kodoktogogAvatar border
TS
kodoktogog
Tak Terima Pimpinan HKBP Biarkan Praktik Amoral Pendeta

BERANDA DAERAH


Tak Terima Pimpinan HKBP Biarkan Praktik Amoral Pendeta, Pdt Bernard TP Siagian Akan Lepas Jubah Tohonan dan Mundur Dari Kependetaan

PRAKTIK PERSUNDALAN PENDETA HKBP RAWAMANGUN TIDAK DITINDAKTEGAS, PDT RAMLAN HUTAHAEAN BEJAT!
25 Januari 2020, 17:08 redaksi DAERAHHUKUMNASIONAL 0


Salah satu foto mesum yang diduga adalah Pdt Ramlan Hutahaean bersama pasangan persundalannya Rosma Mery Siagian (Isteri Marlen Sirait), yang didapat Tim Redaksi. (Foto-Ist)

Buntut Praktik Persundalan Pendeta HKBP Rawamangun Pdt Ramlan Hutahaean Tidak Ditindaktegas, Bernard TP Siagian Akan Lepas Jubah Tohonan dan Mundur Dari Kependetaan.
Salah seorang Pendeta yang melayani di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Rawamangun, Jakarta Timur, Pdt Bernard TP Siagian meminta Pimpinan HKBP di Kantor Pusat HKBP, Pearaja, Tarutung, Sumatera Utara, untuk segera mengambil langkah dan penjatuhan sanksi yang tegas terhadap pimpinan HKBP Rawamangun.

Jika tidak ada upaya tegas menegakkan nilai-nilai kekristenan di HKBP oleh Pimpinan HKBP, maka dikhawatirkan akan muncul gerakan besar para pendeta mundur dari HKBP. Umat Kristen di HKBP pun dikhawatirkan akan terpecahbelah dan mundur sebagai jemaat di gereja Batak terbesar itu.

Hal itu disampaikan Pdt Bernard TP Siagian, menyikapi persoalan yang sudah kian menumpuk di gereja HKBP Rawamangun, dan di berbagai HKBP di berbagai penjuru dunia.
Apalagi, oleh salah seorang Sintua atau Penatua di HKBP Rawamangun, secara membabibuta menuduh Pdt Bernard TP Siagian sebagai Pendeta Pemecahbelah (dalam bahasan Batak: Padugu-duguhon), hanya karena Pdt Bernard TP Siagian hendak meluruskan dan berupaya menegakkan aturan dan sanksi gereja HKBP terhadap praktik persundalan yang dilakukan Pdt Ramlan Hutahaean dengan seorang jemaat dari Gereja Kristen Oikumene (GKO) Laharoy, Cijantung, Jakarta Timur, bernama Rosma Mery Siagian.

“Jika persoalan ini tidak diambil sikap tegas, jika perilaku pendeta sudah dengan entengnya melakukan persundalan dan tidak ditindaktegas, lalu untuk apalagi saya jadi Pendeta? Jika Sintua yang diduga pro kepada perilaku pendeta cabul dan melakukan persundalan itu pun malah menyampaikan yang tidak pantas kepada pendeta di dalam Sermon, malah menuduh saya sebagai pendeta padugu-duguhon. Namun yang bersangkutan tidak ditegur, tidak merasa pernyataannya itu merusak tohonan kependetaan, buat apa lagi kami menjadi pendeta? Saya rela melepaskan Toga Kependetaan saya, dan mundur dari Pendeta HKBP, apabila itu tidak ditindak tegas,” tutur Pdt Bernard TP Siagian, ketika bertemu wartawan dan anggota jemaat HKBP, Rabu malam, 22 Januari 2020, di Rawamangun, Jakarta Timur.

Pdt Bernard TP Siagian pun sudah membuat pernyataan resminya. Surat itu pun sudah dikirimkan ke Pimpinan HKBP di Kantor Pusat HKBP, kepada Ompui Ephorus HKBP, Pdt Darwin Lumbantobing. Kemudian, Pdt Bernard TP Siagian juga telah meminta dan bersurat resmi ke Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt Midian Sirait. Hal yang sama juga sudah disampaikan Pdt Bernard TP Siagian kepada Parhalado dan jemaat HKBP Rawamangun.

Sejak mencuatnya kasus perbuatan cabul dan dugaan persundalan yang dilakukan Pimpinan HKBP Rawamangun Pdt Ramlan Hutahaean, melalui beredarnya foto-foto yang tidak pantas, antara Pdt Ramlan Hutahaean dengan Rosma Mery Siagian, Parhalado HKBP Rawamangun dan sebagian jemaat HKBP Rawamangun terpecah.

Sebagian besar Parhalado HKBP Rawamangun pro kepada Pdt Ramlan Hutahaean, dan berupaya menutup-nutupi persundalan yang terjadi. Malah mencoba memutarbalikkan fakta-fakta.
Hal inilah yang membuat Pdt Bernard TP Siagian, sebagai salah seorang Pendeta yang melayani di HKBP Rawamangun merasa tertekan. Dan malah dituduh sebagai pengadudomba, hanya karena berupaya meluruskan dan meminta tindakan tegas Pimpinan Pusat HKBP kepada para pendeta yang telah melakukan praktik-praktik persundalan, dugaan korupsi dan perilaku yang amoral di HKBP itu.

“Saya pribadi mengalami tekanan batin yang sangat luar biasa beratnya. Yang menyebabkan, secara psikologis maupun moral, saya sungguh merasa tidak sanggup berdiri di mimbar khotbah serta altar gereja. Namun, oleh karena tanggung jawab kependetaan saya, dengan terpaksa saya tegarkan hati untuk tetap dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya,” tutur Pdt Bernard TP Siagian.

Alangkah terkejutnya Pdt Bernard TP Siagian, ternyata sejumlah parhalado di HKBP Rawamangun pun sudah dikooptasi oleh Pdt Ramlan Hutahaean. Bahkan, para jemaat HKBP Rawamangun pun diintimidasi agar mendukung perilaku dan praktik persundalan dan korup, yang dilakukan Pdt Ramlan Hutahaean dan para pendukungnya.

Hal itu terbukti dengan dibiarkannya tudingan fitnah oleh Sintua kepada Pdt Bernard TP Siagian. “Dengan sangat menyesal dan rasa bersalah atas tudingan salah seorang Sintua, juga pengakuan beberapa orang Sintua yang sudah bertemu dengan Rosma Mery Siagian (Selingkuhan Pdt Ramlan Hutahaean), yang disampaikan di dalam rapat Sermon Parhalado pada Selasa malam, 07 Januari 2020, yang menuding saya sebagai pendeta yang mengadudomba atau paduguduguhon,” ujar Pdt Bernard TP Siagian.

Sebelum pelaksanaan Sermon Parhalado HKBP Rawamangun yang digelar pada Selasa malam, 07 Januari 2020 itu, diakui Pdt Bernard TP Siagian, bahwa dirinya sebagai salah seorang pendeta yang melayani di HKBP Rawamangun bersama beberapa Sintua HKBP Rawamangun, berinisiatif mengundang Marlen Sirait, yaitu Suami sah dari Rosma Mery Siagian. Marlen Sirait dimintai klarifikasi dan juga kondisi sebenarnya yang dialami Marlen Sirait dan keluarganya, serta isterinya Rosma Mery Siagian.

“Saya mengakui, saya telah mengundang Saudara Marlen Sirait (suami Rosma Mery Siagian) pada 26 Desember 2019 yang lalu. Oleh tugas kependetaan saya, saya menanyakan untuk klarifikasi tentang kasus tersebut langsung kepada yang bersangkutan. Pada saat itu, kami juga mendoakan dan melakukan konseling terhadap Marlen Sirait atas beban hidup dan pergumulan berat rumah tangga yang sedang dialaminya,” ungkap Pdt Bernard TP Siagian.

Dari pertemuan pada 26 Desember 2019 lalu itu, lanjut Pdt Bernard TP Siagian, dirinya menyarankan Marlen Sirait untuk menyatakan kebenaran dan fakta-fakta yang sesungguhnya. Jika benar dan bertanggungjawab atas permasalahan yang disampaikan Marlen Sirait, sebaiknya dilakukan secara tertulis dan resmi, supaya bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga, apabila ada pihak-pihak yang berkaitan dengan persoalan itu, dapat mengetahui maupun menuntutnya secara terbuka.

“Benarlah, ternyata Marlen Sirait menuliskannya resmi dan mengirimkan Surat Pernyataan dan Tuntutan kepada oknum Pendeta HKBP Rawamangun, Pdt Ramlan Hutahaen,” ujarnya.


Surat itu dialamatkan kepada Pimpinan Pusat HKBP, Ketua Rapat Pendeta HKBP serta Parhalado dan jemaat HKBP Rawamangun. Dengan tembusan kepada Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, para Pendeta HKBP di Distrik VIII DKI Jakarta, dan tiga orang Perwakilan Ruas HKBP Rawamangun, yang ditokohkan, yakni Sintua Richard Panjaitan, Amang Tumpak Hatorangan Panggabean (Ketua Dewan Pengawas KPK) dan Amang Pos Marojahan Hutabarat. Surat yang dibuat Marlen Sirait itu tertanggal 28 Desember 2019.


Atas pertemuannya dengan Marlen Sirait (suami Rosma Mery Siagian) itu, lanjut Pdt Bernard TP Siagian, salah seorang Sintua di HKBP Rawamangun melancarkan tuduhan sebagai pemecahbelah kepada dirinya. Memfitnahnya dan menyampaikan Tohonan Kependetaan Pdt Bernard TP Siagian dipertanyakan. Hal itu diteriakkan dan disampaikan dengan nada vulgar oleh sintua itu dalam Rapat Sermon Parahalado HKBP Rawamangun pada Selasa malam, 07 Januari 2020 itu. Pada rapat sermon itu, semua pimpinan HKBP Rawamangun dan parhalado, termasuk Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt Midian Sirait, yang mengambilalih sementara tugas kependetaan Pdt Ramlan Hutahaean, ada di dalam rapat sermon tersebut.
Pdt Bernard TP Siagian sedih, karena tidak ada respon pimpinan HKBP Rawamangun untuk menegur Sintua yang bersangkutan, yang dengan seenaknya menuduh dan menuding-nuding Tohonan Kependetaan sebagai pendeta padugu-duguhon.
“Atas ucapan yang demikian oleh seorang Sintua, yang dialamatkan kepada kami Pendeta, khususnya kepada saya pribadi, dengan ini saya merasa berdosa besar, sehingga merasa tidak layak lagi melaksanakan kependetaan saya di hadapan jemaat HKBP Rawamangun,” ujar Pdt Bernard TP Siagian.

Pdt Bernard TP Siagian pun menyatakan sikapnya. Pada Rabu, 08 Januari 2020, dia menyatakan mengundurkan diri dan non aktif dari aktivitas kependetaannya di HKBP Rawamangun.

“Sejak Rabu, 08 Januari 2020, saya mengajukan pengunduran diri dan non aktif dari aktivitas kependetaan saya di HKBP Rawamangun, sampai batas waktu yang dapat saya yakini bahwa saya diterima sepenuhnya oleh Parhalado dan Jemaat HKBP Rawamangun. Selama masih ada seorang pun dari antara jemaat, apalagi Parhalado yang mencurigai, mempertanyakan apalagi menuding kependetaan saya sedemikian, saya tidak layak. Karena akan menjadi batu sandungan, bahkan penyesat di tengah-tengah jemaat TUHAN. Yang mana, saya tidak mau dan tidak mampu menerima hukuman kelak dari TUHAN. Sebagaimana di Matius 18 ayat 6,” tutur Pdt Bernard TP Siagian.

Kemudian, atas Surat dan Tuntutan yang dibuat oleh Marlen Sirait (suami Rosma Mery Siagian), Pdt Bernard TP Siagian menyarankan dan mengajukan permohonan kepada Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt Midian Sirait agar mengundang rapat pendeta kepada semua pendeta HKBP di Distrik VIII DKI Jakarta.

“Untuk membicarakan dan memutuskan sikap apa yang seharusnya dilakukan terhadap Pdt Ramlan Hutahaean. Demikian pula, bila benar apa yang diucapkan dan dinyatakan Sintua yang menuding saya sebagai pendeta padugu-duguhon, yang dinyatakannya pada Sermon Parhalado itu, agar kiranya Rapat Pendeta HKBP Distrik VIII DKI Jakarta dapat meneliti dan mempertimbangkan kependetaan saya,” tuturnya.
Pdt Bernard TP Siagian menyatakan siap menerima tindakan apapun terhadap dirinya, jika memang terbukti tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya.

“Bila memang benar adanya, saya bersedia dikenakan RPP (Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon) HKBP. Dan akan dengan rela melepaskan Tohonan Kependetaan saya. Hal ini sangat mendesak dan penting, demi menjaga integritas citra tohonan kependetaan dan nama baik institusi HKBP secara umum. Terlebih demi keimanan warga jemaat HKBP Rawamangun,” tegas Pdt Bernard TP Siagian.

Pdt Bernard TP Siagian juga telah mengajukan permohonan kepada Pimpinan Pusat HKBP, Ompui Ephorus HKBP Pdt Darwin Lumbantobing untuk mempertimbangkan status dan kependetaan dirinya di HKBP Rawamangun.
“Saya memohon kepada Ompui Ephorus HKBP, agar dapat kiranya segera memutasikan saya dari HKBP Rawamangun, apabila kependetaan saya dianggap masih layak. Sebagaimana telah saya sampaikan, baik secara lisan langsung saat pertemuan atas Undangan Ompui ketika memanggil kami tiga orang Pendeta HKBP Rawamangun, yaitu saya, Pdt Maruli Tua Silalahi dan Pdt Nurhaida Siregar, pada tanggal 4 Desember 2019 lalu di Tangerang. Hal yang sama, sudah saya sampaikan ke Ompui Ephorus melalui pesan Whatssapp (WA) pribadi saya tertanggal 08 Januari 2020, pukul 00.39 WIB,” tutur Pdt Bernard TP Siagian.

Pdt Bernard TP Siagian berharap, tindakan-tindakan pimpinan HKBP yang tegas, untuk menjaga nilai-nilai dan etika moral kekristenan di HKBP.

“Kiranya, keutuhan dan kekudusan Gereja sebagai Tubuh Kristus yang benar, boleh segera dapat dipulihkan, khususnya bagi jemaat HKBP Rawamangun,” tutup Pdt Bernard TP Siagian.(JR/Nando)




LINK
 
Diubah oleh kodoktogog 01-02-2020 13:47
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
Derodero89Avatar border
Derodero89 dan 7 lainnya memberi reputasi
4
6.1K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan