Di kota besar Jakarta, yang saat ini masih menyandang sebagai ibukota negara Indonesia, prostitusi nampaknya masih terus berjalan. Bisnis jual beli jasa hiburan seperti ini memang menjanjikan keuntungan yang besar. Oleh karena itu, kendatipun terdapat larangan dan ancaman hukuman bagi pelaku, nampaknya tak menyurutkan niat orang untuk bergelut dalam bisnis serupa ini.

Yang paling memprihatinkan saat ini, modus bisnis prostitusi terselubung, kini memanfaatkan anak dibawah umur sebagai bahan ekploitasi, guna meraup keuntungan besar luar biasa. Nasib anak anak, yang seharusnya menikmati masa pertumbuhan dan masa pendidikan sekolah, guna masa depannya, tergadai dan dipaksa kerja.

Sebagian ada yang rela terpaksa kerja karena kehendak orang tua, sebagian lagi terpaksa karena aneka sebab yang beragam. Dalam beberapa waktu ini, di wilayah Jakarta, beberapa kasus eksploitasi anak dibawah umur dibongkar pihak berwajib. Kasus di Jakarta Utara,di apartemen kalibata city Jakarta Selatan dan di kelapa gading pada aparteme gading Nias termuat pada beberapa berita.

Dalam berita kali ini, yang kita bahas adalah terbongkar nya modus ekploitasi anak dibawah umur, yang dipekerjakan sebagai pemandu karaoke tempat hiburan, dibongkar pihak berwajib. Berikut ini beritanya:

Kepolisian Resor Jakarta Utara (Jakut) mengungkap kasus prostitusi dengan korban anak di bawah umur di Apartemen Gading Nias Residence, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Lima tersangka diamankan yakni tiga perempuan SR, RT dan ND serta dua laki-laki yakni MC dan SP," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Polisi Budhi Herdi, saat jumpa pers di Mapolres, Senin.

Kapolres menjelaskan para tersangka mempekerjakan sembilan orang anak di bawah umur dengan usia antara 14 tahun hingga 16 tahun.

Para korban dipekerjakan sebagai pemandu karaoke atau pemandu lagu sekaligus pekerja seks komersial (PSK) di Apartemen Gading Nias Residence tower Chrysant unit 20JB dan 21 HC, Kelurahan Pegangsaan dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Polisi mengamankan barang bukti beberapa kartu tanda penduduk (KTP) palsu, kartu keluarga (KK), slip gaji bulanan korban hingga bundel kartu pemesanan dan pembayaran.

Para tersangka dijerat pasal 76F junto pasal 83 junto pasal 88 Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Tersangka juga dijerat pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.
"Ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara," tegas Kapolres.
Sumber berita: https://m.antaranews.com/berita/1287...nias-residence


Manisnya rupiah, gemerlap harta benda, seringkali menjadi faktor utama adanya praktek [url=https://m.kaskus.co.id/thread/5a3db974ded77007278b4568/live-streaming-artis-bokep-bigo-tanpa busana-igo-open-bo-avail-expo-terbaru-2018/2]prostitusi terselubung[/url] seperti ini. Orang tua yang gelap mata karena harta, seringkali mengabaikan anak darah dagingnya untuk dieksploitasi. Sungguh miris memang.

Berbagai upaya penegakan hukum yang sudah banyak diberitakan seperti kali ini dan berbagai berita sebelumnya, membuat kita geleng kepala. Padahal, ancaman hukuman penjara yang menanti, bagi para pelaku tindak kriminal perdagangan orang, apalagi anak dibawah umur, itu cukup berat. Walaupun ancaman hukuman yang bisa didapatkan berat, tindak kriminal seperti ini, masih saja ada terjadi.

Dikota besar wilayah Jabodetabek, ada banyak komplek apartemen dan temoat hiburan malam yang berdekatan. Tidak menutup kemungkinan, modus eksploitasi anak dibawah umur seperti berita kali ini, juga banyak terdapat dibeberapa tempat lainnya. Untuk itu, semoga saja pihak berwajib terus mengembangkan kasus ini, karena biasanya, bisnis serupa ini, memiliki koneksi jaringan yang mumpuni.

Biasanya antara pelaku dan pelaku lainnya saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Jadi, bila di telusuri lebih lanjut, akan ada banyak lagi, kasus serupa yang bisa diungkap. Walaupun sulit semoga bisa diungkap lebih banyak.

Modus bisnis perdagangan manusia dan prostitusi anak, sulit dibersihkan total. Seperti halnya orang yang bergelut dengan bisnis narkoba, bisnis prostitusi terselubung dan eksploitasi anak menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Ini yang menjadi magnet terbesar bagi orang yang terlibat didalam lingkaran tersebut.

Kendati keuntungan yang ada menggiurkan, jika para pelakunya masih ada hati nurani, maka mereka tidak akan mengekploitasi anak dibawah umur. Karena jika kita berpikir dengan menggunakan hati nurani, masa sih bisa tega melakukan itu.

Tapi, sekali lagi, godaan harta berlimpah yang bisa didapatkan dengan jalan pintas, seringkali membuat siapapun lupa akan akibatnya. Lupa akan ancaman hukumannya. Lupa akan hati nuraninya. Demi mengumpulkan dan menumpuk pundi harta..,.