- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Aduh, RI Mau Impor Jagung Lagi?


TS
jonfaisal
Aduh, RI Mau Impor Jagung Lagi?
detikFinance / Energi / Detail Berita

Foto: Dok. Kementan

Jakarta -
Pemerintah tengah melakukan pembahasan terkait rencana impor jagung untuk pakan ternak. Rencana ini menimbang permintaan dari peternak karena harga jagung yang mengalami kenaikan.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menjelaskan, dalam rapat bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Januari lalu, baru dibahas mengenai kuota jagung.
Dalam rapat itu, muncul angka 200.000 ton. Namun, Buwas mengatakan kuota itu belum diputuskan lantaran Menko meminta agar dihitung ulang menimbang kebutuhan serta produksinya.
"Karena ada permintaan dari asosiasi peternak ayam dari beberapa, meminta waktu itu di alokasikan sekitar 200.000 ton, tapi Pak Menko bilang dari mana hitungannya 200.000 ton coba data Menteri Pertanian produksi berapa dialokasikannya, untuk kepentingan dalam negeri berapa, yang kekurangan berapa dan kapan," jelasnya di DPR Jakarta, Rabu (5/2/2020).
"Jangan pada masa panen kita impor. Ya ini sedang diperbaiki datanya," ungkapnya.
Masalah impor jagung masih akan dibahas dalam rapat koordinasi selanjutnya. Meski, Buwas belum bisa memastikan kapan rapat itu akan digelar.
Yang pasti, kata dia, harga jagung tengah meningkat sehingga mesti diintervensi.
"Ada permintaan beberapa, termasuk peternak sehingga kebutuhan kan harga meningkat harga jagung, sehingga kita harus intervensi karena kebutuhan itu. Sehingga kemarin diputus tapi belum jadi deal ya artinya diperkirakan kita impor sejumlah 200.000 ton. Tapi kan nggak bisa demikian harus ada datanya yang dibutuhkan berapa sih," jelasnya.
SUMUR

Jakarta -
Pemerintah tengah melakukan pembahasan terkait rencana impor jagung untuk pakan ternak. Rencana ini menimbang permintaan dari peternak karena harga jagung yang mengalami kenaikan.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menjelaskan, dalam rapat bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Januari lalu, baru dibahas mengenai kuota jagung.
Dalam rapat itu, muncul angka 200.000 ton. Namun, Buwas mengatakan kuota itu belum diputuskan lantaran Menko meminta agar dihitung ulang menimbang kebutuhan serta produksinya.
"Karena ada permintaan dari asosiasi peternak ayam dari beberapa, meminta waktu itu di alokasikan sekitar 200.000 ton, tapi Pak Menko bilang dari mana hitungannya 200.000 ton coba data Menteri Pertanian produksi berapa dialokasikannya, untuk kepentingan dalam negeri berapa, yang kekurangan berapa dan kapan," jelasnya di DPR Jakarta, Rabu (5/2/2020).
"Jangan pada masa panen kita impor. Ya ini sedang diperbaiki datanya," ungkapnya.
Masalah impor jagung masih akan dibahas dalam rapat koordinasi selanjutnya. Meski, Buwas belum bisa memastikan kapan rapat itu akan digelar.
Yang pasti, kata dia, harga jagung tengah meningkat sehingga mesti diintervensi.
"Ada permintaan beberapa, termasuk peternak sehingga kebutuhan kan harga meningkat harga jagung, sehingga kita harus intervensi karena kebutuhan itu. Sehingga kemarin diputus tapi belum jadi deal ya artinya diperkirakan kita impor sejumlah 200.000 ton. Tapi kan nggak bisa demikian harus ada datanya yang dibutuhkan berapa sih," jelasnya.
SUMUR


4iinch memberi reputasi
1
1K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan