Menjadi remaja diawal era milenium dengan keadaan yang hampir cukup (baca as pasan yha)dengan keinginan yang menggunung alias banyak maunya,mau ini mau itu harus menghitung hitung benar kemampuan dan keinginan (karena keyakinan saja ngga cukup ternyata). Pada akhirnya harus direlakkan banyak keinginan yang harus diparkirkan dulu.

Salah satunya tentang wanita impian, suatu ketika ditahun 2008 aku bertemu dengan wanita yang dari kriteria wanita idaman lumayan buat mabuk dan berhasil membuang buang waktuku untuk melamun membayangkan (ciiaa ciaaa) dia, dan insting laki lakiku juga berkata seenggak enggaknya sedikit dikitnya dia merasakan.

Waktu itu aku baru mencoba merangkai mimpi tentang masa depan indah walaupun dengan keadaan hampir cukup seperti yang ku tuliskan diawal dengan kuliah sambil kerja sebagai cleaning service di salah satu kantor cabang lembaga negara dan dia kalo ngga salah kelas 1 atau 2 SMA.

Dan ternyata tidak seindah yang terfikirkan banyak sekali tentangan tentangan dan yang paling tidak
mengenakkan tentangan itu bukan hanya datang dari keluarganya dia namun juga datang dari keluargaku sendiri terutama dari kakekku sendiri dengan alasan yang sangat super klasik hanya tentang 2 hal yaitu keadaanku yang hampir cukup itu dan sekolah.

Kalau soal sekolah sih aku masih
bisa pahami tapi saat orang membicarakan keadaanku yang hampir cukup itu membuat kepalaku pusing. Oh iya membicarakan sikaapnya dia juga masih sosok wanita yang polos (manut dengan keadaan artikan sendiri yha) dan malu malu kucing (kalo yang ini sih masih berdasarkan insting laki
lakiku), dengan perpaduan keadaan itu akhirnya aku putuskan untuk parkirkan dulu keinginan hati untuk mendapatkan dia waktu itu sampai aku bisa mengupgrade keadaanku dari yang hampir cukup itu menjadi cukup atau setidaknya setelah habis masa kuliahku dan sisi pekerjaan mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik, dengan kata lain aku menyerah dulu untuk dapat memenangkan pertarungan nanti.

Waktu berlalu akhirnya kuliahku hampir selesai dalam hati satu titik sudah terlewati namun ternyata ada masalah baru lagi masalah yanng kubuat sendiri aku sudah menghamili wanita dan dia
bukan wanita diatas. Atas dasar tanggung jawab sebagai laki laki aku pun menikahi seorang wanita
itu ternyata jalan hidup semakin menjauhkan aku dari dia yang menjadi motivasiku menyelesaikan masa kuliah.

Di pernikahanku mataku berkeliling mencari keberadaannya dan ternyata TIDAK ADA entah apa tujuanku mencoba mencari keberadaanya pada saat itu entahlah...