- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kekhawatiran Warga Semakin Sering Saat Hujan Melanda Ibu Kota


TS
daily.planet
Kekhawatiran Warga Semakin Sering Saat Hujan Melanda Ibu Kota

KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Warga berjalan melewati banjir di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020). Hujan yang turun sejak dini hari menyebabkan genangan dan banjir di sejumlah jalan dan kawasan permukiman di Jakarta.
Ariyadi (60) sempat ketar-ketir sambil memegangi ponsel sepanjang Rabu (12/2/2020). Sejak siang, ia mendapat kabar dari media sosial akan terjadi hujan di beberapa wilayah di Jakarta Selatan. Rumahnya di RW 005 Pejaten Timur, Pasar Minggu, termasuk wilayah yang dikabarkan akan hujan.
Kekhawatiran itu muncul lantaran wilayah hunian Ariyadi merupakan kawasan rendah yang dekat dengan Sungai Ciliwung. Sedikit hujan pada Sabtu (8/2/2020) saja bisa memicu genangan hingga sedikitnya 60 sentimeter di Pejaten Timur.
Hingga sore ini, sebagian warga waspada dan berusaha mengamati apakah sungai di belakang rumah mereka meluap saat hujan. ”Biasanya memang ada informasi dari tim penangulangan bencana kalau sungai meluap, tetapi kami juga memantau terus. Siapa tahu petugas luput, mereka pun bisa lupa, kan,” ucap Ariyadi, khawatir.
Ungkapan Ariyadi mungkin mewakili kekhawatiran sebagian warga Jakarta saat musim hujan. Awal Januari 2020 ditandai dengan banjir besar yang merendam hampir seluruh pusat kota. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, hujan ekstrem memicu genangan yang terjadi merata di Jakarta dan sekitarnya pada 31 Desember 2019 sampai dengan 1 Januari 2020.

KOMPAS/ADITYA DIVERANTA
Rumah warga di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2020), berada di bantaran Sungai Ciliwung. Warga kerap khawatir terjadi genangan susulan.
Sebaran genangan yang merata itu juga diiringi curah hujan tertinggi, yakni 377 milimeter (mm) per hari di Bandara Halim Perdanakusuma. Jumlah ini tertinggi di Jakarta dan sekitarnya sejak pengukuran pertama kali saat zaman kolonial Belanda pada 1866. Sebelumnya, rekor curah hujan tertinggi terekam di Sunter pada Februari 2015 dengan ketinggian 367 mm per hari.
Memasuki Februari 2020, warga Jakarta sedikitnya telah menghadapi lima kali peristiwa genangan. Atas serangkaian kejadian ini wajar apabila sebagian orang waswas seperti yang dirasakan Ariyadi.
Kekhawatiran warga menandai bahwa banjir selama beberapa tahun belakangan semestinya ditangani sebagai fenomena bencana yang lebih serius. Abhas Kumar Jha, Jessica Lamond, dan Robin Bloch dalam Cities and Flooding (2012) menyebut fenomena banjir di perkotaan sebagai persoalan serius dan menantang pembangunan kota. Sebab, selain di Jakarta, hal ini pun terjadi di sejumlah kota di negara lain.
Buku ini mencatat, banjir di perkotaan terjadi di banyak negara, seperti Australia, Sri Lanka, dan Filipina. Berdasarkan catatan Bank Dunia, kejadian di sejumlah wilayah sejak 1998 hingga 2010 menyebabkan kerugian lebih dari 40 miliar dollar Amerika Serikat.

Dengan kerugian sebanyak itu, sudah semestinya kota berbenah mengantisipasi risiko bencana. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun pada tahun ini menganggarkan dana hingga Rp 4 miliar untuk sistem peringatan banjir.
Sumber : https://bebas.kompas.id/baca/metro/2...aign=kompascom






4iinch dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.4K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan