Kehamilan adalah hal yang sangat di tunggu-tunggu bagi sang ibu, berapa banyak orang yang sudah menikah tapi susah untuk mempunyai keturunan. Sudah berobat sana sini pun belum di kasih si jabang bayi, hingga terkadang rela membuat program bayi tabung.

Tapi di sisi lain ada kehidupan yang membuat kita geleng-geleng kepala, dari anak sekolah, kuliah, hingga mereka yang sudah bekerja tanpa menikah mereka sukses hamil. Yang terjadi selanjutnya sudah pasti meminta pertanggung jawaban si lelaki yang sering colok sana colok sini hingga masuk angin sembilan bulan.



Kalau lelakinya minggat biasanya sang anak sukses berada di pinggir kali, tong sampah, di dalam jamban bahkan yang beruntung di titipkan di panti asuhan. Namun hanya sedikit yang selamat rata-rata nafas sang bayi sudah berhenti, bisa saja malaikat pencabut nyawa kasihan melihat si bayi menderita kedinginan di luar.

Tapi beberapa ada juga yang mau bertanggung jawab, disebut dengan sebutan Married By Accident alias hamil di luar nikah. Nah kalau sudah begini siapa yang rugi? Tentu saja kedua pihak keluarga bahkan rasa malunya itu loh sampai ke ubun-ubun. Namun yang lebih berasa adalah di pihak wanita, tak jarang si lelaki biasanya masih muda untuk menafkahi istrinya saja tidak bisa, maklum semua dana masih minta sama orang tua.



Maka yang terjadi perceraian dini, duh kaya judul film jadul ya? Disini kita lihat sebenarnya kenapa mereka berbuat hal seperti itu? Sudah pasti edukasi internet yang salah, dan juga pergaulan yang tanpa batas membuat hal itu sering terjadi.

Apalagi papih sibuk di luar meeting hingga berminggu-minggu, mamih sibuk ke salon dan eksis di medsos. Anak hanya di besarkan oleh pengasuh, maka nilai-nilai norma adat dan juga moral pun tergantung lingkungan. Kalau lingkungan itu buruk mereka pun akan terkontaminasi pergaulan bebas.

MBA terjadi bisa pada siapa saja, tak perduli orang tua, muda bahkan mereka kaya atau susah. Selama tak ada kontrol dari lingkungan terhadap pergaulan mereka, maka kasus-kasus seperti ini akan banyak beredar. Tapi saya tak ingin memberikan wejangan karena para pembaca sudah dewasa, dan tahu konsekuensi dari sebuah perbuatan.



Namun hanya ingin tahu apakah MBA di daerah gan-sist adalah hal yang tabu atau sudah biasa terjadi? Ketika terbiasa maka kasus-kasus seperti ini tak akan membuat kaget apalagi dianggap sampah masyarakat.

Kalau masih dianggap tabu, maka celoteh-celoteh nakal para tetangga akan membuat kuping panas. Untuk itu tahan diri dan nafsu, jangan sampai nikmat lima menit ambyar kemudian.

Monggo lur comentnya, saya c4punk see u next thread