Apa yang ada di dalam pikiran ketika menyebutkan kata wartawan atau jurnalis, pasti orang yang selalu memburu berita dengan segala kemampuannya. Tapi apakah tau seperti apa nasib wartawan dalam kehidupan sehari - hari. Berikut penjelasannya.

KONTRIBUTOR
Wartawan yang kaya gini nasibnya sangat miris. Mereka dibayar perberita atau pertayang. Buat wartawan tv biasanya perberita paling besar 300 ribu, kalau on line nasional maksimal 50 ribu, kalau on line regional maksimal 25 ribu kalau on line lokal maksimal 10 ribu. Itu pun kalau naik beritanya, kalau engga ya resiko pekerjaan. Apalagi kalau harus berjalan jauh dan nunggu lama hanya buat dapat berita bagus.

KEPALA BIRO
Umumnya seorang kepala biro itu sudah menguasai wilayah dan memiliki jaringan luas. Soal gaji tergantung perusahaan media, biasanya hanya sebutan aja "Kepala Biro" soal pendapatan sama bergantung dengan berapa kali tayang dan berapa kali terbit tulisannya.

STRINGER
Ini sebutan bagi wartawan pembantu, biasanya anak tv atau anak media yang skalanya besar. Maklum wartawan nasional memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, kalau engga punya stringer bakalan repot memburu berita, terlebih yang jaraknya jauh. Mereka dipekerjakan sama, namun bayarannya harus dibagi dua dengan wartawan aslinya.

WARTAWAN MAGANG
Wartawan magang atau masih traning biasanya itungannya sama, perberita atau perkali tayang. Terkadang ada yang magang sampai berbulan - bulan, tergantung kemampuan dalam menulis berita

Resiko apa dan apa yang mereka peroleh dari perusahaan media.

Mereka hanya mendapatkan upah, soal BPJS Kesehatan atau ketenagakerjaan, biasanya tidak dapat, maklum mereka kerja Freeland.

Upah yang mereka dapat tidak menentu, kalau lagi banyak yang tayang banyak juga penghasilan. Kalau lagi sepi ya sepi juga penghasilan. Sementara dapur harus tetap ngebul.

Terkadang suka menulis tentang kenaikan UMK setiap tahun, padahal apa yang didapat jauh dari UMK. Terkadang mengalami kerusakan alat seperti kamera atau laptop, terpaksa menggunakan uang pribadi untuk memperbaikinya.

Maka dari itu ane salut sama yang namanya wartawan, bekerja setulus hati hanya untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Mereka menjalani dengan hati ikhlas tanpa ada rasa mengeluh, karena bagi mereka bekerja sebagai wartawan adalah pengabdian.