Surat Untuk la mia Dea
Quote:
![[Love Letter 4] La Mia Dea](https://s.kaskus.id/images/2020/02/17/2991434_202002171226290371.png)
Aku meminta maaf terlebih dahulu kepada pikiranku. Karena untuk menulis surat ini, dia (pikiranku) harus terlebih dahulu aku penjarakan agar tidak mencemari hatiku dengan mengatakan jika "apa yang aku lakukan adalah sia-sia." Namun aku tidak tahu seberapa lama sebelum akhirnya nanti dia (pikiranku) mampu meloloskan diri dari penjara yang aku buat. Karena kamu tahu, dia sangat kuat. Jadi, duduklah sebentar. Seperti yang hatiku lakukan untuk memustuskan mencintaimu sebegitu besar.
Dear Dea,
Hay Dee, apa kabar? Apa harimu selalu menyenangkan? Apa resahmu sudah ditenangkan? Apa lukamu sudah diringankan? Apa sedihmu sudah tertangguhkan? Apa hatimu sudah benar-benar memenangkan? Ahh, rasanya khawatirku berlebihan. Tapi, kamu yang paling mengerti mengapa aku menjadi demikian.
Dee, sudah berapa lama kita tidak berkomunikasi? Aku hampir lupa kapan terakhir kali hariku diawali oleh suaramu yang membangunkanku lewat panggilan telepon sebelum fajar tiba; mengingatkanku supaya tidak dengan sengaja lupa untuk menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa. Jujur saja, aku masih dengan sangat merindukan itu semua; kebersamaan aku dan kamu dalam hubungan yang entah apa namanya, yang harus berakhir bahkan sebelum dimulai perjalanannya.
Aku tidak ingin mengulangi apa yang terjadi, yang akhirnya membuatku memutuskan untuk menepi. Aku tidak ingin ada yang salah menilaimu; Bahkan malaikat yang berada disampingmu, yang tengah ikut membaca surat ini seiring gerak bibir dan gelegar suara heningmu. Aku tidak ingin mereka tahu. Biarlah kepergianku menjadi misteri untuk setiap kepala yang tidak akan pernah mengerti tentang apa yang terjadi. Kita manifestasi sebuah kalimat cinta tidak harus memiliki.
Dee, sebenarnya banyak sekali yang ingin aku tunjukan; dengan surat ini yang kuharapkan dapat merubah apa yang kamu putuskan. Namun aku tidak ingin memaksakan. Aku sadar, untukmu aku hanya sebuah kesalahan. Tapi sejarah sudah membuktikan, tidak ada pembaruan di dunia ini yang di awali tanpa sebuah kesalahan. Jujurlah pada dirimu sendiri jika alasanmu masih bertahan pada cinta yang kamu menangkan hanya karena jerat yang kamu bilang tunangan! Jujurlah dan beranikan diri untuk mengatakan jika itu semua bukan yang kamu inginkan.
Jika itu semua kamu lakukan, aku akan kembali untuk berjuang. Dan aku berjanji tidak akan mengambil segala keuntungan dari sepenggal waktu yang pernah kita lewati dengan saling menenangkan.
Namun jika semua hanya kenaifanku, percayalah aku tidak pernah menyesal telah, masih dan akan terus mencintaimu. Karena aku mencintaimu dengan sungguh-sungguh, dalam setiap suara hening yang menggemuruh, dalam setiap-tiap waktu meneguh, dalam setiap air mata doa yang meluruh. Karena aku mencintaimu dengan pasti, dengan keikhlasan yang tak bertepi. Hanya dirimu yang berarti, hanya bahagiamu yang kuperjuangkan abadi.
Pun, jika ini harus menjadi sebuah titik. Biarlah ini menjadi titik jeda untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan kalimat yang terhenti sebelumnya. Atau sebuah titik yang menjadi awal dari sebuah kalimat baru dengan makna yang menebal? Entahlah. Yang aku percaya sebuah kata kebetulan adalah cara setan mengaburkan kesadaran manusia jika Tuhan Maha Kuasa atas segala-galanya; Tuhan mempertemukan aku dan kamu dalam waktumu menjeda bukan untuk menambah luka. Karena Tuhan memberi apa yang dibutuhi manusia di dunia; Yang aku yakini hingga kini adalah jika aku dan kamu adalah jawaban dari masing-masing doa kita yang pernah dan sedang terluka.
Dear Dea,
Hay Dee, apa kabar? Apa harimu selalu menyenangkan? Apa resahmu sudah ditenangkan? Apa lukamu sudah diringankan? Apa sedihmu sudah tertangguhkan? Apa hatimu sudah benar-benar memenangkan? Ahh, rasanya khawatirku berlebihan. Tapi, kamu yang paling mengerti mengapa aku menjadi demikian.
Dee, sudah berapa lama kita tidak berkomunikasi? Aku hampir lupa kapan terakhir kali hariku diawali oleh suaramu yang membangunkanku lewat panggilan telepon sebelum fajar tiba; mengingatkanku supaya tidak dengan sengaja lupa untuk menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa. Jujur saja, aku masih dengan sangat merindukan itu semua; kebersamaan aku dan kamu dalam hubungan yang entah apa namanya, yang harus berakhir bahkan sebelum dimulai perjalanannya.
Aku tidak ingin mengulangi apa yang terjadi, yang akhirnya membuatku memutuskan untuk menepi. Aku tidak ingin ada yang salah menilaimu; Bahkan malaikat yang berada disampingmu, yang tengah ikut membaca surat ini seiring gerak bibir dan gelegar suara heningmu. Aku tidak ingin mereka tahu. Biarlah kepergianku menjadi misteri untuk setiap kepala yang tidak akan pernah mengerti tentang apa yang terjadi. Kita manifestasi sebuah kalimat cinta tidak harus memiliki.
Dee, sebenarnya banyak sekali yang ingin aku tunjukan; dengan surat ini yang kuharapkan dapat merubah apa yang kamu putuskan. Namun aku tidak ingin memaksakan. Aku sadar, untukmu aku hanya sebuah kesalahan. Tapi sejarah sudah membuktikan, tidak ada pembaruan di dunia ini yang di awali tanpa sebuah kesalahan. Jujurlah pada dirimu sendiri jika alasanmu masih bertahan pada cinta yang kamu menangkan hanya karena jerat yang kamu bilang tunangan! Jujurlah dan beranikan diri untuk mengatakan jika itu semua bukan yang kamu inginkan.
Jika itu semua kamu lakukan, aku akan kembali untuk berjuang. Dan aku berjanji tidak akan mengambil segala keuntungan dari sepenggal waktu yang pernah kita lewati dengan saling menenangkan.
Namun jika semua hanya kenaifanku, percayalah aku tidak pernah menyesal telah, masih dan akan terus mencintaimu. Karena aku mencintaimu dengan sungguh-sungguh, dalam setiap suara hening yang menggemuruh, dalam setiap-tiap waktu meneguh, dalam setiap air mata doa yang meluruh. Karena aku mencintaimu dengan pasti, dengan keikhlasan yang tak bertepi. Hanya dirimu yang berarti, hanya bahagiamu yang kuperjuangkan abadi.
Pun, jika ini harus menjadi sebuah titik. Biarlah ini menjadi titik jeda untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan kalimat yang terhenti sebelumnya. Atau sebuah titik yang menjadi awal dari sebuah kalimat baru dengan makna yang menebal? Entahlah. Yang aku percaya sebuah kata kebetulan adalah cara setan mengaburkan kesadaran manusia jika Tuhan Maha Kuasa atas segala-galanya; Tuhan mempertemukan aku dan kamu dalam waktumu menjeda bukan untuk menambah luka. Karena Tuhan memberi apa yang dibutuhi manusia di dunia; Yang aku yakini hingga kini adalah jika aku dan kamu adalah jawaban dari masing-masing doa kita yang pernah dan sedang terluka.
Voglio stare con te per sempre
Sei la mia vita
La mia Dea
Sei la mia vita
La mia Dea