- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hapuslah Segala Kata Larangan, Gantilah Dengan Ajakan Dan Kelembutan


TS
RifanNazhif
Hapuslah Segala Kata Larangan, Gantilah Dengan Ajakan Dan Kelembutan

Dokpri
Guru ane pernah mengatakan bahwa otak manusia itu sering mengerjakan yang dilarang, tapi sebaliknya ogah melakukan yang diperintah. Pada saat itu ane nggak ngeh apa tujuan guru tersebut. Bahkan ketika mencontohkan, misalnya orang tetap akan membuang sampah di tempat yang ada tulisan; Dilarang Buang Sampah. Alangkah baiknya kalau diganti; Silakan Buang Sampah, Kalau Ingin…” Menurut sang guru efek takutnya akan lebih kena pada kalimat kedua.
Maka setelah ane merantau ke kota besar, berjibunlah kalimat larangan yang membikin geli bahkan sakit hati. Seperti; Bukan Tempat Sampah, Periksalah Mata Anda Jika Tidak Dapat Membaca Tulisan Ini, Mobil Dilarang Masuk Dari Atas. Ada pula; Yang Buang Sampah Di Sini Anak *nj*ng. Ya Allah Semoga Yang Buang Sampah Di Sini Cepat Mati. Buang Sampah Di Sini Kami Doakan Masuk Neraka.
Pokoknya Gansis pasti pernah melihat kalimat-kalimat larangan tersebut. Aneh bin ajaibnya, di tempat tersebut sampah tetap bertimbun. Apa memang orang senang mengerjakan yang dilarang, ya. Kayaknya sih. Buktinya perintah Allah meski mudah dan murah, orang enggan mengerjakannya. Sebaliknya apa saja yang dilarang-Nya, meski berbayar, dan sangat banyak resiko yang mengikutinya, berusaha untuk tetap dikerjakan. Ane mulai faham perkataan guru ane itu, termasuk celetukannya bahwa otak manusia agak melawan dengan kata larangan. Apa memang kayak gitu, ya?
Biasanya meski pemerintah sudah menempatkan tempat sampah khusus, seringkali tumpukan sampah tak dimasukkan ke tempatnya, melainkan menggunduk kotor sejauh satu atau dua meter. Alhasil petugas kebersihan terpaksa mendapat tugas tambahan, mengumpulkan sampah yang berhamburan itu.
Tapi tadi pagi di sekitar pusat kota Palembang, ane menemukan kalimat “larangan” yang dibuat lebih adem. Tahukah Gansis, di lokasi dekat situ tak ada sampah sama sekali.
Ternyata orang tetap membuang sampah, meski dilarang sekeras apapun, hingga membacanya saja ngeri. Berbeda ketika dilembuti, akan membuat orang faham dan mereka malu sendiri. Mungkin ke depan segala bentuk kata “ larangan” dihapuskan dari muka bumi (hehe kayak penjajahan aja). Tapi lembutilah para pelanggar, niscaya bathinnya yang tersentuh untuk tak melakukan berbagai macam pelanggaran. Mengajak lebih baik dari melarang. “Barang Siapa Yang Tidak Membuang Sampah Di Sini Kami Doakan Masuk Surga”. Adem sekali, ya.
---000---






4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.6K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan