nikoofinoAvatar border
TS
nikoofino
Ratusan Babi Mati di Bali, Berikut Tentang Virus ASF

Sumber Foto : Discover Magazine

Halo GanSis... emoticon-Haiemoticon-Hai
Babimerupakan makanan yang paling khas dan phenomenal yang menjadi bagian makanan tradisional suku di Bali. Campuran dari suku luar yang membawa keberagaman di nusantara membuat babi ini menjadi makanan yang terenak di bali. Dan memang benar, beberapa masakan bali seperti babi bakar, babi guling, dan babi sambal matah membuat fans penyuka daging babi ini menjadi lapar. 

Beberapa bulan terakhir kita sering mendengar tentang matinya suatu peternakan babi di kabarkan karena tersebuar virus-virus yang membuat babi babi tersebut mati. Berikut ini kita akanmembahas tentng babi-babi tersebut, berikut artikelnya menururt CNNIndonesia.com :

Dari informasi yang didapatkan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Provinsi Bali menyatakan bahwa penyebab dari matinya ratusan babi yang berada di bali beberapa bulan terakhir ini di karenakan masuknya virus ASF atau (African Swine Fever).

ASF adalah penykait yang membuat babi menjadi pendarahan, penyakit ini sangat menular pada babi domestik maupun babi liar. Kemunculan virus ini di sebabkan oleh virus DNA dari famili Asfarviridae yang juga menginfeksi kutu genus Ornithodoros.
Meskipun gejala ASF dan CSF (Classical Swine Fever) terlihat mirip, namun penyakit ini tidak sama dan tidak ada kaitannya dengan virus CSF.

Epidemiologi ASF tebilang kompleks dan bervariasi, tergantung kepada lingkungan, jenis sistem produksi babi, perilaku manusia, dan ada atau tidaknya babi liar.
Pada umumnya penyebaran virus ini dapat diketahui dari adanya babi liar atau babi yang terkontaminasi lalu terkena infeksi, dan makanan yang mungkin mengandung virus tersebut. Gejala kematian babi juga berbeda akhibat ASF dapat bervariasi sesuai dengan virulensi virus dan jenis spesies babi.

Pada umumnya ketika babai terinfeksi dengan virus ASF ini, babi tersebut akan mengalami demam yang tinggi, depresi, anoreksia, nafsu makan yang menghilang, pendarahan pada kulit, muntah, sianosis, sampai diare.

Babi yang terjangkit virus ASV biasanya akan mati dalam 6 – 20 hari setelah terjangkit virus ASF. Dan berbagai jenis babi memiliki reaksi atau kerentanan yang berbeda-beda terhadap infeksi virus tersebut.

Proses untuk mendapatkan hasil apahak babi tersebut kena ASF atau tidak adalah dengan melakukan uji coba diagnosa dari lab. Kemudian dapat dilihat apakah babi tersebut terkena ASF.

OIE atau World Organizaation of animal Health, menyatakan bahwa sampai sekarang belum ada vaksin untuk mengatasi hal tersebut. Mereka menghimbau untuk negara yang menerapkan kebijakan impor yang tepat dan langkah-langkah biosekurity yang memastikan bahwa tidak ada babi hidup maupun babi yang telah mati yang terjangkit ASF dan masuk ke dalam wilayahnya.

Untuk sektor peternakan sendiri harus menegaskan bahwa, dengan melakukan sanitasi  dan melakukan pembuangan karkas hingga limbah yang layak adalah solusi mencegah virus tersebut menyebar ke babi babi yang lain. Selain itu, deteksi dini dengan langsung membunuh babi yang terinfeksi dan biosekurity yang tepat dan ketat dapat menjadi perhatian juga.

Berdasarkan data yang telah di kumpulkan, virus ini sudah menyebar di Asia, Eropa, dan Amerika.

Demikian merupakan informasi yang dapat saya sampaikan, semoga menjadi informasi yang bermanfaat bagi kita semua. Jangan lupa untuk berbagi informasi ini kepada teman teman, kerabat, dan keluarga agar menjadi informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua. Jangan lupa untuk meninggalkan komentar di bawah. Terimakasih sudah mengklik thread ini dan sampai jumpa pada thread thread selanjutnya.


0
248
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan