Kaskus

Hobby

mongethosAvatar border
TS
mongethos
NALAR CINTA SANG PENDOSA
NALAR CINTA SANG PENDOSA
Hari itu matahari sangat cerah, suasanya sangat panas karna terik matahari menjilat aspal hitam yang kering, namun polusi kota Tua menjadi satu kesatuan yang cukup keras. siang itu banyak mahasiswa sedang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing, tidak dengan saya yang duduk sambil membaca sebuah buku berjudul program Transisional karya Leon Trosky, seorang tokoh berkebangsaan jerman, lelaki yang di anggap sebagai manusia yang sepemikiran dengan gagasan Sang GURU Karl marx walaupun diawal-awal masa berpengaruhnya dia sempat mengkritik banyak pemikiran Marx sendiri.

Saya adalah Mahasiswa tingkat akhir, sekarang bisa dibilang angkatan kami adalah angkatan Tua di kampus karna sebagian angkatan 11-12 dan 13 sudah hilang atau di wisuda, begitupun angkatan kami yaitu angkatan 2014. telah banyak juga yang di wisuda dan sudah berkarir sebagai penguasaha dan jurnalis di beberapa media Nasional maupun Lokal.

Sementara itu saya masih sibuk bangun pagi, siang dan sore untuk mengejar mata kulia yang belum tuntas sebagai prasarat untuk lulus dan mengikuti KKT agar bisa segera menjadi Mahasiswa, tahun ini saya mengikuti semester ke-12, itu artinya saya akan kulia lagi dengan adik-adik tingkat saya yang baru semester 2-4-6-8, sungguh ini adalaha satu tantangan yang cukup berat bagi saya sebagai seorang mahasiswa tertua di dalam kelas.

Alasan kenapa saya bisa kulia dengan adik-adik semester bawah karna saya banyak ketinggalan mata kulia, atau bisa di bilang mata kulia saya banyak yang tidak lulus, tentunya ini bukan lagi hal baru karna sudah banyak sekali mahasiswa yang bernasib sama seperti saya yang kulianya tidak becus, tapi bukan berarti saya sama seperti anak-anak lain yang kulianya tidak benar dengan hanya menghabiskan waktunya dikos-kosan dan Mall atau sekedar menjalankan hoby yang hanya membuang-buang banyak waktunya untuk menyelesaikan kulia dan di wisudah. tapi bukan berarti mahasiswa seperti kami adalah mahasiswa yang tak bisa mengambil hikma dari apa yang sudah kami kerjakan dan jalani selama ini. karna kami punya cerita manis pahit yang perlu banyak orang tau. diluar dari itu kami punya banyak alasan yang bisa kami bagikan dengan orang lain diluar sana bahwa kulia lama kemudian bisa wisuda itu manis dan luar biasa lo.

Sayangnya saya belum sampai ketitik wisuda itu kawan, karna saya masih terus berjuang untuk menjadi seorang sarjana, ya jalan satu-satunya adalah saya harus mulai tunduk kepada seluruh dosen-dosen saya yang keras dan sangat kelewatan saat mengajar di dalam kelas, saya harus berhenti berdebat dengan Dosen, banyak hal yang kini saya rubah dari diri saya termasuk harus membeli diktat-diktat dari Dosen yang harganya sangat mahal.

Ya, itulah kehidupan saya yang hanya seorang anak kampung, namun semua itu harus saya lakukan karna untuk membahagiakan kedua orang tua saya yang sudah semakin  tua, jika bukan karna mereka saya mungkin masih akan tetap berkutat dengan aktifitas saya yang lama yaitu, Berorganisasi, melakukan survei dan penelitian. sebagai mahasiswa Tua yang hampir lapuk saya hanya bisa berusaha di sisa waktu saya yang tersisa. jika nanti saya tak bisa di wisuda dan di Drop Out dari kampus setidaknya saya bisa memiliki cerita untuk Mahasiswa yang lain bahwa kulia itu Gampang-gampang susa, gampang itu adalah tunduk pada dosen, datang tepat waktu dan buat tugas, sedangkan susanya adalah menjadi mahasiswa yang membangkan karna terlampau kritis karna belajar.

ANDAI AKU SEORANG MAHASISWA
NALAR CINTA SANG PENDOSA

Awal saya menjadi seorang mahasiswa saya banyak sekali mengalami benturan dengan kondisi yang saya alami di kota Tua ini, kota yang perna menjadi taklukan negara kincir angin (belanda), saat pertama kali menginjakan kaki dikota Tua ini banyak hal yang membuat saya heran terutama dengan kecantikan perempuan-perempuan kota ini, mereka berkulit putih dan cantik-cantik, ternyata alasan kecantikan itu karna dahulu di awal-awal pra kemerdekaan banyak orang asli pribumi minahasa yang dijadikan selir dan menikah dengan mener-mener dari belanda, sedikitnya jika di ilustrasikan mungkin cerita ini sama seperti minke yang lahir dari rahim Nyai Ontosoro atas pernikahanya dengan orang belanda dalam Buku Karya Pramodia Ananta Toer " BUMI MANUSIA", paras perempuan disini memang tidak lagi diragukan karna bukan hanya wajahnya yang cantik tapi senyumnyapun menawan setiap hati yang datang di kota Tua ini.

Perempuan-perempuan Cantik minahasa juga sangat menggoda seorang lelaki termasuk diriku seorang, tapi saya harus terus belajar sehingga saya tidak mau menjadi lelaki yang sibuk mengagumi kecantikan mereka dan melupakan cita-cita saya datang di kota tua ini, hal itu dapat saya buktikan dengan tidak menjalin hubungan spesial dengan perempuan satupun selama 5 tahun, saya lebih menyibukan diri menyelami samudra pengetahuan bersama orang-orang yang sibuk mengejar ilmu pengetahuan. kehidupan saya dikampus banyak saya tumpahkan dengan membaca buku, aktif berdiskusi di dalam kelas, maupun mengikuti trening-trening formal di KNPI dan mengikuti seminar-seminar terbuka untuk umum. setidaknya hal-hal seperti itu membuat saya sadar bahwa belajar itu tidak harus datang kekampus dan menjadi mahasiswa akademis yang hanya sibuk membuat tugas dan tanda tangan Absen.

Menjadi mahasiswa tidak harus selalu menjadi mahasiswa yang aktif dalam kelas, tapi perlu satu gerakan yang bisa melihat gejala-gejala sosial yang terjadi didalam lingkungan eksternal masyarakat, banyak sekali kegagalan yang di alami oleh mahasiswa yang seharusnya hadir sebagai agen kontrol dalam masyarakat ketika begitu banyaknya masalah, tetapi mahasiswa memilih untuk diam dan tak bersuara untuk membela masyarakat yang sedang membutuhkan bantuan dari mahasiswa itu sendiri. inilah kegagalan mahasiswa hari ini yang menjadi budak-budak baru yang nanti akan di produksi kampus sebagai agen pembantu pemerintah yang tidak pro rakyat.

Saya perna membaca sebuah buku karya Bung Hatta ketika masih menjadi mahasiswa di belanda, beliau perna menulis sebuah tulisan di salah satu koran yang di beri judul " Pemuda krisis politik atau Pemerintah Anti Kemakmuran Rakyat " dalam tulisan itu dengan panjang lebar Bung Hatta menjabarkan permasalahan-permasalahan yang membuat mahasiswa mengalami kelelahan Idealisme karna tidak lagi menjadi Pahlawan atau Supermen bagi Rakyat kecil yang menggantungkan harapnya kepada mahasiswa, padahal mahasiswa atau pemuda adalah penyambung lidah rakyat itu sendiri dalam mengawal agenda-agenda pemerintah. kelelahan itulah yang membuat banyak wakil rakyat atau pemerintah begitu leluasa menjalankan pola dan taktik mereka dengan menghalalkan berbagai macam cara atas nama kemakmuran, padahal pada ujung-ujungnya masyarakat di korbankan menjadi tumbal semata atas kerakusan politik kekuasaan.

Kondisi masa lalu itu kiranya masih saja bersarang dalam kepala sebagian mahasiswa yang masih belum memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi didalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat ini telah terjadi pembungkaman terhadap Demokrasi kampus yang melibatkan beberapa Mahasiswa di beberapa universitas harus di DO secara sepihak oleh pihak kampus karna mahasiswa di nilai merusak citra Universitas, tanpa melakukan evaluasi terlebih dahulu sesuai mekanisme dan aturan Panduan Akademik. padahal hal-hal tersebut telah menghianati dan melanggar Aturan undang-undang di dalam pasal 28 yang berbunyi : Kemerdekaan berserikatan dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya di tetapkan dengan Undang-undang."

Kurangnya diskusi dilingkungan kampus akan membuat kekuatan mahasiswa menjadi lemah dan mudah di atur oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan didalam struktur kampus, dengan logika akal sehat inilah saya memilih menjadi pribadi yang tidak tunduk pada pikiran-pikiran yang akan menjadikan saya sebagai budak. tetapi seperti yang sudah banyak diketahui bahwa didalam kampus mahasiswa takut pada Dosen, dan akan menjadi budak Dosen. hal inilah yang banyak menjebak mahasiswa untuk tunduk dan menjadi babu dilingkungan kampus tanpa memiliki kebebasan penuh untuk mengekspresikan akal sehatnya di hadapan Dosen yang bersalah atau keliru dalam menyampaikan Matakulia di depan kelas.

ADIL SEJAK DALAM PIKIRAN
NALAR CINTA SANG PENDOSA
setiap manusia memang memiliki hak untuk merdeka secara lahir maupun batin, hak untuk merdeka itu tidak bisa di ganggu gugat oleh siapun, namun sebagai makhluk sosial, manusia harus di paksakan untuk memiliki ketergantungan terhadap orang lain, sehingga terkadang manusia menjadi raja bagi manusia yang lainya atau manusia menjadi budak bagi tuanya, ketergantungan ini menjadi satu alasan kuat yang melahirkan Stratifikasi sosial didalam kehidupan masyrakat kita dari jaman komunal primitif hingga jaman peralihan hari ini yang di tumbuhi dengan perdagangan manusia secara intelektualitas.

Adil sejak dalam pikiran adalah sebuah masalah baru yang dihadapi manusia yang masih memiliki kepekaan hidup terhadap kondisi sosial, keadilan itu akan di uji dengan berbagai permasalahan antara bertahan didalam idealisme atau menjadi apatis dan bisu terhadap permasalahan yang ada, beban moril setiap manusia juga adalah bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainya, tidak jarang di jumpai di dalam kehidupan sehari-hari bahwa masih saja ada banyak manusia yang lupa dengan tanggung jawab morilnya sebagai manusia yang menjunjung tinggi nilai sosial yang berkembang dalam aturan rasa tanggung jawab dan tenggang rasa itu sendiri. jika memang harus bertahan dengan idealisme itu maka banyak tantangan yang juga akan dihadapi, tentunya konsekuensinya harus di tanggung oleh setiap individu yang ingin merdeka secara pikiran.

Kekalahan kita saat ini sebagai mahasiswa adalah tidak mampu berkomitmen dengan jalan mempertahankan kebenaran, mempertajam pengetahuan dan idealisme yang di ajarkan oleh kaum pembebasan, sehingga kita menjadi manusia yang ketakutan saat di perhadapkan dengan berbagai masalah yang datang mengancam kehidupan kita dan masyarakat, padahal jika di pikirkan secara matang Seorang pejuang sejatih adalah dia yang mau menerima setiap konsekuensi yang sudah diputuskannya untuk dilawan. kebenaran memang perlu di uji, jika tidak ia akan hanya habis dalam kata-kata.

0
1K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan