Itu Ada?
Coba bayangkan, tiang sebesar itu, untung banget tidak dalam kecepatan tinggi banget, sumber gambar fakt.pl

Berdasarkan introgasi yang dilakukan oleh pihak polisi daerah sana, ke sang ibu langsung dan ke salah satu anak yang bisa diajak komunikasi, sang wanita beranak dua ini hanya ingin menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa Tuhan itu eksis, dan Dzat Maha Esa ini akan selalu melindungi mereka dimanapun berada selama mereka percaya kepada Nya.

Yeah, because she turned. Her eyes was closed and she was saying, 'blah, blah, blah, I love God,’”

She didn’t want us to just have a car accident. She wanted us to know that God is real."

Begitu jawab anaknya ketika diinterogasi oleh polisi. Kurang lebih kata mereka, kecelakaan terjadi karena mamanya tiba-tiba membelokkan mobil, sambil menutup mata, keluar dari jalan raya, sambil bergumam sesuatu yang mereka tidak bisa mendengarnya dengan jelas, hanya perkataan i love God atau aku cinta Tuhan.

Sang anak yakin mamanya tidak menginginkan hanya kejadian kecelakaan, tapi ingin memberikan pemahaman kepada mereka bahwa Tuhan itu ada dan selalu melindungi mereka semua.

Mungkin pada satu sisi, sang anak puas, baik dengan penjelasan secara verbal oleh mamanya apa lagi kenyataan pasca kejadian mereka baik-baik saja. Secara kacamata pribadi saya yakin mereka akan mendapat pengalaman traumatik tersendiri.

Tapi bagi sang ibu, dia dikenakan pasal berlapis oleh pihak keamanan yang mempunyai otoritas di daerah tersebut, 2 poin tambahan nya karena melakukan "kekejaman terhadap anak", yah, kurang lebih melakukan sesuatu yang teledor dan berpotensi membahayakan mereka.

Kisah Nyata: Cara Ekstrem dan Berbahaya Menjawab Pertanyaan: Apakah Tuhan Itu Ada?
Bagaimana tidak kena jamahan hukum? CCTV merekam, saksi ada, laporan warga sipil ada (saksi mata), dan memang ada kejadian, sungguh kasihan, sumber gambar newsfirst.lk

Plus, ganti rugi dan denda di mana totalnya sekitar $22k. Satu dolar aja segitu, kalau 22 ribu seberapa? Wow.

Udah masuk penjara, ganti rugi puluhan ribu dolar, tidak bisa interaksi dengan anak sebebas sebelumnya, dan hampir saja mencelakai diri sendiri dan kedua anaknya.

Guys, menjawab pertanyaan itu bisa dengan banyak cara. Daripada cara yang negatif dan sangat membahayakan, bisa merugikan diri sendiri dan orang lain, masih banyak cara positif yang bisa dilakukan.

Ya saya bisa paham sedikit, berbicara dengan anak yang belum mengerti apa apa itu agak susah daripada memberi penjelasan kepada seseorang yang sudah mulai bisa berpikir secara mandiri. Tapi nggak gitu juga kali. Lebih banyak mudharatnya daripada manfaat yang bisa didapat, dan jangka waktunya juga lumayan, pasti penyesalan yang akhirnya didapat.

Ini bisa menjadi wacana juga bagi kita. Ada kalanya kita bisa menjawab ya menjawab dengan bahasa sesederhana mungkin yang bisa dipahami oleh lawan bicara, kalau perlu dengan contoh-contoh yang logis dan bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Kisah Nyata: Cara Ekstrem dan Berbahaya Menjawab Pertanyaan: Apakah Tuhan Itu Ada?
Apalagi jika pertanyaan dilontarkan oleh anak kecil, kita harus bersabar super, sumber gambar fractuslearning.com

Tapi ada momen juga kita tidak bisa menjawabnya dengan baik, entah itu memang dikarenakan kapasitas berpikir kita yang terbatas, alias ilmu kita belum nyampai kesana, atau memang ada hal-hal yang ribet banget serta kompleks nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Pada kondisi yang terakhir ini bisa kita lakukan beberapa hal, entah itu mengembalikannya kepada yang berilmu, atau usir rasa malu kita bilang "saya belum tahu masalah itu". Atau jawaban bijak lain seperti saya belum bisa mendeskripsikan jawaban yang saya miliki dengan baik.

Karena jawaban saya tidak tahu itu bukannya jawaban yang memalukan, tapi secara konseptual keilmuan, jawaban bijak ini lebih baik diambil dari pada kita mengada-ada suatu jawaban sehingga lawan bicara kita menerima penjelasan yang salah.

Secara konsep religi hal ini pernah dilakukan oleh beberapa pemuka agama zaman dahulu. Kita bisa mendapat beberapa nama ulama atau pemuka agama terkenal pada zaman dahulu, mereka dengan percaya diri bisa berkata "saya tidak tahu" terhadap perihal agama tertentu, karena mereka benar-benar paham bahwa mereka tidak ingin memberikan penjelasan yang mengada-ngada.

Coba bayangkan bila orang yang bertanya mendapatkan jawaban yang kurang benar, lalu diamalkan dalam agama, atau memang jawabannya itu salah. Si penjawab mengetahui perkara dunia bisa di bawah hingga nanti di afterlife, di mana mereka akan bertemu Tuhan dan mempertanggungjawabkan segala perilaku dan verbal yang pernah dilontarkan selama di dunia. Bukannya kerugian yang akan didapat?

Yah, gimanapun, dengan kasus diatas kita bisa belajar, bawa dalam menjawab suatu pertanyaan kita harus menjawabnya dengan sabar, utarakan landasan keilmuan atau sisi logis dengan cara yang positif dan tidak merugikan diri sendiri serta orang lain.

Semoga bisa bermanfaat wacana renyah ini.

Diantara pembaca apa ada yang ingin menabrakkan kendaraannya ke pohon dalam waktu dekat?

Dont do that!

Kisah Nyata: Cara Ekstrem dan Berbahaya Menjawab Pertanyaan: Apakah Tuhan Itu Ada?





Sumber
Di sini.
Di sini.
anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.4K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan