- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Mencari Pasangan Via Aplikasi Online


TS
alfurqonv
Mencari Pasangan Via Aplikasi Online
"Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Sebenarnya aku cukup senang untuk itu." Aku sengaja berbohong untuk menutupi kekesalanku. Maksud ku aku tahu itu bukan kesalahan besar ketika salah satu teman baikku bertunangan.
Tapi disaat semua orang yang kukenal menikah atau memiliki anak aku terjebak di sini.
27 tahun di mana 3 tahun lagi akan menjadi 30 tahun dan masih jomblo.
Aku bahkan gak ngerti kenapa sahabatku akan menikah. Dia berjanji padaku bahwa kami akan tetap jomblo bersama sampai kami tua dan keriput. Tapi dia bohong.
Saat melambaikan tangan berpisah dengan temanku, ku sadari aku gak mau pulang ke rumah. Perlahan teman-temanku meninggalkanku. Antara punya pacar atau pindah ke kota tetangga. Apa yang akan kulakukan? Aku bahkan belum pernah punya pacar. Hmmm hampir punya pacar. Tapi itu gak berjalan lancar. Perutku keroncongan dan aku mulai membayangkan makanan. Tunggu dulu, aku tahu apa yang akan membuatku merasa lebih baik.
Yaitu makan. Yap! Itu yang kubutuhkan saat ini.
Setelah makan beberapa menu di restorant, aku masih merasa sedih. Perasaan ditinggalkan sendiri ini tidak juga pergi. Sampai tiba-tiba aku ingat dengan aplikasi kencan online yang temanku katakan. Ia bilang semua orang bisa menemui orang secara online dan mungkin aku bisa mencobanya. Maksudku, kalau semua temanku bahagia dengan hubungan mereka, aku juga bisa kan?
Setelah ku unduh aplikasi itu, ku mulai berpikir, mungkin saja aku akan menemukan jodohku.
Setelah aku unduh aplikasi itu, aku tidak sesedih sebelumnya. Malaham aku memiliki kecocokan dengan banyak orang yang gak terhitung. Aku benar-benar ingin bertemu dengan pujaan hatiku. Tapi aku tahu hal seperti ini membutuhkan waktu.
Aku baru memakai aplikasi ini selama seminggu, dan sudah menemukan kecocokan dengan 3 laki-laki berbeda. Dan kami janjian untuk kencan diminggu yang akan datang. Aku benar-benar bersemangat.
Teman kencan pertamaku berjalan dengan baik. Sampai saat kami mulai makan ia jadi selalu sering menyentuhku. Hingga aku harus menyuruhnya menjauh. Itu menjadi buruk.
Kencan kedua, justru lebih buruk. Aku sedang celingukan mencarinya pada saat ada sesosok lelaki di depanku yang tengah melambai kepadaku. Aku tidak mengenalinya sampai kusadari dialah teman kencanku. Tapi orangnya beda banget sama di foto. Aku langsung pergi dari sana sesegera mungkin.
Saat kencan ketiga, aku gak berharap banyak lagi. Sampai kulihat langsung teman kencanku itu. Aku shock. Dia seolah keluar dari novel. Dia ganteng banget. Tapi saat kami mulai makan, aku sadar bahwa kami gak akan cocok. Yang ia pedulikan hanya lah designer sepatu terkenal dan barnag branded. Ya ampun. Kenapa sih kencan itu susah banget.
Beberapa hari kemudian saat aku sibuk di aplikasi itu. Aku mendapatkan lebih banyak kecocokan. Sangat banyak sampai aku telat janji makan siang dengan teman-temanku. Segera aku sampai, aku minta maaf karena terlambat. Tapi aku gak bisa berhenti untuk terus mengecek hpku. Aku ingin punyabkecocokan dengan lebih banyak orang. Aku begitu bersemangat ngobrol online. Selama makan siang, seolah aku berada
di duniaku sendiri. Aku terus-terusan memilih teman lelaki sampai aku berhenti memperhatikan apa yang temanku katakan.
"Din.. Din.. Din!!" Temanku berteriak.
"Astaga... apa? Aku di sini. Kenapa harus berteriak sih". jawabku.
"Kamu ngapain sih, kok nyuekin kita?".
Ku tundukan kepala dan malu-malu menjawab.
"Aku hanya mengecek. Apa ada lelaki yang cocok untukku?".
"Din, kamu tuh nempel sama hp. Kamu kecanduan aplikasi online itu kan? Gini ya, kami tahu kamu sedih karena kami punya pacar. Dan kamu mungkin kesepian, tapi kamu gak bisa menuangkan hidupmu ke dalam aplikasi itu. Itu gak baik. Kamu bahkan gak tau apakah semua laki-laki itu benar-benar seperti apa yang mereka katakan."
Ku habiskan waktu tenggelam di dalam aplikasi kencan itu yang membuatku berhenti ngobrol di grup chat kami. Gak seorang pun temanku ngerti kenapa aku kecanduan aplikasi ini. Mereka gak akan ngerti. Mereka semua punya pacar.
Dan aku ingin ketemu jodohku juga.
(Tiing..!) Hp ku berbunyi. Aku penasaran siapa itu. Mungkin, aku bisa bertemu jodoh impianku. Segera setelah ku lihat fotonya. Jantungku berdebar. Dia ganteng banget.
Aku berjanji pada diriku sendiri. Kalau ini gak berhasil, maka akan ku hapus aplikasi kencan ini.
Setelah kami click cocok. Lelaki itu menghubungiku. Dan kamipun ngobrol setiap hari. Dia membuatku tertawa dan merasa sudah mengenalnya lama sekali. Sampai akhirnya kami gak bisa menunggu lama dan memutuskan untuk bertemu langsung. Kencan sungguhan. Setiap hari aku merasa seperti hidup di dunia dongeng. Kencan kami luar biasa sempurna. Dia lucu, menyenangkan, perhatian, dan benar-benar lelaki idaman. Kami bicara apa saja. Mulai dari fashion sampai ketakutan terbesar kami. Dan untuk pertama kalinya, aku merasa dialah orangnya.
Aku sudah menunggu untuk kencan kami berikutnya. Dan ingin memakai sesuatu yang spesial untuk memukaunya. Beberapa orang mungkin akan menilai dan menanyaiku, kenapa aku bertingkah seolah aku belum pernah menemui lelaki sebelum berumur 27 tahun ini. Tapi jujur aja, aku gak diizini pacaran pada saat SMA. Dan selama kuliah, orangtuaku memaksa fokus belajar dan mengatakan pacaran masih bisa nanti. Saat mulai bekerja aku pernah bertemu seseorang, tapi hubungan itu gak membawa kami kemanapun.
Seminggu berlalu dan aku belum mendengar kabar apapun darinya. Aku mulai cemas sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya dengan cara online. Pelan dan pasti kutemukan halaman media sosialnya. Tapi segera setelah kubuka isinya, kulihat orang-orang mengucapkan selamat. Aku penasaran.
"Kenapa banyak orang mengucapkan selamat? Apa mereka sudah tau tentangku?"
Aku gak bisa menahan senyum karena terlalu gembira.
Kuteruskan melihat halaman itu sampai kutemukan foto yang membuatku terdiam. Dalam foto itu pujaan hatiku bergandengan tangan dengan seorang wanita. Itu yang dipostung beberapa hari lalu dengan tulisan.
"I am sorry baby. And I love you"
Apa? Siapa wanita ini? Dengan cepat kupencet profil wanita itu dan yang kulihat setelah itu benar-benar membuatku patah hati.
Mereka bertunangan. Teganya lelaki itu.
Aku gak percaya ia berbohong tepat di hadapanku. Ku pikir dialah orangnya. Tapi aku salah. Temanku benar. Aku gak seharusnya memusatkan duniaku di aplikasi kencan ini. Pilihanku saat ini adalah menghapus aplikasi itu dan menjalani hidupku sebaik mungkin.
Aku gak butuh lelaki untuk membuatku hidup bahagia. Dan saat aku siap, aku pasti akan bertemu seseorang di dunia nyata, bukan di aplikasi lagi. Jadi untuk saat ini, aku 27 tahun, jomblo, dan bersenang dengan teman-temanku.
Source story
Tapi disaat semua orang yang kukenal menikah atau memiliki anak aku terjebak di sini.
27 tahun di mana 3 tahun lagi akan menjadi 30 tahun dan masih jomblo.
Aku bahkan gak ngerti kenapa sahabatku akan menikah. Dia berjanji padaku bahwa kami akan tetap jomblo bersama sampai kami tua dan keriput. Tapi dia bohong.
Saat melambaikan tangan berpisah dengan temanku, ku sadari aku gak mau pulang ke rumah. Perlahan teman-temanku meninggalkanku. Antara punya pacar atau pindah ke kota tetangga. Apa yang akan kulakukan? Aku bahkan belum pernah punya pacar. Hmmm hampir punya pacar. Tapi itu gak berjalan lancar. Perutku keroncongan dan aku mulai membayangkan makanan. Tunggu dulu, aku tahu apa yang akan membuatku merasa lebih baik.
Yaitu makan. Yap! Itu yang kubutuhkan saat ini.
Setelah makan beberapa menu di restorant, aku masih merasa sedih. Perasaan ditinggalkan sendiri ini tidak juga pergi. Sampai tiba-tiba aku ingat dengan aplikasi kencan online yang temanku katakan. Ia bilang semua orang bisa menemui orang secara online dan mungkin aku bisa mencobanya. Maksudku, kalau semua temanku bahagia dengan hubungan mereka, aku juga bisa kan?
Setelah ku unduh aplikasi itu, ku mulai berpikir, mungkin saja aku akan menemukan jodohku.
Setelah aku unduh aplikasi itu, aku tidak sesedih sebelumnya. Malaham aku memiliki kecocokan dengan banyak orang yang gak terhitung. Aku benar-benar ingin bertemu dengan pujaan hatiku. Tapi aku tahu hal seperti ini membutuhkan waktu.
Aku baru memakai aplikasi ini selama seminggu, dan sudah menemukan kecocokan dengan 3 laki-laki berbeda. Dan kami janjian untuk kencan diminggu yang akan datang. Aku benar-benar bersemangat.
Teman kencan pertamaku berjalan dengan baik. Sampai saat kami mulai makan ia jadi selalu sering menyentuhku. Hingga aku harus menyuruhnya menjauh. Itu menjadi buruk.
Kencan kedua, justru lebih buruk. Aku sedang celingukan mencarinya pada saat ada sesosok lelaki di depanku yang tengah melambai kepadaku. Aku tidak mengenalinya sampai kusadari dialah teman kencanku. Tapi orangnya beda banget sama di foto. Aku langsung pergi dari sana sesegera mungkin.
Saat kencan ketiga, aku gak berharap banyak lagi. Sampai kulihat langsung teman kencanku itu. Aku shock. Dia seolah keluar dari novel. Dia ganteng banget. Tapi saat kami mulai makan, aku sadar bahwa kami gak akan cocok. Yang ia pedulikan hanya lah designer sepatu terkenal dan barnag branded. Ya ampun. Kenapa sih kencan itu susah banget.
Beberapa hari kemudian saat aku sibuk di aplikasi itu. Aku mendapatkan lebih banyak kecocokan. Sangat banyak sampai aku telat janji makan siang dengan teman-temanku. Segera aku sampai, aku minta maaf karena terlambat. Tapi aku gak bisa berhenti untuk terus mengecek hpku. Aku ingin punyabkecocokan dengan lebih banyak orang. Aku begitu bersemangat ngobrol online. Selama makan siang, seolah aku berada
di duniaku sendiri. Aku terus-terusan memilih teman lelaki sampai aku berhenti memperhatikan apa yang temanku katakan.
"Din.. Din.. Din!!" Temanku berteriak.
"Astaga... apa? Aku di sini. Kenapa harus berteriak sih". jawabku.
"Kamu ngapain sih, kok nyuekin kita?".
Ku tundukan kepala dan malu-malu menjawab.
"Aku hanya mengecek. Apa ada lelaki yang cocok untukku?".
"Din, kamu tuh nempel sama hp. Kamu kecanduan aplikasi online itu kan? Gini ya, kami tahu kamu sedih karena kami punya pacar. Dan kamu mungkin kesepian, tapi kamu gak bisa menuangkan hidupmu ke dalam aplikasi itu. Itu gak baik. Kamu bahkan gak tau apakah semua laki-laki itu benar-benar seperti apa yang mereka katakan."
Ku habiskan waktu tenggelam di dalam aplikasi kencan itu yang membuatku berhenti ngobrol di grup chat kami. Gak seorang pun temanku ngerti kenapa aku kecanduan aplikasi ini. Mereka gak akan ngerti. Mereka semua punya pacar.
Dan aku ingin ketemu jodohku juga.
(Tiing..!) Hp ku berbunyi. Aku penasaran siapa itu. Mungkin, aku bisa bertemu jodoh impianku. Segera setelah ku lihat fotonya. Jantungku berdebar. Dia ganteng banget.
Aku berjanji pada diriku sendiri. Kalau ini gak berhasil, maka akan ku hapus aplikasi kencan ini.
Setelah kami click cocok. Lelaki itu menghubungiku. Dan kamipun ngobrol setiap hari. Dia membuatku tertawa dan merasa sudah mengenalnya lama sekali. Sampai akhirnya kami gak bisa menunggu lama dan memutuskan untuk bertemu langsung. Kencan sungguhan. Setiap hari aku merasa seperti hidup di dunia dongeng. Kencan kami luar biasa sempurna. Dia lucu, menyenangkan, perhatian, dan benar-benar lelaki idaman. Kami bicara apa saja. Mulai dari fashion sampai ketakutan terbesar kami. Dan untuk pertama kalinya, aku merasa dialah orangnya.
Aku sudah menunggu untuk kencan kami berikutnya. Dan ingin memakai sesuatu yang spesial untuk memukaunya. Beberapa orang mungkin akan menilai dan menanyaiku, kenapa aku bertingkah seolah aku belum pernah menemui lelaki sebelum berumur 27 tahun ini. Tapi jujur aja, aku gak diizini pacaran pada saat SMA. Dan selama kuliah, orangtuaku memaksa fokus belajar dan mengatakan pacaran masih bisa nanti. Saat mulai bekerja aku pernah bertemu seseorang, tapi hubungan itu gak membawa kami kemanapun.
Seminggu berlalu dan aku belum mendengar kabar apapun darinya. Aku mulai cemas sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya dengan cara online. Pelan dan pasti kutemukan halaman media sosialnya. Tapi segera setelah kubuka isinya, kulihat orang-orang mengucapkan selamat. Aku penasaran.
"Kenapa banyak orang mengucapkan selamat? Apa mereka sudah tau tentangku?"
Aku gak bisa menahan senyum karena terlalu gembira.
Kuteruskan melihat halaman itu sampai kutemukan foto yang membuatku terdiam. Dalam foto itu pujaan hatiku bergandengan tangan dengan seorang wanita. Itu yang dipostung beberapa hari lalu dengan tulisan.
"I am sorry baby. And I love you"
Apa? Siapa wanita ini? Dengan cepat kupencet profil wanita itu dan yang kulihat setelah itu benar-benar membuatku patah hati.
Mereka bertunangan. Teganya lelaki itu.
Aku gak percaya ia berbohong tepat di hadapanku. Ku pikir dialah orangnya. Tapi aku salah. Temanku benar. Aku gak seharusnya memusatkan duniaku di aplikasi kencan ini. Pilihanku saat ini adalah menghapus aplikasi itu dan menjalani hidupku sebaik mungkin.
Aku gak butuh lelaki untuk membuatku hidup bahagia. Dan saat aku siap, aku pasti akan bertemu seseorang di dunia nyata, bukan di aplikasi lagi. Jadi untuk saat ini, aku 27 tahun, jomblo, dan bersenang dengan teman-temanku.
Source story
Diubah oleh alfurqonv 05-02-2020 19:53






nona212 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan