- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dunia Semakin Gila


TS
muthialaqilah
Dunia Semakin Gila
Sebuah Tulisan Sederhana untuk Tuhan

Dear, Tuhan.
Dunia yang Kau ciptakan begitu indah. Sungguh. Dunia ini begitu luas, penuh dengan kekayaan alam dan langit biru sebagai atap pelindung. Dunia yang Kau jaga sangatlah menyenangkan. Dimana setiap tempat bisa menjadi suatu objek pemotretan, dimana tanaman tumbuh subur di tanah yang Kau kehendaki, dan dimana manusia-manusia saling bertukar pikiran juga pendapat untuk menentukan sebuah penyelesaian masalah.
Tuhanku, lingkungan disekitarku begitu nyaman untuk dipandang. Tak ada pembuangan yang berbau tak sedap, tak ada keributan dan pertarungan, ataupun polusi yang membahayakan.
Kami disini hidup dengan sehat, tenang, damai, kerasan dan aman.
Oksigen dan pepohonan masih membantu kami untuk bertahan hidup.
Hewan-hewan ternak mengorbankan nyawa mereka untuk menjadi pangan kami. Orang-orang berlalu lalang dan saling menyapa, saling memberi kesan baik dan beramah tamah.
Eksistensi pendidikan dan ilmu pengetahuan begitu berkembang pesat. Semakin hari, teknologi semakin hebat. Hubungan sosial sudah sangat terikat. Dan peraturan politik tak menghadiri insan-insan bejat.
Langit masih biru.
Kesibukan manusia masih sama.
Tidur, bangun, bekerja, lelah, tidur.
Menunggu masa tua di atas kursi rotan. Menikmati secangkir teh hangat sembari menatap jendela luar yang menampakkan hamparan rerumputan hijau yang sejuk.
Anak-anak bermain, bercerita, beriang gembira. Tak ada duka, nestapa, sengsara dan derita.
Penjajahan dan perang dunia telah usai sejak lama. Dan inilah kehidupan yang baru. Bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam kemajuan negara dan kehidupan masyarakatnya. Itu bagus. Saling memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki. Saling melengkapi apa yang harus dilengkapi. Dan saling melindungi, membela dan berkorban untuk mereka yang pantas dipedulikan.
Tuhanku Yang Maha Baik.
Aku senang menuliskan sejuta impianku di masa depan. Begitu pun teman-teman sebayaku. Kata mereka, profesi yang bermanfaat adalah menjadi dokter, menyembuhkan tetangga-tetangga yang tengah sakit. Menjadi guru, untuk memberikan ilmu yang akan menjadi bekal kemanapun para muridnya pergi. Menjadi arsitek, membangun tempat tinggal berdekorasi yang pantas dipandang. Menjadi seorang penulis, menghasilkan buku berkesan dan imajinatif. Menjadi seorang reporter, mengabarkan dan memberitahu kejadian terkini yang tengah terjadi.
Indah, ya, Tuhanku.
Kemarin indah sekali.
Dan apa yang terjadi hari ini?
Orang-orang yang saling sapa itu kini saling membunuh. Terprovokasi sedikit, nyawa lain habis. Dinasehati satu kalimat, tak terima dan malu mengahasilkan dendam terpendam. Diserang satu cubitan, satu pasukan bersenjata menyerang.
Ada apa ini, Tuhanku?
Sumber pernafasan kami kian menipis. Hutan kami hampir habis. Ditebang sedemikian rupa, bahkan terbakar dan memusnahkan habitat satwa. Hewan tak bersalah kembali mencari rumah. Tanaman bergoyang ke kanan dan ke kiri merasakan panas. Jika memiliki pita suara, mereka ingin berteriak. Seandainya mereka dapat berlari, mereka akan berlari. Koalaku yang manis, kangguruku yang tak sadis.
Inikah kondisi sekarang, Tuhanku?
Ancaman-ancaman penyerangan merebak tak meminta ampun. Katanya, perang dunia ketiga akan terjadi tahun ini. Tuhanku, tolong bantu kami untuk menahan kepunahan dan kehancuran selanjutnya. Aku sudah menyampaikan janjiku kepada tahun 2020 untuk berdamai dengan diriku sendiri. Berdamai dengan masalahku. Berdamai dengan emosiku. Berdamai dengan kehidupanku.
Kebahagiaan bukan tentang uang, Tuhanku.
Membeli manusia, menyamakan mereka seperti perabotan rumah yang dipakai lalu dibuang sembarangan. Menjual organ tubuh tanpa persetujuan pihak yang bersangkutan. Menyimpan buah hati dimana saja, berharap ada orang lain yang lebih pantas untuk mengadopsinya. Akankah ketenangan didapatkan setelah orang-orang berhenti saling mencaci maki dan membully? Akankah televisi memberikan kami sebuah kemenangan abadi, bukan kriminalitas dan perebutan kekuasaan yang terjadi tidak hanya sekali dalam sehari?
Beratus-ratus orang merasa sendiri. Kemudian bunuh diri. Keluarga pun merasa sepi. Teman-teman kehilangan yang dimiliki. Mereka pun bertanya siapa yang patut disesali?
Jawabannya, karena tak ada yang tersadar dan sepenuhnya mengerti.
Dan,
Sosial media menjadi tolak ukur segalanya. Individu berkrompomi mengenai hartanya, ketika postingan dikendalikan oleh kecantikan, rekreasi dan kuliner. Tak sedikit pula yang kaya untuk karya, menebarkan kebajikan dan kebaikan, bersama kisah cinta yang puitis. Tapi tak sedikit pula, menjadikan akun personal menjadi sumber fitnah, gosip dunia hiburan, dan sensasi negatif.
Yang dibela yang rupawan.
Bukan yang dermawan.
Yang dicintai yang memamerkan.
Bukan yang menyembunyikan.
Gila.
Alam memprotes.
Manusia ikut menyalahkan.
Entah menyalahkan siapa.
Tapi siapa yang patut disalahkan?
Entahlah.
Takdir-Mu akan selalu berharga.
Kami tahu itu.
Ibadah.
Harus.
Meminta ampunan.
Wajib.
Manusia?
Melalaikan.
Ketika Tuhan tak lagi menjadi tujuan.
Dunia menjadi tumpuan. Hawa nafsu terus menjadi tempat peristirahatan.
Langit kian gelap.
Udara menjadi sesak.
Pandangan melebur.
Awanku kembali mendung.
Mati bisa kapan pun, benar-benar kapan pun.
Kehancuran ada di mana-mana.
Tak peduli kepada siapa, dari siapa.
Pelecehan dan kekerasan adalah budaya baru.
Bisakah kita berhenti seperti ini?
Di samping sebuah suara penyeru pembelaan dianggap tak waras.
Untuk apa semua demo ini?
Ketika tak satu orang pun peduli.
Duniaku hampir hancur.
Duniaku yang surgawi menjadi duniawi.
Tuhanku, tolong bantu kami. Perbaiki kembali bumi kami. Buatlah planet kami tetap muda. Sampaikanlah harapan kami atas cita-cita kami. Salamku kepada para penghuni surga, yang mungkin murka kepada kami semua. Bukan dunia yang hancur. Kami yang menghancurkannya. Tetaplah menenangkan gunung dna lautan, agar menahan amarah mereka kepada kami. Bencana sudah tak lagi jarang. Perselisihan menjadi makanan.
Akankah hari esok masih ada?
Akankah aku masih hadir disini?
Akankah tahun ini menjadi kemenanganku atas impianku?
Dear, dunia.
Bisakah kau membantuku untuk tidak cemas, dan memberikan berita bahagia kepada kami semua?
Dan...
Bisakah Tuhanmu memberikan kami satu kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya?
Diubah oleh muthialaqilah 16-01-2020 09:01






devidlm09 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
674
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan