

TS
joelciika17
Hargai Diri Sendiri Sebelum Menghargai Orang Lain, Ini Caranya!

Hidup ini butuh keseimbangan. Ada kalanya, menghargai diri sendiri dianggap sebagai perbuatan egois dalam berbagai situasi. Terkadang, kita dinilai tidak bisa menghargai orang lain.
Pertanyaannya adalah bagaimana bisa kita menghargai orang lain tanpa menghargai diri sendiri dulu? Yuk simak caranya

1. Fokus kepada Tuhan
Saat kamu sedang tidak berkonsentrasi melakukan sesuatu, maka upayakanlah agar pikiranmu tidak menjadi kosong. Silahkan bercakap-cakap dengan Tuhan dalam doa-doa, firman, dan puji-pujian atas kemuliaan nama-Nya.
Coba deh tanamkan ini dalam hatimu:
Tuhan adalah gembalaku takkan kekurangan aku.
Bersama Tuhan kita lebih dari pemenang.
Tuhanlah kekuatanku, kota bentengku, kubu pertahananku.
Betapa hebat, betapa kuat dahsyatnya kita yang berjaya atas semua yang terjadi dalam hidup ini (salah satu lagu pujian).
dan lain sebagainya (motivasimu sendiri).
2. Komitmen yang benar
Miliki pandangan yang lurus tentang materi, harga diri, dan penghormatan dari orang lain. Semuanya ini berada di luar dirimu, sehingga secara otomatis hal-hal ini tidak dapat dikendalikan seutuhnya.
Oleh karena itu, ambil komitmen untuk fokus kepada diri sendiri dengan senantiasa melakukan, menegakkan, dan memperjuangkan kebenaran sejati. Jadi, dapat dikatakan bahwa harga diri dan kehormatan sejati adalah saat kita bergiat untuk melakukan hal yang benar.
3. Jadi diri sendiri dan dengarkan suara hatimu
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa hidup ini adalah “how about you?”. Hidupmu bukan berbicara (jangan fokus) tentang orang lain, melainkan menceritakan dirimu sendiri.
Jika seorang teman kemampuannya di depan panggung, maka mugkin saja kamu berbeda darinya. Tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak dapat kita perbuat. Melainkan, mulailah lakukan kebaikan lewat kemampuan/bakat/potensi yang dimiliki.
Apapun profesimu, syukuri itu dan nikmatilah, bahkan cintai pekerjaan yang kamu lakukan saat ini.
4. Tubuhmu juga butuh istirahat
Kenali dirimu dan selami suasana alam bawah sadar itu. Ketahuilah kapan semangatmu benar-benar nge-drop, dimana rasanya seperti berada di bawah titik nadir kehidupan. Misalnya:
Saat kamu kalah,
Melakukan kekhilafan/kesalahan di depan orang lain/umum,
Diejek teman,
Direndahkan teman,
Dihina teman,
Menerima perlakuan buruk,
Merasa diremehkan, dan lain sebagainya.
Atau kenali juga suasana hatimu misalnya saat keadaan hatimu tidak tenang, seperti:
Keinginan kita dikabulkan seseorang,
Menang,
Dipuji,
Dihormati,
Merasa lebih hebat/ lebih baik/ lebih benar/ lebih pintar/ lebih pantas dari orang lain,
Ingin membalas seseorang,
Ingin melawan seseorang,
Ingin memukul seseorang,
Ingin mengerjai seseorang, dan lain sebagainya (temukan sendiri berdasarkan pengalaman).
5. Berkumpul dengan lingkungan positif
Lingkungan merupakan tangga bagi langkah kehidupanmu. Salah memilih lingkungan dan pergaulan, tentu akan berpengaruh pada pola pikir dan perilakumu .
Membiarkan dirimu berinteraksi dengan lingkungan negatif sama halnya dengan merelakan dirimu untuk terkena dampaknya. Maka, sebagai bentuk rasa menghargai dalam diri kamu, alangkah baiknya pilihlah lingkungan yang positif.
Selain itu, lingkungan yang dipenuhi dengan energi positif akan selalu menghargai dan mendukungmu dalam hal apapun.
Kegemaran untuk mempelajari sesuatu itu sama halnya dengan bentuk menghargai diri sendiri. Tidak harus melulu sekolah atau kuliah, melibatkan diri dalam suatu forum atau kursus yang bermanfaat bisa jadi salah satu bentuk mengedukasi diri.
Semakin kamu membiarkan dirimu untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan, ini sama halnya dengan meningkatkan kualitas diri kamu .
6. Maafkan kesalahan yang telah kamu lakukan
Perjalanan setiap orang memang berbeda, tidak terkecuali kamu. Jika kamu masih saja resah dan mengungkit kesalahan-kesalahan yang telah kamu lakukan sebelumnya, lebih baik mulai sekarang kamu menerimanya, dan terus berusaha untuk jadi dirimu yang lebih baik di setiap harinya.
Ingat, love yourself!


Yuk, mulai sadari apakah yang selama ini kita lakukan berasal dari diri kita atau bukan. Sebab, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika kamu sukses melakukan segala hal karena kemauanmu sendiri! Jadi, boleh turutin kemauan orang lain, asal keinginanmu tidak terkubur ya!
Itulah hidup kita yang sebenarnya. Jika kamu terlalu fokus (berharap lebih) ke luar dirimu, maka potensi kekecewaan dan sakit hati yang ditimbulkannya akan semakin besar. Lebih baik, jangan berharap apa-apa dari dunia ini, melainkan teruslah melakukan kebenaran yaitu dengan hidup memuliakan Allah dan mendatangkan manfaat bagi sesama manusia.


0
1.5K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan