Gelas Darah
Di sebuah desa terdapat sebuah rumah yang sangat angker, rumah itu sudah lama tidak di tinggali oleh orang. Cerita dari mulut ke mulut mengatakan bahwa rumah itu angker gara-gara pemilik rumah di bunuh.
Di desa itu, hiduplah tiga anak yang sangat bandel, sebut saya mereka Budi, Jujun dan Eko. Di sore hari, mereka memasuki rumah angker itu dengan membawa sebuah senter kecil untuk menerangi mereka masuk ke dalam rumah itu. Saat mereka menyusuri, terdapat sebuah kamar yang berantakan dan banyak bercak darah berceceran dilantai yang sudah mengering. Karena Jujun yang anaknya sering usil, dia membuka lemari tua itu. Suara teriakan Jujun membuat Budi dan Eko menghampirinya seketika mereka teriak histeri karena melihat usus dan organ dalam yang sudah membusuk hingga ada yang sudah mulai mengering. Di dekat organ itu, terdapat segelas darah yang masih cair, Jujun membawa gelas darah itu tanpa sepengetahui Budi dan Eko, sepulang dari rumah angker itu, Jujun tiba-tiba kejang-kejang. Orang tuanya Jujun menangis hingga warga berkumpul dirumahnya, sesepuh(orang pintar di desa) menyuruh orang tua Jujun untuk mengembalikan gelas darah itu yang di sembunyikan Jujun di bawah kolong tempat tidurnya. Semua orang kebingungan dengan perkataan sesepuh. Setelah gelas darah itu dikembalikan orang tua Jujun di temani sebagian warga desa. Jujun mulai tersadar dan menceritakan kejadian yang dia lakukan sore tadi. Sesepuh mengatakan bahwa jika gelas darah itu tidak di kembalikan maka nyawa pengambilnya akan menjadi taruhannya.