my.agathisAvatar border
TS
my.agathis
Risma Baper dan Lapor ke Ombudsman, Mantan Jubir Gus Dur Minta Kapolri Idham Azis
Home
 » 
Nasional
 » 
Umum

Sebut Risma Baper dan Lapor ke Ombudsman, Mantan Jubir Gus Dur Minta Kapolri Idham Azis Lakukan Ini
Kamis, 6 Februari 2020 09:06 WIB




YouTube Talk Show tvOne



Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, menyebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini harus menerima kritikan meski berupa kata kasar. 


TRIBUNNEWS.COM - Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, menyebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terbawa perasaan atau baper terkait dengan hinaan yang dilontarkan Zikria Dzatil.
Adhie juga meminta Kapolri Idham Azis untuk memerintahkan jajarannya agar tak terlalu cepat merespons laporan pejabat publik.
Dilansir Tribunnews.com, hal itu diungkapkan Adhie dalam APA KABAR INDONESIA MALAM yang diunggah di YouTube Talk Show tvOne, Rabu (5/2/2020).
Adhie menilai Risma terlalu baper ketika mendapat hinaan dari Zikria Dzatil hingga sempat melaporkan ke polisi.
Ombudsman, menurut Adhie, didesain oleh Gus Dur pada tahun 2000 untuk mengontrol tindakan pejabat publik.
Maka dari itu Adhie melaporkan Risma ke Ombudsman agar menjadi pelajaran bagi pejabat lain yang harus tahan menerima kritikan atau hinaan.
"Kenapa Ombudsman, saya melihat jangan sampai ada lagi pejabat publik yang sedikit-sedikit baper kemudian lapor ke polisi dan polisi meresponsnya," ujar Adhie.
Selain memberi pesan pada Ombudsman untuk memberi pengertian kepada Risma, Adhie juga meminta Idham Azis agar mengarahkan jajarannya supaya tak terlalu cepat menindaklanjuti laporan pejabat publik.

"Karena itu kemarin saya ngomong sama Ombudsman 'Coba panggil Risma, kemudian dikasih pengertian risiko konsekuensinya jadi pejabat publik, kemudian kita umumkan kepada semua pejabat publik'," terang Adhie.
"Habis itu Ombudsman panggil Kapolri, kasih tahu polisi bahwa persoalan-persoalan yang menyangkut pejabat publik jangan terlalu cepat direspons. Kecuali ada hal-hal yang sangat urgent misalnya," sambungnya.




Dalam wawancara tersebut, Adhie menyayangkan fungsi Ombudsman jadi tidak maksimal lantaran para pejabat menggunakan UU ITE sebagai tameng.

Adhie menyebut para pejabat memanfaatkan adanya UU ITE, yang mana media sosial memang kerap digunakan untuk sarana melontarkan kritikan.

"Bisa dijelaskan tuntutan kepada Ombudsman? Dan ini sebenarnya Bu Risma melaporkan si pelaku, Zikria, atas nama pribadi, bukan sebagai pejabat publik," ujar presenter Putri Viola.

"Ombudsman dulu didesain oleh Gus Dur tahun 2000 itu untuk mengontrol perilaku pejabat publik," jawab Adhie.

"Nah, saya melihat sejak munculnya Undang-Undang ITE, banyak sekali pejabat publik yang mengadukan atas nama pencemaran nama baik," sambungnya.



Adhie menyebut seharusnya pejabat seperti Risma sudah menyerahkan hatinya untuk rakyat dan tahan hinaan.

Bahkan Adhie menganggap para pejabat harusnya tahan banting meski hinaan yang didapat berupa kata kasar.

Jika pejabat tak tahan dengan kritikan atau hinaan kasar, Adhie menyebut lebih baik tak usah menjadi pejabat.

"Padahal menurut saya, pejabat publik itu memang dipilih oleh publik sehingga hatinya harus 100 persen untuk publik," jelas Adhie.

"Jadi ketika publik bermasalah atau dia sempat menghina atau mengkritik, ya dia terimalah sebagai bagian dari kritik, apapun bentuknya," sambungnya.




"Walaupun mungkin agak kasar dan sebagainya?" tanya Putri.

"Tidak masalah. Ya itu konsekuensi dari pejabat publik. Jadi kalau tidak mau dihina, tidak mau dikritik ya jangan jadi pejabat publik," jawab Adhie.



Adhie menganggap profesi sebagai pejabat publik sudah memiliki banyak keistimewaan dalam hidup sehingga hendaknya memaafkan orang yang menghinanya.

"Karena pejabat publik itu, pahalanya besar, dan kalau dia mengurus rakyat dengan benar pahalanya juga besar," terang Adhie.

"Dapat privilege, keluarganya juga dapat privilige. Itulah sebabnya memberi maaf kepada pengritiknya apapun bunyinya itu enggak ada masalah," imbuhnya.

Menurut Adhie, wajar-wajar saja kritikan dilontarkan orang seperti Zikria Dzatil lantaran kehidupan zaman sekarang memang tak bisa dilepaskan dari gadget atau media sosial.

"Era milennial saya perhatikan di masyarakat itu antara otak, hati, dan jari itu sudah menyatu dengan gadget," kata Adhie.
Dikutip dari Kompas.com, Risma sudah memaafkan Zikria Dzatil yang sebelumnya mengungkapkan permintaan maaf secara tertulis.

Zikria Dzatil (kiri), Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) (Kolase/Tribun Jatim/Kompas.com)

Setelah Risma memberi maaf, laporannya ke polisi tengah dikaji dan kemungkinan akan ada keringanan hukuman untuk Zikria Dzatil.

Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho menyebut pihaknya tengah menindaklanjuti sesuai dengan aturan.

"Iya, (keringanan hukuman) akan kami kaji. Kami proses nanti, itu tugasnya Pak Sudamiran (Kasatreskrim)," ujar Sandi, Rabu (5/2/2020).

Sandi juga mengingatkan kasus penghinaan Risma ini agar menjadi pelajaran supaya warganet tak sembarangan melontarkan hinaan di media sosial.

"Maka dari itu, pandai-pandailah untuk menyaring (konten yang diunggah) sebelum men-share. Jangan mudah terprovokasi dengan isu yang belum jelas kebenarannya," tegas Sandi.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/ Ghinan Salman)


"Walaupun mungkin agak kasar dan sebagainya?" tanya Putri.

"Tidak masalah. Ya itu konsekuensi dari pejabat publik. Jadi kalau tidak mau dihina, tidak mau dikritik ya jangan jadi pejabat publik," jawab Adhie.



Adhie menganggap profesi sebagai pejabat publik sudah memiliki banyak keistimewaan dalam hidup sehingga hendaknya memaafkan orang yang menghinanya.

"Karena pejabat publik itu, pahalanya besar, dan kalau dia mengurus rakyat dengan benar pahalanya juga besar," terang Adhie.

"Dapat privilege, keluarganya juga dapat privilige. Itulah sebabnya memberi maaf kepada pengritiknya apapun bunyinya itu enggak ada masalah," imbuhnya.

Menurut Adhie, wajar-wajar saja kritikan dilontarkan orang seperti Zikria Dzatil lantaran kehidupan zaman sekarang memang tak bisa dilepaskan dari gadget atau media sosial.

"Era milennial saya perhatikan di masyarakat itu antara otak, hati, dan jari itu sudah menyatu dengan gadget," kata Adhie.
[color=#323233] Dikutip dari Kompas.com, Risma sudah memaafkan Zikria Dzatil yang sebelumnya mengungkapkan permintaan maaf secara tertulis.

Zikria Dzatil (kiri), Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) (Kolase/Tribun Jatim/Kompas.com)

Setelah Risma memberi maaf, laporannya ke polisi tengah dikaji dan kemungkinan akan ada keringanan hukuman untuk Zikria Dzatil.

Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho menyebut pihaknya tengah menindaklanjuti sesuai dengan aturan.

"Iya, (keringanan hukuman) akan kami kaji. Kami proses nanti, itu tugasnya Pak Sudamiran (Kasatreskrim)," ujar Sandi, Rabu (5/2/2020).

Sandi juga mengingatkan kasus penghinaan Risma ini agar menjadi pelajaran supaya warganet tak sembarangan melontarkan hinaan di media sosial.

"Maka dari itu, pandai-pandailah untuk menyaring (konten yang diunggah) sebelum men-share. Jangan mudah terprovokasi dengan isu yang belum jelas kebenarannya," tegas Sandi.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/ Ghinan Salman)

LINK
Diubah oleh my.agathis 06-02-2020 03:39
jonfaisalAvatar border
4iinchAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.3K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan