gilbertagungAvatar border
TS
gilbertagung
Standar Ganda, Bias Pandangan, dan Politik Partisan



Demokrasi mengakomodasi perbedaan pandangan dalam masyarakat. Perdebatan mengenai berbagai isu jamak terjadi di masyarakat dalam berbagai hal. Namun, perbedaan ini pun melahirkan sikap partisan dan standar ganda. Apa sajakah itu?

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Definisi Standar Ganda

Standar Ganda umumnya berakar dari sikap partisan, termasuk dalam politik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, standar ganda adalah ukuran yang dipakai sebagai patokan sesuatu yang bersifat mendua. Standar ganda terjadi ketika seseorang menilai secara berbeda hal yang sama dari dua objek yang berbeda dan seringkali didorong oleh prasangka tertentu.

Meski mungkin tidak kita sadari, standar ganda adalah hal yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.

Standar ganda terjadi ketika kita menilai sesuatu dengan ukuran atau tanggapan yang berbeda terhadap dua hal yang sama. Bila kita cenderung memberi penilaian lebih baik terhadap sesuatu yang berasal dari objek yang sesuai dengan keinginan kita atau memiliki kesamaan tertentu dengan kita dibandingkan dengan yang tidak, walaupun itu adalah hal yang sama, saat itulah kita menerapkan standar ganda.

Standar Ganda dalam Politik

Teori tapal kuda menunjukkan jika kedua kubu, pada level ekstrem, akan memiliki tabiat yang serupa. Sikap partisan kedua kubu menjadi salah satu gambarannya.

Standar ganda terjadi pula dalam politik, bahkan mungkin menjadi sesuatu yang terjadi secara merata. Standar ganda seringkali berakar dari bigotryatau sikap partisan/memihak yang berlebihan. Sebagian melakukan ini karena memang menyukai atau tidak menyukai tokoh tertentu, sebagian melakukannya karena diberi imbalan tertentu untuk melakukannya.

Berikut beberapa contoh standar ganda dalam politik.

"Yang Penting Siapa yang Melakukan, bukan Apa yang Dilakukan"

Sebagian orang, terutama pendukung seorang politikus tertentu, menilai sebuah kebijakan atau tindakan yang dibuat oleh seorang pejabat bukan berdasarkan apa manfaat atau dampak dari hal tersebut, tetapi siapa yang membuatnya dan apakah ia menyukai sosok tersebut.

Contoh, James adalah penggemar dari Julia, walikota di kota A dan Alice adalah penggemar dari Clement, walikota di kota B. Ketika Julia sedang menjabat, ia melakukan kunjungan kerja dan membantu kegiatan masyarakat di sana. James dan Alice memberikan reaksi berbeda. James memuji tindakan Julia sebagai sesuatu yang merakyat, sementara Alice menyindir tindakan politikus Julia sebagai ajang mencari simpati pemilih.

Tak lama kemudian, Clement melakukan hal yang sama. Kali ini, reaksi James dan Alice bertukar. James menyindir Clement sedang melakukan upaya mencari simpati dan meniru Julia sementara Alice memuji tindakan Clement.

Dalam contoh di atas, kita dapat melihat bahwa James dan Alice menilai tindakan yang sama berdasarkan siapa yang melakuannya, bukan apa dampak dari hal tersebut.

"Saya Menyukai Orang Ini, Maka Saya Memakluminya"

Saat seseorang menyukai seorang tokoh tertentu, ia cenderung akan menyanjung atau memaklumi tindakan yang dibuat oleh orang tersebut. Sebaliknya, bila tindakan yang sama dilakukan oleh tokoh tertentu yang tidak mereka sukai, mereka akan mencibir tindakan tersebut.

Contoh, Julia kedapatan tidak membayar makanan yang sudah ia santap di sebuah restoran. James memaklumi hal tersebut dan menganggapnya wajar sebagai manusia untuk lupa. Sementara Alice mencibirnya sebagai contoh buruk dari seorang pejabat bagi masyarakat.

Beberapa waktu kemudian, Clement juga kedapatan tidak membayar makanan yang sudah ia santap di sebuah restoran. Kali ini, James melontarkan kritik terhadap Clement sebagai sebuah contoh bagaimana Clement tidak layak menjadi pejabat yang dibalas oleh Alice bahwa ia juga manusia yang bisa lupa.

"Mendukung Jika Menguntungkan"

Standar ganda juga terjadi pada penilaian terhadap suatu kebijakan atau proses politik. Seseorang akan mendukung suatu kebijakan atau proses politik bila menguntungkan mereka dan menentangnya bila merugikan mereka. Ini memang sesuatu yang wajar karena setiap orang memiliki kepentingan, namun ini juga menjadi gambaran standar ganda.

Contoh, pada sebuah pemilihan presiden, Julia mengalahkan Clement. James, pendukung Julia, menghimbau orang-orang untuk menghormati hasil pemilihan yang telah berlangsung. Sementara itu Alice, pendukung Clement, tidak menerimanya, menuduh terjadi kecurangan, dan meminta agar sistem pemilihan diubah.

Pada pemilihan berikutnya, Clement mengalahkan Julia. James tidak menerimanya, menuduh adanya kecurangan, dan meminta sistem pemilihan diubah. Sementara Alice meminta orang-orang menghormati hasil tersebut.

"Dia Serba Salah, Saya Serba Benar"

Standar ganda juga terjadi saat seseorang mencibir seseorang yang memiliki pandangan politik yang berseberangan atas apapun yang dilakukannya, namun mendukung apapun yang dilakukan tokoh politik yang didukungnya, tak peduli benar atau salah dari tindakan tersebut.

Contoh, Clement mencibir lawan politiknya, Julia, presiden saat itu, yang melakukan penghematan dan penjualan aset negara saat terjadi resesi ekonomi. Pendukungnya ikut mencibir. Sementara, pendukung Julia membelanya setengah mati. Kemudian, saat Clement naik menjadi presiden, ia juga melakukan hal yang sama. Kini, pendukung Julia ramai-ramai mencibir Clement sementara pendukung Clement berusaha keras mencari pembenaran atas kebijakannya.

Perilaku bigot sendiri cenderung menggenapi teori tapal kuda (horseshoe theory), yaitu teori yang menyatakan bahwa pada dua kubu yang berseberangan, terutama kelompok ekstremnya, cenderung memiliki kesamaan sifat dan perilaku. Para bigot dari kedua kubu tidak menyadari kalau mereka memiliki tabiat yang serupa, namun terus-terusan mencibir satu sama lain.

Pendukung yang bersifat partisan seperti ini biasanya memiliki tabiat sebagai berikut :
1) Mencari pembenaran atas tindakan yang dilakukan tokoh politik dukungannya, sekalipun pembenaran tersebut tidak logis. Misalkan, Clement ingin memotong anggaran subsidi bensin namun tidak menyiapkan program untuk mengurangi dampak pada masyarakat. Pendukungnya ramai-ramai memberikan pembelaan seperti defisit anggaran yang meningkat, subsidi tidak tepat sasaran, dananya akan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur, dan sebagainya. Atau, wilayah yang dipimpin Julia dilanda banjir dan pemerintahannya tidak melakukan hal yang maksimal untuk mencegahnya. Pendukungnya juga ramai-ramai membelanya dengan mengatakan wilayah tersebut terletak di dataran rendah sehingga wajar terkena banjir atau ini adalah pengalaman berharga untuk menghadapi banjir berikutnya. Lucunya, ketika pendahulu mereka masing-masing (yang berasal dari kubu yang berseberangan) melakukan/mengalami hal yang sama, mereka ramai-ramai juga mencibirnya.

2) Mencari kesalahan sekecil apapun dari lawan dari tokoh dukungannya, sekalipun tidak ada hubungannya atau tidak berpengaruh apapun. Ini termasuk pula melakukan hal yang tergolong logical fallacy seperti ad hominem. Misalnya, pendukung Julia menilai Clement tidak pantas menjadi presiden dengan alasan misalnya ia tidak mencuci tangan sebelum makan. Sementara itu, pendukung Clement menilai Julia juga tidak pantas menjadi presiden karena ia tidak memiliki wajah yang menarik.

3) Tidak menyadari (atau pura-pura tidak menyadari dan berusaha menyangkal) bahwa dirinya memiliki sifat partisan. Ini termasuk pula mencari pembenaran atas sifat partisannya, misalnya dengan mengatakan kalau lawannya juga seperti itu sehingga wajar kalau ia melakukan hal yang sama.

4) Ketika bigot ini sendiri membahas sifat partisan seperti standar ganda, ia akan mengatribusikannya pada kelompok lawannya, padahal dia sendiri pun juga begitu (bigot teriak bigot). Singkatnya, ia membahas standar ganda dengan memberi label seolah-olah hanya kelompok tertentu atau lawannya yang memiliki standar ganda. Misalnya, pendukung Julia membahas standar ganda yang dimiliki pendukung Clement atau pun sebaliknya, pendukung Clement membahas standar ganda yang dimiliki pendukung Julia.

5) Pandangan yang bias terhadap suatu isu. Pandangan ditentukan oleh situasi. Contoh, jika sebuah kebijakan dilakukan tokoh politik yang ia sukai, ia akan mendukung dan mencari pembelaan. Sementara jika itu dilakukan oleh tokoh politik yang mereka tidak sukai, mereka akan mencacinya habis-habisan.

6) Kelompok tengah (centrist) biasa dituduh condong kepada atau termasuk kelompok lawannya oleh bigot. Misalnya, saat berdebat dengan seorang centrist, bigot pendukung Clement akan menuduhnya berat sebelah Julia. Sebaliknya, bigot pendukung Julia akan menuduhnya berat sebelah kepada Clement.

7) Ia mengikuti saja apa yang dilakukan oleh tokoh politik dukungannya. Berpijak pada ilustrasi di atas, jika Julia menyindir Clement, pendukungnya akan ikut menyindir. Kemudian, saat Julia akhirnya berkoalisi dengan Clement, pendukung Julia mendadak selalu memuji Clement, meskipun ada yang tetap menyindir.

8) Melakukan cherry picking terhadap fakta sehingga menjadi berat sebelah. Mereka hanya akan mengungkapkan atau menerima fakta yang menjelekkan lawannya/mendukungnya dan menyembunyikan atau menyangkal fakta yang menjelekkan mereka/mendukung lawannya.

9) Ketika diberikan informasi mengenai sifat-sifat partisan, ia dengan cepat mengasosiasikan hal tersebut kepada lawannya.

Dampak Buruk

Standar Ganda dan Politik Partisan memiliki dampak buruk pada proses berpolitik.

Standar ganda dan politik partisan ini pun menimbulkan dampak buruk dalam proses berpolitik, antara lain :
1) Melemahnya fungsi masyarakat sebagai alat kontrol kebijakan publik karena penilaian dilakukan lebih secara subjektif.
2) Peningkatan polarisasi dalam masyarakat.
3) Dukungan terhadap suatu kebijakan didasari oleh penilaian subjektif terhadap figur yang melaksanakan, bukan kelebihan-kekurangan dari kebijakan itu sendiri.
4) Memicu fenomena post-truth, yaitu saat argumen seseorang didasari oleh emosi dan apa yang hanya atau ingin dipercaya ketimbang fakta. Misalnya, seseorang yang tetap meyakini kalau satu hari terdiri atas 25 jam walaupun faktanya, satu hari terdiri atas 24 jam.


Demikian thread dari saya kali ini. Marilah berpartisipasi dalam politik dengan cara yang sehat. Bersikap kritis tanpa memandang kubu adalah cara yang baik agar tidak terseret dalam politik partisan. Terima kasih telah membaca thread ini dan semoga hari Anda menyenangkan.


Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV
Pengamatan langsung terhadap perilaku partisan/bigot terutama di berbagai situs web



sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
lieeAvatar border
liee dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.6K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan