Kaskus

Entertainment

RifanNazhifAvatar border
TS
RifanNazhif
Penculikan Anak, Lampu Merah Bagi Kita


Tragedi memilukan kembali menimpa kita. Tercatat  berulangkali kasus penculikan anak terjadi di beberapa daerah di Indonesia, baik belum berhasil maupun yang sudah berhasil. Modus penculikan pun tak lepas dari urusan isi kocek atau uang, mulai minta tebusan, dan yang sekarang marak karena imbas dari jual-beli organ tubuh dengan nominal uang yang membirukan mata pelaku.

Penculikan dengan minta tebusan akan sulit berakhir dengan penghilangan nyawa. Sekali nyawa melayang, uang pun terbang. Berbeda dengan penculikan sebab organ tubuh, karena tujuan utamanya adalah membuat nyawa melayang.

Baru-baru ini dikabarkan harga organ tubuh lebih melejit bahkan berkali lipat dibandingkan bisnis narkoba. Mulai dari jantung Rp. 1,miliar/organ, hati Rp. 2,1 miliar/organ, dan beragam lainnya. Harga tersebut dipatok di pasar gelap. Lalu, bagaimana mungkin para pelaku instan tak meleleh matanya melihat digit yang berentet tersebut?

Fenomena menakutkan ini harus kita kawal bersama agar tak menimpa anak di lingkungan kita khususnya dan di Indonesia umumnya, yakni dengan meningkatkan :

1.Peran Orangtua

 Orangtua  diharapkan mulai sekarang harus mengantar-jemput anaknya. Jangan kita biarkan anak  berangkat dan pulang sekolah sendirian, apalagi sekarang ada gejala orangtua membebaskan anaknya yang  belum cukup umur mengendarai sepeda motor. Aktivitas mereka  di luar rumah sepulang sekolah, juga mesti diawasi semaksimal mungkin.

Orangtua perlu melengkapi anak dengan perangkat telekomunikasi, karena bila sewaktu-waktu anak pulang cepat, atau ada hal yang tidak mengenakkan menimpa dirinya, bisa diketahui sedini  mungkin. Orangtua harus mengajari anaknya  agar tidak gampang percaya terhadap orang asing. Mereka diingatkan agar selalu bersama teman-temannya atau tidak berada dalam kondisi sendirian.  

Orangtua mesti mengajarkan anaknya agar bisa menyelamatkan diri dari penculikan, seperti dengan menjatuhkan badan serta menggepit kedua belah kaki pelaku  dengan erat, dan berteriak sekencangnya.

2.Peran Guru.

Guru adalah orangtua anak ketika berada di sekolah. Guru diharapkan menjaga anak ekstra ketat, misalnya dengan tidak membiarkan anak bermain di luar lingkungan sekolah. Pintu gerbang harus dikunci agar baik anak atau orang luar tidak bebas  keluar-masuk ke dalam lingkungan sekolah. Andaikata anak ada keperluan keluar sekolah, salah seorang guru wajib mendampinginya.

Guru sebaiknya membebaskan anak didik membawa alat telekomunikasi ke sekolah, meski ketika sedang  berlangsung porses belajar-mengajar, seluruh alat komunikasi  dikumpulkan para guru demi ketertiban.

3.Peran Pemerintah.

Pemerintah wajib meningkatkan kemanan bangsa demi menghadapi fonema tak mengenakkan ini, seperti membongkar sindikat penculikan maupun transaksi organ tubuh. Andaikata para pelaku berhasil ditangkap, pemerintah sewajarnya memberikan hukuman seberat-beratnya bagi bagi pelaku penculikan maupun pengedar organ tubuh illegal, minimal mereka dihukum penjara seumur hidup, atau syukur-syukur bisa dihukum mati.

Para pelaku dalam kasus ini tidak sama dengan pembunuh kebanyakan. Para pembunuh kebanyakan paling tidak hanya membunuh korbannya karena emosi sesaat dan mungkin tak akan berbuat lagi ke depannya, sementara pelaku penculikan berujung pembunuhan inibertujuan menghilangkan nyawa dan terus-terusan menghilangkan nyawa demi mendapatkan organ tubuh yang banyak.

Oleh sebab itu, marilah saling membantu menyelamatkan asset bangsa ini demi kenyamanan  hidup kita ke depan. Semoga.

 sumber dan opini pribadi

-----

 

 


anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
335
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan