Satu-satunya budaya dari Negeri Ginseng yang membuat saya penasaran adalah mukbang. Itu loh video orang yang makan dengan porsi di atas normal yang durasi videonya pun bisa panjang-panjang. Pertanyaannya kenapa banyak orang senang menyaksikan video mukbang?

Pernah sekali-dua kali menonton videonya dan nggak menemukan letak keseruannya di mana. Saya hanya menyaksikan orang lain makan tapi nggak bisa ikut menikmatinya. Bukannya puas justru malah penasaran pengen nyoba tapi nggak bisa juga karena nggak ada uangnya

FYI, mukbang merupakan gabungan dari dua kata asli korea selatan yaitu "meokneun" (makan) dan bang-song (siaran/broadcast). Jadi memang sudah dari sananya mukbang ini tentang video orang makan yang disiarkan lewat internet atau TV.



Menurut berbagai sumber, budaya mukbang pertama kali muncul ke internet sekitar tahun 2009 namun nggak langsung tenar begitu saja.

Di Amerika mukbang baru muncul ke permukaan sekitar tahun 2015 setelah ada youtuber yang merilis video reactionterhadap video mukbang orang Korea. Beberapa minggu kemudian muncul video mukbang versi Amerika yang dibuat oleh Trisha Paytas.

Di negeri asalnya, Korea Selatan, mukbang muncul di pertengahan tahun 2000-an setelah salah satu perusahaan makanan di sana menyiarkan video orang makan daging, sayuran, dan makanan lain yang berkualitas super.

Di Indonesia sendiri nggak tahu kapan mulai ramai video mukbang ini (tebakan saya sekitar tahun 2016), namun sekitar tahun 2018 sudah banyak menyita perhatian Netizen Kesatuan Republik Indonesia. Puncaknya jatuh pada tahun 2019 di mana kata kunci mukbang naik 2.6 kali lipat di Youtube dan ASMR naik 3.9 kali lipat. WEW

Oh iya by the way, “ASMR” adalah salah satu cabang dari mukbang. Merupakan singkatan dari Autonomous Sensory Meridian Response. Intinya ASMR adalah kepuasan saat mendengar suara-suara ketika menyaksikan video mukbang. Suara di sini seperti sruput saat memakan mie instan, krauk saat makan kerupuk, atau suara lainnya. Kalau orang Sunda mungkin ceplak ya hahaha

Dalam dunia mukbang, orang-orang seperti Trisha Paytas disebut sebagai broadcast jockey atau orang yang bikin video mukbang. Nah seiring dengan meroketnya perhatian netizen, banyak BJ baru yang lahir di seluruh dunia.

Salah satu BJ yang berhasil di Korea adalah The Diva, dia bahkan pernah mendapatkan penghasilan ratusan juta rupiah dari mukbang dalam satu bulan. Tapi bukan melalui platform youtube, The Diva justru terkenal lewat platform siaran asli Korea yaitu Afreeca TV.

Untuk BJ asal Indonesia yang terkenal salah satunya adalah Ria SW. Di Youtube Ria sudah mendapatkan 3.13 juta subscriber dan sudah punya bisnis kuliner sendiri. Salah satu videonya ada yang sudah ditonton sampe 24 juta kali. Bayangin berapa penghasilannya dalam satu bulan!!



Nah saatnya menjawab pertanyaan saya sendiri di awal: kenapa banyak orang senang menyaksikan mukbang?

Pertama, saya bahas dulu kenapa mukbang bisa pupoler di Korea Selatan.

Di Korea mukbang muncul saat keadaan ekonomi di sana masih belum stabil, artinya banyak orang yang nggak bisa menikmati makanan yang enak. Kemudian saat populer seperti sekarang, mukbang tumbuh seiring budaya Korea yang menuntut banyak orang untuk melakukan diet.

Lalu apa hubungannya?

Beberapa artikel yang saya baca menyebutkan bahwa orang Korea banyak yang hidup sendiri dan merasa kesepian karena makan sendirian. Namun menurut website hercampus.com, hal ini nggak sepenuhnya benar karena suaminya, yang orang Korea asli, justru mengatakan bahwa orang Korea memang sudah sejak dulu senang menyaksikan orang lain makan.

Hal ini terjadi saat kondisi ekonomi di Korea masih belum stabil, bahkan ada satu cerita tentang orang Korea yang memakan nasi sambil melihat ikan kering yang disimpan di plafon. Iya, mereka makan sambil membayangkan rasa ikan keringnya. Cerita ini berasal dari nenek suami penulis artikel di website hercampus.com.

Kemudian di masa sekarang, tuntutan untuk mempunyai tubuh ideal membuat banyak orang Korea yang melakukan diet ketat. Artinya mereka harus menekan keinginan makan demi kesuksesan dietnya. Jadi untuk memuaskan hasrat makan yang besar, mereka menyaksikan video mukbang. Semacam ikut kenyang mungkin ya wkwkwk

Selain itu alasan lain kenapa seseorang menyaksikan video mukbang karena nggak bisa mendapatkan makanan yang ada di videonya; atau merasa senang saat mempunyai teman berbagi makan. Lewat mukbang, meskipun nggak terasa nyata, tapi dapat menimbulkan perasaan senang yang sama. Tapi ada juga yang emang buat hiburan dan sekedar senang menyaksikan orang makan dengan lahap sih.

Menariknya, beberapa peneliti mengatakan bahwa pelaku dan penonton mukbang justru adalah orang yang kesepian. Di Korea misalnya, angka pengangguran yang tinggi dan merebaknya virus individualisme di golongan kaum muda membuat mereka merasa kesepian karena pada dasarnya mereka sudah terbiasa dengan budaya makan bersama keluarganya.

Untuk orang Indonesia, Tirto.id mengambil satu kasus yang dialami oleh seorang mahasiswi akhir. Dia merasa kesepian karena teman-temannya sudah lebih dulu lulus, sedangkan dirinya masih berkutat dengan skripsi. Jadi daripada kesepian mending nonton mukbang.

Terakhir dari saya, mengingat porsi ekstra saat mukbang harusnya ada influencer yang memberikan edukasi untuk masyarakat Indonesia bahwa apa yang mereka lakukan bisa menyebabkan kesehatan terganggu. Apapun yang berlebihan jatuhnya jadi nggak baik, ya kan?

Selain itu, influencer juga harus memberi tahu cara mereka merawat kesehatan dan apa yang dilakukan di belakang layar. Apakah mereka sering olahraga untuk membakar kalori dari hasil mukbang? Atau menggunakan pertolongan dokter atau mungkin punya caranya sendiri.

Kita kan kadang hanya peduli pada apa yang nampak di depan layar daripada apa yang dilakukan di belakang layar. Padahal untuk beberapa hal, seperti mukbang ini, apa yang dilakukan di belakang layar justru merupakan hal yang paling penting. Di depan layar mah cuma makan doang kan

Sekian thread kali ini semoga bermanfaat, jangan lupa share ya!
Sampai jumpa di thread yang lainnya!