gambar

Saat gw bikin thread ini di luar sana sedang hujan. Hujan membuat gw teringat cerita sekitar dua tahun yang lalu. Cerita yang membuat gw tertawa geli. Waktu itu gw ingin membuat ruangan di belakang rumah dengan ukuran 3 x 7 meter. Ruangan tersebut akan digunakan untuk ruang kamar mandi, wc dan dapur.

Ada dua tahap pengerjaannya dengan upah yang berbeda. Tukang kayu akan membuat rangka yaitu tongkat, lantai papan ulin, tiang dan pemasangan atap. Setelah itu akan dilanjutkan dengan tukang batu untuk memasang bata sebagai dinding, wc dan kamar mandi.

Tukang kayu disepakati dengan upah 1 juta. Dia mengerjakannya selama dua hari. Hari pertama berdua dengan temannya. Sayangnya hari ke dua cuman sendiri dan mulai bekerja setelah johor. Itu sebabnya masih ada 4 lembar seng lagi yang belum terpasang tapi sudah keburu Maghrib. Dan dia mengatakan kalau tidak lagi melanjutkan. Katanya nanggung, jauh-jauh datang cuman memasang 4 lembar seng. Terpaksa gw cari tukang lain untuk memasang seng tersebut.

Hari berikutnya tukang batu melanjutkan dengan mengerjakan pemasangan dinding bata, membuat wc dan kamar mandi.

Tukang batu tersebut cerita ke gw.

"Bang, tukang kayu yang bikin rangka kemaren di tangkep polisi."

"Kenapa?" tanya gw penasaran.

"Habis dari sini dia gak langsung balik ke rumah. Dia mampir di Warung Jablay."

Warung Jablayadalah warung yang ada di pinggir jalan raya di luar kota yang jauh dari pemukiman. Warung yang cewek penunggunnya bisa diajak kencan. Warung biasa dengan harga yang luar biasa. Kopi sama mie instan bisa diminta bayar 50 ribu. Kopi sama mie instan harganya memang tidak seberapa, tapi ngobrolnya yang luar biasa. Mahal.

"Terus..?" gw jadi tambah penasaran.

"Di Warung Jablay dia menepuk bokong cewek yang ada di warung."

"Terus?"

"Kontan sang cewek menaboknya."

"Terus?"

"Terus dia balas menabok. Terjadilah keributan. Polisi pun datang setelah dihubungi. Dia dibawa ke polsek. Mendekam di sana. Sempet dua malam"

Gw tertawa.

"Dia terpaksa keluarin uang 20 juta untuk biaya perdamaian."

"Untung dia punya banyak duit, ya."

"Boro-boro. istrinya yang dia suruh mencarikan. Istrinya minta ke bokapnya. Bokapnya terpaksa jual benda berharga."

Tawa gw makin kencang. Kere tapi gak bisa nahan diri. Untung mertuanya masih mau bantu. Kalao kagak, pasti udah mendekam di penjara berbulan-bulan.

"Waktu itu kan hujan. Mungkin karena hujan dia gak bisa nahan diri saat melihat cewek berbokong montok. Atau mungkin dia kualat sama abang. Upah udah di kasih tapi kerjaan gak diselesaiin."

Waktu itu gw memang sempet kesal sama dia. Upah 1 juta cuman dikerjain 1 hari setengah. Bagus kalau perkerjaannnya selesai. Ini tidak. Masih ada 4 lembar seng lagi yang harus dia pasang. Gw terpaksa nyuruh tukang lain untuk memasang 4 lembar seng dan harus keluarin uang lagi sebesar 100 ribu. Tapi pasti bukan karena itu dia apes.

Terus apa gara-gara hujan?

Gw jadi merasa geli. Ada-ada saja. Tapi bisa jadi. Hujan bisa bikin nafsu naik ke ubun-ubun. Tidak hanya manusia, binatang tampaknya juga merasakan hal yang sama. Buktinya saat musim hujan kodok pada bertelor. Hanya saja, kodok cowok gak bakalan ditangkap polisi gara-gara menepuk bokong kodok cewek .... hehehehe...