Kaskus

Hobby

alexfernando88Avatar border
TS
alexfernando88
DAYAK ASLI INDRAMAYU


DAYAK ASLI INDRAMAYU

DAYAK ASLI INDRAMAYU

Hii GanSist balik lagi dengan saya @alexfernando88 kali ini dengan thread
"Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu" adalah sekelompok komunitas yang berada di wilayah Desa Krimun Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Konon kelompok komunitas ini mengklaim beranggotakan ratusan orang yang menyebar di berbagai daerah seperti Subang, Karawang, Cirebon serta Indramayu itu sendiri


DAYAK ASLI INDRAMAYU

melakukan penyelusuran lebih dekat dengan kelompok komunitas masyarakat yang di pimpin oleh seorang bernama Takmad. Meskipun, komunitas ini sudah viral di media elektronik, media sosial, media cetak, radio swasta dan tentu saja sudah dikenal disegala penjuru tanah air. Apa salahnya jika Ane melakukan pengkajian mendalam dan mengenal lebih dekat.

Kelompok masyarakat ini secara pormal tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), mereka juga sebenarnya tidak memiliki agama yang diakui oleh negara. Namun demikian bukan berarti mereka menentang terhadap pemerintah. Mereka pun masih tetap menjadi bagian dari NKRI.

Dalam kehidupan sehari – hari mereka juga sama seperti kita membaur dengan sesama kelompoknya dan juga berkelurga. Memiliki anak dan istri serta menjunjung tinggi adat dalam berkehidupan bermasyarakat. Akan tetapi adanya perbedaan dalam berpakaian sehari – hari, kelompok ini mengenakan hanya mengenakan celana pendek dan dilengkapi dengan perisai berupa tas yang di selendangkan pada bahu serta di atas kepalanya memakai ketu adat Dayak Hindu Budha Segandu.

DAYAK ASLI INDRAMAYU

Ki Takmad Diningrat itulah sosok pemimpin Dayak Hindu Budha Segandu Krimun Losarang Indramayu, sosok pemimpin yang arif dan bijaksana. Ia selalu mengajarkan kesabaran, berbuat baik sesama kepada komunitasnya. Namun Ki Takmad Diningrat tidak terlalu banyak menceritakan perjalanan terkait Dayak Hindu Budha Segandu.

DAYAK ASLI INDRAMAYU


Ki Takmad Diningrat dalam ajarannya banyak menimbulkan kontrofersi, namun lambat lain ajaran Ki Takmad Diningrat tidak pernah diperdebatkan lagi. Keberadaan masyarakat Dayak Hindu Budha Segandu ramah dan bersahabat.


DAYAK ASLI INDRAMAYU

Sebagai kelompok yang mengkalim terlepas dari agama manapun, maka komunitas Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu ini didalamnya juga memiliki ritual-ritualnya sendiri.

Ritual-ritual ini diciptakan langsung oleh pemimpin kumunitas ini, adapun pelaksanaan ritual dalam kelompok ini diadakan pada hari jumat keliwon dalam tiap bulannya. Ritual yang dijalankan pada setiap malam jumat kliwon, bertempat di Pendopo Nyi Ratu Kembar.

Beberapa puluh orang laki-laki bertelanjang dada dan bercelana pendek putih-hitam, duduk mengelilingi kolam kecil di dalam Pendopo. Sementara itu kaum perempuan duduk berselonjor di luar Pendopo. Ritual diawali dengan melatunkan Kidung Alas Turi Dan Pujian Alam secara bersama-sama.

DAYAK ASLI INDRAMAYU

Salah satu bait dari Pujian Alam tersebut berbunyi sebagai berikut:
“Ana kita ana sira, wijile kita cukule sira jumlae ana pira, ana lima, Ana ne ning awale sira, Robahna ya rohbana, Robahna ya rohbana, Robahna batin kita Ning dunya sabarana Benerana, jujurana nerimana, uripana, warasana, cukulana, openana, bagusana”

Artinya: "Ada saya ada kamu, bijinya saya tumbuhnya kamu, jumlahnya ada berapa, Jumlahnya ada lima. Adanya di awal kamu, ubahlah ya ubahlah, ubahlah batin kami. Di dunia sabarkan, benarkan, jujurkan, pasrahkan, hidupkan, sembuhkan, tumbuhkan, rawatkan, dan baikkan".



Bacaan-bacaan diatas merupakan ritual yang selalu Komunitas ini panjatkan setiap malam jumat kliwon, bacaan tersebut menggunakan bahasa Indramayu ,yang mana merupakan karangan dari filosofi pengalaman hidup seorang kepala sukunya yaitu Takmad Diningrat.

Melantunkan kidung dan pujian alam adalah kegiatan ritual mereka yang dilakukan oleh setiap anggota kelompok ini sehari-hari. Kegiatan secara masal hanya dilakukan pada setiap malam jumat kliwon.

Selesai melantunkan kidung dan pujian alam, pemimpin kelompok, Takmad Diningrat, Medar (menceritakan) pewayangan, tentang kisah Pendawa lima dan guru spritual meraka, Semar. Usai paparan wayang, Takmad memberikan petuah-petuah kepada para pengikutnya. Paparan wayang dan petuah ini berlangsung hingga tengah malam.


Usai itu, para lelaki menuju ke sungai yang terletak di belakang benteng Padepokan. Di sungai dangkal itu mereka berendam dalam posisi terlentang, yang muncul hanya mukanya saja. Mereka berendam hingga matahari terbit. Ritual berendam tersebut disebut kungkum.

DAYAK ASLI INDRAMAYU

Siang harinya, di saat matahari sedang terik, mereka berjemur diri yang berlangsung mulai dari sekitar jam 9 pagi sampai tengah hari, ritual berjemur ini disebut pepe.


DAYAK ASLI INDRAMAYU

Setiap kebudayaan atau komunitas pasti memiliki ciri khas dan adat istiadat masing - masing,baik dari cara mereka berpakaian, rumah adat dan ritual-ritual yang dijalakan, seperti halnya komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu pun memiliki ritual yang dijelaskan diatas yaitu Ritual Kungkum (Rendam) dan Pepe (Berjemur), mereka melakukan ritual seperti itu dengan ada tujuan dan fungsinya.

Laku Kungkum atau ritual rendam berfungsi sebagai menahan rasa sabar dari rasa dingin yang menusuk dimalam hari,

Laku Pepe atau ritual berjemur berfungsi untuk belajar rasa sabar dari rasa panasnya terik matahari disiang hari.

Ritual-ritual pada dasarnya adalah sebagai upaya mereka menyatukan diri dengan alam, serta cara mereka melatih kesabaran. Semua ini dilakukan tanpa ada paksaan. Bagi yang mampu silakan melakukannya, tapi bagi yang tidak mampu, tidak perlu melakukan, atau lakukan semaunya saja.

Sementara itu, dayak berasal dari kata ayak atau ngayak yang dalam bahasa Dermayon berarti menyaring atau memilih. Makna kata dayak di sini adalah memilih mana yang benar dan mana yang salah. Sementara bumi berarti wujud dan segandu bermakna sekujur badan. Jadi, makna utuh dari bumi segandu adalah kekuatan hidup.

Mereka tak menganut agama tertentu. Inti ajaran yang dipercaya dan dirawat Suku Dayak Bumi Segandu dari leluhur mereka adalah kedekatan dengan alam semesta. Dan, rasa yang dimiliki manusia.

”Jadi, kami ngaji alam,” ujarnya.

Wardi menceritakan, berdasar cerita yang diyakininya, ajaran tersebut sempat surut setelah masuknya agama-agama dari luar. Tapi, pada akhir 1960-an, seorang pemuda asli Indramayu bernama Paheran Takmad Diningrat berupaya melestarikan kembali ajaran itu.


Ngaji alam berarti mengaji rasa. Sebagaimana filosofi kata dayak, kelompok tersebut diajari untuk bisa mengayak atau memilih mana yang benar dan mana yang salah. ”Kalau kami mengambil barang orang lain apa menimbulkan rasa senang? Kalau tidak, berarti itu salah,” terangnya mencontohkan.


Berbekal ngaji alam itu pula, Suku Dayak Bumi Segandu mengamalkan nilai-nilai ajaran mereka. Soal makanan, misalnya, kelompok tersebut tidak pernah memakan makanan yang berbahan dasar makhluk yang bernyawa. Setiap hari mereka menjadi seorang vegetarian. Untuk makanan dasar, mereka biasa mengonsumsi nasi, kentang, dan berbagai umbi-umbian lain.

Sementara untuk lauk, mereka terbiasa makan berbagai jenis sayur-sayuran maupun makanan olahan yang berbahan dasar tumbuhan. Seperti tempe, tahu, ataupun perkedel. Kalau ingin variasi, bisa juga memasak tumis yang diolah hanya dengan bumbu garam atau gula.


Berdasar ngaji alam yang mereka rasakan, Suku Dayak Bumi Segandu meyakini, hewan memiliki rasa sakit saat dibunuh untuk dikonsumsi. ”Kasihan kalau dibunuh,” tutur Wardi.

DAYAK ASLI INDRAMAYU

DAYAK ASLI INDRAMAYU

#WongReang

emoticon-Nyepi

DAYAK ASLI INDRAMAYU




Diubah oleh alexfernando88 29-01-2020 08:13
tn0179077Avatar border
adamfernandoAvatar border
081289544443Avatar border
081289544443 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.9K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan