- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
"Anies" berpengaruh, tapi masyarakat pilih kebijakan normalisasi Ahok


TS
badfilename
"Anies" berpengaruh, tapi masyarakat pilih kebijakan normalisasi Ahok

Quote:
Peneliti dari lembaga survei Populi Center Jefri Ardiansyah mengatakan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempengaruhi pilihan masyarakat dalam survei kebijakan penanggulangan banjir Ibu Kota.
Dalam survei itu ditanyakan program penanggulangan banjir yang tepat untuk Jakarta. Apakah normalisasi era Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau naturalisasi di era Anies.
"Hasilnya, sebanyak 52 persen responden menilai kebijakan naturalisasi era Anies lebih baik ketimbang normalisasi era Ahok yang hanya dipilih 37 persen," kata Jefri di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020.
Namun, Jefri mengatakan, saat responden diberikan pertanyaan kontrol atau penjelasan konsep normalisasi dan naturalisasi tanpa mencantumkan nama Ahok dan Anies, responden justru lebih banyak yang menganggap penjelasan dari konsep normalisasi lebih baik ketimbang naturalisasi.
"Perbandingan pemilih normalisasi Ahok sebanyak 50,7 persen, jika berbanding naturalisasi Anies sebanyak 35,7 persen. Sisanya tidak menjawab," kata Jefri.
Adapun pertanyaan dari penjelasan konsep normalisasi yang diberikan kepada responden yakni "Melakukan pelebaran sungai dan betonisasi dengan penggusuran lebih rendah".
Sedangkan pertanyaan dari penjelasan konsep naturalisasi yakni "Melakukan pelebaran sungai dan penanaman pohon dengan risiko penggusuran lebih tinggi."
"Kami gunakan itu karena ada indikasi kelekatan nama gubernur mempengaruhi sikap mereka, sehingga di kuesionernya kita lekatkan nama Anies," ujar dia.
Menurut Jefri, ketika ada nama Anies, orang akan pilih program Anies, tapi ketika nama gubernur dihilangkan dengan esensi pertanyaan yang sama, ternyata masyarakat lebih memilih program normalisasi Ahok. "Karena praktis jumlah lahan yang digusur lebih sedikit dan tidak mengancam masyarakat yang tinggal di sekitar sungai," ujar dia.
Menurut Jefri, ada indikasi bahwa apa pun program yang diluncurkan, asalkan ada nama Anies maka akan dinilai baik. "Ini kan contoh buruk dalam kebijakan publik, bahwa memang ada persoalan populisme yang membuat persoalan saat ini tidak efektif," ujar Jefri.
Survei yang digelar Populi Center ini menggunakan metode eksperimental. Adapun pelaksanaannya dilakukan pada September hingga Oktober 2019 dengan total responden 300 orang.
Responden ditanyakan program apa yang tepat untuk tangani banjir di Jakarta, apakah melalui normalisasi Ahok atau naturalisasi program Anies.
Berdasar hasil survei tersebut, Jefri tak memungkiri hingga saat ini masih ada polarisasi yang berlangsung di kalangan masyarakat.
Dalam survei itu ditanyakan program penanggulangan banjir yang tepat untuk Jakarta. Apakah normalisasi era Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau naturalisasi di era Anies.
"Hasilnya, sebanyak 52 persen responden menilai kebijakan naturalisasi era Anies lebih baik ketimbang normalisasi era Ahok yang hanya dipilih 37 persen," kata Jefri di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020.
Namun, Jefri mengatakan, saat responden diberikan pertanyaan kontrol atau penjelasan konsep normalisasi dan naturalisasi tanpa mencantumkan nama Ahok dan Anies, responden justru lebih banyak yang menganggap penjelasan dari konsep normalisasi lebih baik ketimbang naturalisasi.
"Perbandingan pemilih normalisasi Ahok sebanyak 50,7 persen, jika berbanding naturalisasi Anies sebanyak 35,7 persen. Sisanya tidak menjawab," kata Jefri.
Adapun pertanyaan dari penjelasan konsep normalisasi yang diberikan kepada responden yakni "Melakukan pelebaran sungai dan betonisasi dengan penggusuran lebih rendah".
Sedangkan pertanyaan dari penjelasan konsep naturalisasi yakni "Melakukan pelebaran sungai dan penanaman pohon dengan risiko penggusuran lebih tinggi."
"Kami gunakan itu karena ada indikasi kelekatan nama gubernur mempengaruhi sikap mereka, sehingga di kuesionernya kita lekatkan nama Anies," ujar dia.
Menurut Jefri, ketika ada nama Anies, orang akan pilih program Anies, tapi ketika nama gubernur dihilangkan dengan esensi pertanyaan yang sama, ternyata masyarakat lebih memilih program normalisasi Ahok. "Karena praktis jumlah lahan yang digusur lebih sedikit dan tidak mengancam masyarakat yang tinggal di sekitar sungai," ujar dia.
Menurut Jefri, ada indikasi bahwa apa pun program yang diluncurkan, asalkan ada nama Anies maka akan dinilai baik. "Ini kan contoh buruk dalam kebijakan publik, bahwa memang ada persoalan populisme yang membuat persoalan saat ini tidak efektif," ujar Jefri.
Survei yang digelar Populi Center ini menggunakan metode eksperimental. Adapun pelaksanaannya dilakukan pada September hingga Oktober 2019 dengan total responden 300 orang.
Responden ditanyakan program apa yang tepat untuk tangani banjir di Jakarta, apakah melalui normalisasi Ahok atau naturalisasi program Anies.
Berdasar hasil survei tersebut, Jefri tak memungkiri hingga saat ini masih ada polarisasi yang berlangsung di kalangan masyarakat.
Survei
asal dikemas nama anies pasti terasa manies







4iinch dan 9 lainnya memberi reputasi
8
2.9K
Kutip
58
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan